Chapter 12

4.9K 595 10
                                    

Yoorin POV

Setelah mandi, aku menghempaskan diri ke kasur bersiap untuk memejamkan mata dan istirahat, namun suara klakson mobil membangunkanku.

"Mobil siapa itu?" Gumamku heran pada diri sendiri. Setahuku dari tadi oppa tidak pergi kemana-mana.

Tiba tiba pintu kamarku dibuka. Sehun oppa.

"Ada apa?" Tanyaku malas.
"Namja chingumu diluar" ucapnya. Aku membulatkan mata dan langsung bangun dari tempat tidur
"Maksud oppa, Lay?"
"Hm"
"Bilang kepadanya tunggu sebentar" ucapki berlari kecil menuju arah lemari untuk memilih baju yang akan ku kenakan.

Aku menguncir rambutku lalu berlari kecil menuruni tangga, mendapati Lay yang terduduk di sofa ruang tamu.

"Hai" sapaku. Ia membalikkan badan lalu mengukir senyum yang sangat manis, menampakkan lesung pipitnya yang sangat menambah ketampanannya.

"Halo" jawabnya. Aku hanya mengenakan oversized shirt dan celana jeans pendek dan sepatu converse hitam.

Hari ini kami akan mulai mengerjakan tugas berpasangan itu. Ya, di rumah Lay.

"Kajja?" Ucapku
"Hm" jawabnya lalu  bangkit dari duduknya.

"Oppa, aku pergi" kataku setengah berteriak.
"Ne, hati-hati"

Kami melangkahkan kaki keluar rumah menuju mobil Lay yang sedari tadi terparkir di depan rumahku.

Ia membukakan pintu kiri bagian depan mobil untukku. Aku membungkukkan badan untuk masuk ke dalam. Setelah itu, ia menyalakan mobil dan kami pun pergi.

"Kau.. Emm.. Tinggal bersama oppa-mu?" Tanyanya membuka percakapan.
Aku menoleh ke arahnya dan mengangguk tanda membenarkan ucapannya.

"Orangtuamu kemana?" Tanyanya hati-hati. Aku sedikit tersentak dan tiba tiba gugup. Aku tak tahu harus menjawab apa. Sungguh.

Bukannya menjawab, aku memalingkan pandanganku ke arah jendela karena air mata yang siap menetes. Mengingat setiap waktu yang aku habiskan bersama eomma appa ku sebelum kejadian itu. Sebelum kejadian yang merubah semuanya.

Aku menghapus air mataku kasar menggunakan ibu jariku.

"K-kau menangis? Ah- m-mian" ucap Lay dengan nada bersalah.

Aku masih terdiam mengatur nafasku akibat menangis.

"Aku tidak akan membahasnya lagi, mian" ucapnya lagi. Kali ini ia terdengar khawatir.

"Tak apa. Tak perlu merasa bersalah" ucapku canggung lalu mengukir senyum agar ia tak semakin khawatir.

••

"Sampai" ucapnya lalu mematikan mesin mobil.

Kami pun melangkah keluar menuju rumah yang dapat dibilang cukup besar itu lalu masuk ke dalam.

"Tunggu disini aku akan ambilkan minum" ucapnya saat sudah sampai di sebuah ruangan yang kuyakini adalah kamarnya.

Aku mengangguk mengerti lalu Lay bergegas keluar.

Aku membuka laptop dan mulai mengerjakan tugas itu ketika Lay memasuki kamar.

Kami pun mengerjakan tugas dalam hening selama beberapa jam.

"Kau suka pergi ke tempat yang seperti apa?" Tanyaku sembari menutup laptop karena tugasnya memang sudah selesai.

"Kemana saja aku suka asalkan bersamamu" ucapnya menoleh ke arahku sambil mengedipkan mata kirinya.

"Ya!" Pukulanku mendarat di lengannya lalu aku memalingkan pandanganku karena rona yang muncul.

"Tak perlu memalingkan wajahmu yang sudah memerah. Aku suka melihatnya" godanya lagi.

"Baru dibegitukan saja sudah membeku hm?"

Aish. Namja ini benar benar. Batinku.

"Terserah kau" ucapku menyerah

"Aku akan mengajakmu ke suatu tempat dan kau pasti suka" ucapnya tiba tiba dan menarik lenganku. Aku tak punya pilihan tapi untuk menurut dan memgikutinya.

Kami masuk ke mobil lagi dan Lay mulai menyetir.

"Kau tahu, melihatmu seperti ini seperti melihat seorang Yoorin yang baru" celetukmya tiba tiba.

"Maksudmu?"

"Melihatmu tersenyum dan banyak berbicara, kau tahu?"

Aku hanya manggut manggut karena tak tahu harus menjawab apa.

Tiba tiba mobil berhenti di depan sebuah bangunan yang lebih terlihat seperti storage house.

"Kita dimana?" Tanyaku bingung. Hari sudah mulai gelap dan sekarang ia mengajakku ke tempat seperti ini.

"Kau.. Jangan macam-macam" gumamku saat ia membukakan pintu mobil untukku

"Ya! Memang wajahku semesum apa sampai kau berpikir yang tidak tidak eoh? Aku tidak akan melakukan apapun padamu jadi tak usah curiga" ucapnya dengan ekspresi berpura pura marah

Aku terkekeh pelan lalu melangkah keluar mengikutinya dari belakang.

"Bukalah" ucapnya menunjuk ke arah gagang pintu itu. Aku pun membukanya.

"Omo!" Ucapku tak percaya akan apa yang kulihat.

"Woaahh" aku masih terkagum kagum dan ketika itu juga aku merasakan lengan seseorang melingkar di pundakku.

"Eotte?" Tanyanya.
"Neomu yeppeudaa" ucapku dengan mata berbinar. Sorot mataku menyapu seluruh sudut ruangan itu.

Melihat berbagai macam bunga dengan berbagai warna dihadapanku. Ya, dia membawaku ke sebuah indoor flower garden.

"Tebak yang mana bunganya?" Ucapku sambil berjongkok diantara pot bunga dengan mata berbinar. Sungguh, aku belum pernah merasakan hal se spesial ini sebelumnya.

Lay terkekeh kecil namun lalu berpura-pura mencariku

"Eodiyaa??" Ucapnya.

Begitulah kami menghabiskan waktu disini, kami juga memotret beberapa foto bersama.
••

"Goodnight~" ucap Lay saat kami sampai di depan rumahku

"Nee.. Terimakasih untuk hari ini" ucapku sambil melangkah keluar mobil

"Tak masalah. Aku berjanji akan membuatmu bahagia dan nyaman bersamaku"

••

Oke maaf udah bikin nunggu yaa~
Tapi akhirnya kelar juga ini chapterr
VOMMENT SO I CONTINUE

Xoxo,
Zahragymnast13

You're Mine (EXO Lay FanFic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang