Terdengar suara bel berbunyi.
"Iya sebentar," kata Mawar yang sedang tidur terganggu dengan suara bel.
"Kak Denish? Kenapa cepat banget datangnya sih kak." Mawar cemberut melihat Denish yang ternyata mengganggu tidurnya."Ha?! Cepat, kamu gak salah ngomong kan. Malah sepertinya aku telat lima belas menit dari perjanjian kamu sama Mama." Mawar langsung menoleh kedalam apartemen dan mencari jam dindingnya.
"WHAT?" Mawar malu karena ternyata dia salah "Ehm...maaf kak aku ketiduran." Mawar memaki dirinya sendiri yang sudah bangun setelah bersih-bersih apartemen dan mandi tadi dia melanjutkan tidurnya.
"Kak aku siap-siap dulu ya, kakak tunggu didalam saja."
Denish melangkah masuk ke apartemen Mawar. Dia takjub melihat ruangan tersebut sangat indah,mewah, dan ya elegan. Semua tertata dengan rapi.
"Kamu tinggal sendiri ?""Kadang-kadang sih."
"Ouh," Denish menjawab dengan rasa penasaran.
"Kadang-kadang? Apa dia memiliki kekasih?"
"Duduk kak, mau minum apa?"
"Apa kamu memasak hari ini? Aku lapar sekali, aku baru selesai rapat dan langsung menjemputmu karena Ibuku sudah menanyakanmu."
"Ouh iya kak, kebetulan tadi aku masak tapi hanya makanan sederhana saja."
"Benarkah? Baiklah kamu bersiap saja, aku akan mengambil makan ku sendiri, tidak perlu kamu siapkan. Cukup tunjukan dimana dapurnya agar kita menghemat waktu dan ibuku tidak mengomel juga. Bagaimana ?"
"Baiklah kak kalau begitu, sebelah sana dapurnya. Semua sudah tertata di atas meja makan," ucap Mawar.
Sementara Mawar bersiap Denish memakan dengan lahap masakan Mawar. Ini enak sekali pikirnya, hanya tempe tahu goreng, sambal terasi dan ayam bakar. Lalu ada timun beberapa potong. Dia ternyata pintar sekali memasak, ujar Denish dalam hati lalu Denish melonggarkan dasinya yang masih terpasang dikemeja.
Mawar selesai mandi. Selesai memakai lotion, deodorant, minyak kayu putih diperut dan kupingnya. Lalu menyemprotkan parfum andalannya. Dia menuju lemari untuk mengambil jumpsuit berwarna hitam, jumpsuit tanpa lengan dengan kerah berbentu V serta bagian celananya panjang dan longgar.
Dia menyisir rambutnya yang panjang dan ikal tersebut membiarkannya tak terikat. Hanya memasang pita hitam kecil berbentuk simpul tali disalah satu rambutnya.
Mawar mengambil salah satu flat shoes yang cocok dengan bajunya tak lupa tas kecil untuk dia bawa. Mawar sudah siap dan berjalan untuk membuka pintu kamarnya."Kak denish sedang apa ?" pertanyaan Mawar mengejutkan Denish dan dia langsung membalikan tubuhnya menghadap orang yang mengejutkannya.
Denish kembali terpana melihat Mawar yang begitu cantik. Mata mereka saling berpandangan. Perlahan Denish memajukan wajahnya semakin dekat dengan Mawar, dia berbisik ditelinga Mawar dengan sangat lembut "Really you always beautifull ." Setelah mengucapkan kata itu Denish menarik tangan Mawar yang masih terkejut dengan apa yang barusan terjadi.Setelah menetralkan degup jantungnya Mawar menjauhkan tubuh Denis darinya "Jangan suka seperti ini kepadaku kak. Ak- aku terganggu," ucap Mawar dan tentu saja Denis sedikit kecewa.
...
Denish dan Mawar saat ini sudah berada di dalam mobil . Mereka berdua hanya diam, sesekali Denish melihat Mawar yang sepertinya sedang asik melihat pemandangan diluar.
"Kamu kerja dimana?" Denish memulai pendekatannya .
"Aku kerja disalah satu hotel dikota ini kak."
"Oh ya ? Sebagai apa."
"Staff HRD kak."
"Pekerjaan kamu bagus Mawar. Sudah berapa lama kamu kerja disana?"
"Baru dua tahun kak." Mawar menjawab seadanya saja tanpa menoleh ke Denish.
Denish yang dari tadi bertanya akhirnya sekarang merasa kalau dirinya tidak mendapat tanggapan yang positif dari Mawar, dia bertanya dalam hati apa mungkin Mawar tidak menyukainya, atau Mawar memiliki kekasih? tapi sepertinya tidak mungkin, kalau dia memiliki kekasih pasti saat datang ke pesta ulang tahun wanita ini sudah membawa pacarnya.
"Akhirnya sampai juga kamu Denish, mama sudah tunggu dari tadi."
"Iya Ma, aku rapatnya lama tadi. Tidak seperti perkiraanku sebelumnya."
"Hai tante," sapa Mawar kepada Mama Denish yang tengah duduk disofa keluarga mereka .
"Hai Mawar, wah kamu cantik sekali. Untung saja Mama suruh Denish yang jemput. Kalau Alex sudah pasti dia bawa kamu muter-muter dulu."
Mawar yang mendengar pernyataan tersebut hanya tersenyum menahan tawanya."Yasudah ayo kita berangkat.
Mawar kamu duduk didepan saja biar tante duduk dikursi belakang.""Eh Tante gak usah." Mawar menolak karena dia merasa tidak sopan.
"Ini perintah Mawar." Mama Denish menajamkan mata saat melihat Mawar.
"Em...baiklah Tante." Mawar pasrah menuruti Ibu temannya itu. Denish yang sudah didepan pintu mobilnya hanya geleng- geleng kepala melihat Mamanya dan Mawar.
Selama perjalanan Mama Denish yang baru diketahui Mawar bernama Mira itu dulunya dia adalah seorang model dan suaminya om Frans adalah seorang anak pengusaha dari Jerman. Kakek Denish,Rachel,dan Alex itu bernana Jown george, dia adalah keturunan Kerajaan Jerman juga pengusaha sukses dan sekarang mengembangkan bisnisnya di Indonesia bersama perusahaan yang dibangun oleh ayahnya Denish.
...
"Hai siska,maaf ya kamu lama nunggu. Soalnya aku tadi nungguin Denish pulang rapat."
"Oh iya Mir, tenang aja aku juga tadi lagi ada yang mau Mau fitting."
"Ini siapa Mir?" Siska si perancang bertanya dan menunjuk Mawar.
"Oh iya kenalin ini Mawar, dia temennya Rachel."
"Oh aku kira calonnya Denish. Hai Mawar kamu cantik sekali sayang."
"Makasih Tante." Mawar menjawab dengan ramah, Denish yang menatapnya sekarang tersenyum karena dia melihat wajah Mawar yang sedikit memerah.
"Siska aku ingin model yang seperti ini. Dan untuk Rachel ini, lalu buat mawar seperti ini ya."
Tante Mira menunjuk sebuah desain yang sudah dibuatkan Rachel untuk hari pernikahannya enam bulan lagi."Eh Tante, kenapa aku dibuatkan juga ?"
"Kamu bisa tanya saja sama Rachel sayang. Tante cuman disuruh bilang gitu ke Tante Siska."
Mawar merasa aneh kenapa dia juga dibuatkan seragam oleh keluarga George ini pikirnya, tapi dia hanya diam saja dan menurut saat diukurpun dia hanya diam seperti saat ini."Wah kaki kamu panjang sekali Mawar, bagai kaki model saja jarang sekali kaki wanita Indonesia panjang seperti ini."
Denish dari tadi yang tak lepas menatap Mawar sekarang tersenyum.
"Hem...ternyata lingkar dada kamu juga besar ya Mawar,jauh lebih besar dibanding Rachel malah."
Sekarang wajah Mawar benar-benar sudah merah sekali menahan malu, Denish yang ingin tertawa memilih untuk mencari toilet."Siska kamu apa-apaan sih, kan Mawar jadi malu,"kata Tante Mira memelototi Siska yang sedang mengukur tubuh Mawar.
"Loh kenapa malu. Harusnya Mawar bangga dengan tubuhnya yang seksi dan montok ini. Ya kan Denish?" Tante Siska malah meminta pendapat Denish.
"Loh...kemana orangnya yang ditanya sih." Tante Siska kesal karena tidak menemukan Denish."Oke Sis aku pulang ya, jangan lupa pesanan ku terus datang besok ya Rachel bilang kamu wajib dateng."
"Iya...iya aku pasti dateng kok."
Mereka bertiga naik kedalam mobil kemudian pergi dari halaman butik milik Tante Siska.
"Kita mau kemana lagi ma?" Denish bertanya kepada Mamanya."Kita kehotel saja bantu Rachel disana. Tapi kalau Mawar mau pulang kita antar saja dia dulu."
"Eh...tidak usah Tante, aku sudah janji sama Alya kok buat bantu Rachel hari ini."
"Oh baiklah berarti kita kesana langsung saja Denish."
"Baiklah Nyonya-nyonya," jawab Denish dan tersenyum kearah Mira serta juga Mawar.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAWAR DERSON [ Edisi REVISI ]
Romantizm"Aku mencintai dia, bukan yang lain. bolehkah ku putar waktu agar penyesalan ini tidak ada di hidupku." ___Mawar Cantika Derson. "Dia membuatku jatuh cinta saat pertama melihatnya.tapi bagaimana aku bisa bersamanya kalau aku sudah menyakitinya."___...