Chapter 4

6.8K 825 6
                                    

Yoorin POV

Sekarang kami, ya, Aku dan Sehun oppa tengah berada di penerbangan kami menuju Seoul, Korea.

Aku melirik ke oppa-ku yang duduk di bangku sebelahku.

Tidur? Belum ada satu jam kami naik pesawat ia sudah tertidur pulas. Huft. AC pesawat sangat dingin, jadi aku memutuskan untukmenyelimutinya dengan selimut yang kubawa.

Namun sorot mataku tertuju pada sesuatu yang berkelip di leher oppa. Kalung.

Sebuah kalung yang membawaku ke masa lalu.Hanya satu kejadian dari banyak kejadian lain yang tak kalah pahitnya.

-flashback-

"Halmoni, jangan tinggalkan Yoorin dan Sehun oppa. Ucapku pada nenekku yang terkulai lemas di ranjang rumah sakit.

Pada waktu ini, hanya aku dan oppa saja yang masih mengurus nenekku. Orangtuaku? Mereka selalu sibuk mengurusi diri mereka masing-masing. Bahkan oppa ku harus kerja paruh waktu agar biaya rumah sakit tercukupi

Tiba tiba aku merasakan tangan nenek ku bergetar hebat. Aku reflek memencet tombol untuk memanggil suster karena panik.

Tak berapa lama, suster dan dokter pun datang. Aku melangkah mundur untuk membiarkan mereka memeriksa nenekku yang masih gemetar.

"Halmoni... Jangan tinggalin Yoorin dan Oppa" lirihku disela tangis.

Ckrek. Pintu dibuka. Itu oppa. Ia kaget karena melihat suster dan dokter mengerumuni ranjang nenek dan juga aku yang menangis

"Omo Yoorin-ah Halmoni kenapa?!" Tanya oppa sambil mengguncang tubuhku pelan.

"M-molla, tadi tiba tiba badan halmoni be-bergetar" ucapku terbata bata.

Dokter itu berbalik badan menghampiri kami.

"Umur nenek kalian tak akan lama lagi, mesin yang terpasang hanya akan menambah umurnya beberapa menit, paling lama satu jam. Maaf, tapi kami sudah melakukan yang terbaik" ucap dokter itu yang membuat semua organ tubuhku terasa rontok.

Setelah berbicara begitu, dokter dan suster keluar ruangan meninggalkan kami yang masih beku atas penjelasannya.

"S-s-sehun ah" terdengar rintihan lemas dari arah ranjang.

"Halmoni!" Panggil sehun oppa sambil mendatangi tempat tidurnya.

"B-bu-buka laci itu. Ada se-sebuah kalung" ucapnya dengan susah payah, menunjuk sebuah laci di samping tempat tidurnya.

"Ini?" Tanya Sehun oppa sambil menggenggam kalung yang dimaksud.

"Selalu pakai kalung itu kalau kau merindukan nenek . umur ku tak akan lama lagi Sehun, Yoorin"

"Halmonii jangan bicara be-gitu" ucapku sesenggukan

Namun Baru ku selesai bicara, terdengar sebuah suara yang menentukan hidup dan mati seseorang,

Tiiiiittt

Yang aku tahu setelah itu, aku menangis di dalam pelukan oppa.

-flashback end-

Aku menundukkan kepala setelah memori itu terputar di pikiranku.




"Halmoni, kau dapat mendengarku kan? Bogoshippoyo"

You're Mine (EXO Lay FanFic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang