Chapter 18

101 13 3
                                    

Sandra terbangun dari pingsannya. Dirinya begitu kaget dan panik ketika melihat sekitar ruangan asing. Ruangan itu terisi barang-barang lama dan seperti gudang.

"Gue dimana???" mata Sandra berkaca-kaca dan melihat kesekitar. Dia berada digudang!

"Astagfirulah, kenapa bisa disini?" Sandra memegang kepalanya dan masih terasa sedikit pusing.

Sandra mengambil Hp nya dan mencoba membuka Google Maps. Betapa shock nya dia sekarang berada di Bandung!
Sandra tergeletak dilantai sembari menahan nangisnya. Seingat dia, tadi diberi botol minuman dari Fani dan dia.... Dia lupa. Aha! Dia pingsan. Ya, Sandra pingsan lalu dia lupa habis itu gimana.

Waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 sore. Sandra masih duduk di pojokkan tembok. Dia berpikir, siapa yang bawa dia kesini. Dia menelpon Rafa dan sialan! Disini tidak ada sinyal sama sekali!

Sandra benar-benar panik sembari mengetuk-ngetukkan Hp nya di dagunya.

Tiba-tiba ada seseorang membuka pintu ruangan Sandra. Mata Sandra terbelalak ketika melihat cowok yang sangat ingin mendapatkan dirinya. Joe.

"Joe, lo kenapa culik gue kesini? Gue mohon balikin gue ke Jakarta lagi!" Sandra memohon dan dia tidak bisa menahan air matanya. Disaat itupun Sandra menangis di depan Joe.

"Tuan putri sudah bangun rupanya." Joe tersenyum sinis.

"Jangan main-main Joe gue serius!" Sandra menatap tajam Joe.

"Pengen tau aja, seberapa setianya Rafa sama lo" Joe berkacak pinggang

Sandra memutarkan bola matanya kesal. Dan mengahapus air matanya.

"Mau lo apa lagi Joe?... Gue capek. Masih banyak urusan yang harus gue urus dibanding mikirin kejahatan lo kayak gini!" Sandra berdiri dengan kuat.

"Berapa kali sih gua bilang? Gua cinta sama lo San. Gua mau lo jadi kekasih gua" Joe menggigit bibir atas dan mengusap wajah kasar

"Gue gak bisa Joe. Gue gak cinta sama lo. Sekarang gue udah punya Rafa. Dia bisa menjaga gue dengan baik. Dan dengan cara lo kayak gini, gue bener-bener benci banget sama lo" Sandra menatap Joe

"Lo harus percaya gua San. Rafa deketin lo cuma mau balikan lagi Anna. Percaya deh" Joe tersenyum sinis dan mengelus dagunya

DEG.

"Gausah boong gitu Joe. Gue tetep gak percaya sama lo!" Sandra melempar kardus di belakangnya.

"Hmm itu terserah lo. Udah gih sana nikmatin dulu ruangan ini" Joe pergi dan menutup pintu ruangan secara kasar.

"JOEEEE!!!! BUKAIN! BANGSAT LO!" Sandra berlari ke pintu tapi, keburu pintu itu di tutup. Sandra menangis lagi dan mengacak-ngacak rambut nya sendiri dan duduk di belakang pintu.

"Mamaa, Papaaah, Kak Gilanggggg, Rafaaaa...." Sandra menangis keras.

"Tolongin Sandraaaa...."

∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆

Rafa datang kerumah Sandra.

*Tok* *tok *tok*

Rafa mengetuk pintu rumah Sandra.

Bi Minah membukakan pintu Rafa.

"Eh Den Rafa, ada apa dateng kesini?" Tanya Bi Minah

"Hmm, ada Sandra gak Bi?" Tanya Rafa

"Ada siapa Bi?" Mama nya Sandra nongol di balik bi Minah

"Assamualaikum Tante." Rafa mencium tangan Tante Farah

"Waalaikumsallam Rafa, masuk dulu yuk" Rafa pun mengangguk dan masuk kedalam rumah Sandra. Bi Minah pergi.

"Ada Sandra nya Tan?" Tanya Rafa

"Loh kan dia lagi pergi ke Bandung" jawab Tante Farah

"Hah? Ke Bandung, sama siapa?" Rafa pun bingung

"Sama temen-temen cewek nya Raf, tadi dia sms Tante"

"Ohh, yaudah Tan aku mau pulang dulu ya" Rafa berdiri

"Iya, Hati-hati Nak" Rafa berhenti langkahnya "Tante dapet salam dari Mamaku" Rafa tersenyum

"Salam kembali ya Nak" balas Tante Farah

"Siap Tante"

Rafa memasuki mobilnya dan menancap gas. Dia masih berpikir-pikir Sandra ke Bandung, kenapa dia ga kabarin dirinya?
Dia meraih Hp nya dan menelpon Sandra. Tidak aktif. Akhirnya dia menelpon Alexa sahabat dekat Sandra.

"Halo, Al lo dimana?" Tanya Rafa

"Gue dirumah, kenapa?"

"Lah lo gak ke Bandung sama Sandra?"

"Ke Bandung apaan? Gue dirumah. Temen-temen juga pada dirumah Raf"

Rafa membelokkan setirnya memakai tangan kanan.

"Seriusan Al? Sandra kemana? Tadi kata emaknya dia pergi ke Bandung sama temen-temen ceweknya. Temen ceweknya lo ber-empat doang kan yang paling deket"

"Iya Raf. Jangan-jangan Sandra... Diculik?" Alexa agak gagap

Rafa berpikir sejenak.

"Yaudah kita ngumpul ditempat biasa ajakin yang lain, buruan!"

"Iya Mas ampun" Alexa mematikan telponnya.

Rafa berdecak dan menaruh Hpnya di dekat setir.

Memasuki area tol. Tanpa basa-basi dia langsung mengegas mobilnya sangat kencang.

Dia gak peduli ada mobil laij di sekitarnya. Tujuannya hanyalah sampe sana.

The Race [STOPPED PERMANENTLY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang