17) (Sok) Misterius

158 17 0
                                    

*Putri's POV*

Aku menyibak gorden kamarku sedikit, mengintip ke jendela seberang. Lah, ditutup? Tumben amat. Jadi sekarang dia yang marah, gitu?

Au amat ah. Orang kayak gitu ngapain coba dipikirin. Ih. Kayak nggak ada kerjaan lain aja.

Tin Tin!

Oiya! Sampe lupa kan, udah jam segini. Ntar ditinggal, lagi. Gara-gara si cowok seberang, sih. Ish.

Buru-buru aku langsung ke bawah. Tapi sebelum itu, aku ngeliat gorden jendela seberang sedikit terbuka.

Oh, gitu. Suka-suka dia ajalah.

~~~~~~~~~~

"Eh, Put, Al, gue nggak ikut dulu hari ini. Gue ada urusan. Dah!" seru Dinda dengan riangnya, terus dia kabur.

Daritadi pas jalan, dia mencet-mencet HP-nya, ngacangin kita, terus ketawa-tawa sendiri. Abis itu sekarang dia malah kabur gitu aja? Bener-bener. Dasar teman.

"Lo tau dia mau ke mana, Al?" tanyaku pas aku sama Alya memasuki kantin.

Alya menggelengkan kepalanya. "Boro-boro."

Aku misuh-misuh sendiri. Ih, Dinda bener-bener. Temen sendiri nggak dikasih tau. Mainnya rahasia-rahasiaan.

Sampe di meja biasa, udah ada Fira yang tenang ngunyah batagor di sana. Cepat-cepat aku duduk di depannya.

"Fir, Fir, Fir. Lo tau Dinda ke mana nggak?" tanyaku cepat.

Fira menelan batagornya sambil menaikkan sebelah alis. "Lah, gue kira dia sama kalian."

"Tadi sih, iya. Sekarang nggak tau ke mana," jawab Alya yang tiba-tiba muncul di sampingku.

"Atau menurut lo aja, dia ke mana, gitu," tambahku.

Fira mengunyah lamat-lamat sambil melirikkan matanya ke atas. Pas nelen, matanya membesar. "Oh, gue tau! Palingan dia ngelanjutin tugas Geo sama Putra."

Oalah ngelanjutin tugas. Eh, tapi, apa iya? Masa mau ngelanjutin tugas sampe senyum-senyum gitu? Kecuali Dinda..

Uh, nggak yakin. Bisa aja sih, tapi, kedengerannya hampir nggak mungkin.

"Eh, Put, ayo pesen. Ngapain amat ke sini duduk doang," suruh Alya.

"Al, gue nit--"

Alya langsung memotong, "Nggak, nggak. Nggak pake nitip-nitip. Jalan sendiri lu, pemalas."

"Ya udah, ya udah, iya. Ayo, pesen," kataku, berdiri mengikuti Fira ke tempat jualan.

Pokoknya abis makan, aku harus cari tau. Isi perut dulu untuk isi otak.

~~~~~~~~~~

"Al, lo kalo mau duluan, duluan aja," kataku.

Alya mengecek jam tangannya. "Yakin? Bentar lagi masuk loh. Pelajarannya Pak Brata, pula."

Ah, iya! Aduh, gimana ya? Tapi, kalo nggak sekarang, kayaknya nggak bakal sempet. Eh, tapi, ntar kena hukuman. Elah, gimana ini?

Ah, bodo amat, ah. Sekali-sekali ngebandel boleh kali.

Aku mendecak, mengibaskan tangan. "Ya udahlah, biarin. Lagian gue cuma bentar. Dah!"

Aku buru-buru lari ke perpustakaan. Kan kalo mau ngerjain tugas pastinya ke perpus. Kalo nggak ada juga ya, berarti emang udah balik ke kelasnya. Ya, namanya juga usaha, coba dululah.

Sampai di perpus, aku langsung ngintip ke bagian lesehan, karena biasanya itu tempat paling pewe buat ngerjain tugas. Dan, yak. Mereka ada di sana. Dinda sama Putra.

Similarities of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang