Part 1 : G Chance

2.9K 166 12
                                    

10 tahun kemudian

Author's POV

"Dasar idiot. Ambil kalau bisa."

"Guys please, aku ada kelas kimia setelah ini. Kembalikan!"

Ketiga berandalan itu berhasil membully G. Salah satu di antara mereka mengambil kacamatanya dan yang lain membuka tas G hingga barang-barang anak itu berserakan di koridor.

Siswa lain hanya tertawa melihat tindak pembullyan itu. Tak ada rasa prihatian dan kasian, tak ada yang peduli pada nerd itu. Walaupun ia tidak terlalu jelek, tetap saja banyak yang membencinya. Bukan hanya nerd, tapi karena sikap misterius dan pendiam itu.

"Segitukah perlawananmu? Haha bagaimana jika ku--"

Ptak

"Ups ..."

Kacamata G patah jadi dua karena Nick menginjaknya. Anak itu ingin marah, tapi ia tidak berani. Ada rasa takut menghampirinya ketika berurusan dengan berandalan sekolah. Ia punya banyak masalah dengan mereka. Terakhir kepala si nerd masuk dalam kloset wc dan itu benar-benar hal yang mengerikan.

"Kuharap kau tidak keberatan dengan ini haha," cetus Nick tertawa bersama dua org temannya.

Bruk

Apa yang dilakukan G sungguh fatal. Ia menyesal, menyesal karena menonjok batang hidung Nick hingga berdarah. Dan itu spontan ia lakukan.

Seketika suasana hening. Siswa yang memperhatikan hanya bengong melihat kejadian langka itu. Bagaimana bisa seorang nerd menonjok orang yang paling ditakuti di sekolah.

"M-maa-aku--" ucap G terbata-bata. Ia mulai takut lalu berlari.

"Kejar si brengsek itu!" teriak Nick.

Alhasil kejar-kejaran terjadi di area sekolah. G akhirnya bersembunyi di aula setelah beberapa kali terjatuh karena jarak pandangnya yang bermasalah. Ingat, dia baru saja kehilangan kacamatanya. Namun percuma saja, Nick berhasil mendapatkannya. Tanpa ada perlawanan, G dihajar habis-habisan oleh berandalan sekolah.

Mungkin ia akan mati juga, pikirnya.

"Puas kau Chance menonjokku? Akan kulakukan hal yg lebih parah dari itu."

Bruak

"A-aku.. uhuk uhuk."

Seseorang tolong hentikan berandalan ini, umpat G dalam hati.

Tak lama setelah itu...

"Hei, apa yang kalian lakukan?"

Raja Neptunus menolongnya. Berlebihan memang, tapi G bersyukur ada cleaning service yang melihat kejadian mengerikan itu.

"Pergi atau kulaporkan pada kepala sekolah!" bentaknya.

Seketika tubuh mereka bertiga menegang, mereka memang berandalan tapi jika bertemu kepala sekolah mampus saja, tidak ada harapan lagi untuk tindakan keji ini.

"Kau tak apa nak?"

"Terima kasih. Saya tak apa," jawab G memungut tasnya.

"Sekali lagi terima kasih Pak. Saya bersyukur-uhuk uhuk--," lanjutnya lagi terbatuk.

"Sebaiknya kau pulang nak, aku akan memberitahu guru di kelasmu jika kau sakit."

Awalnya G menolak, tapi mungkin itu lebih baik mengingat kondisinya yang hampir mati.

Cecilia's POV

"Mama, aku ke minimarket dulu."

Kau pasti ingat aku kan? Atau mungkin saja tidak? Ah sudahlah lupakan.

Aku membeli beberapa buah dan sayur di minimarket sesuai pesanan mama.

"Semuanya $7."

"Terima kasih."

Saat perjalanan pulang aku melihat sosok anak laki-laki yang mungkin seusiaku. Ia berjalan compang camping dengan keadaan tragis. Pakaiannya berantakan, rambut brunette-nya acak-acakan, lalu ia memakai kacamata yang sudah patah. Entahlah, aku hanya merasa demikian. Ia pun melihatku dengan tatapan aneh. Itu membuatku salah tingkah.

Walau jarak kita tidak jauh, maksudku bersebrangan, tetap saja aku dapat melihat arah tatapannya dengan jelas.

Tiba-tiba ia ambruk di seberang sana. Aku yang shock langsung berlari ke arahnya sambil membawa barang belanjaan. Ah sial ini menghambatku berlari.

Ketika sampai di sana, aku meletakkan kepalanya di pahaku. Ia masih hidup. Syukurlah, aku bernapas lega. Jika dilihat dari dekat dia terlihat tampan.

Eh apa yang kupikirkan?

"Hey can you hear me?? " tanyaku spontan.

"Hei jangan mati di sini, aku belum siap jadi saksi," panikku, kupikir dia akan mati.

Tak ada jawaban.

"Hey!"

"Air."

Akhirnya ia menjawab. Aku membuatnya duduk dan memberikan air. Untung saja tadi aku membeli tiga botol air mineral ukuran sedang.

"K-kau tak apa?"

"Iya."

Ia minum lagi hingga air itu habis. Orang ini, mungkin pingsan karena kehausan.

"Thanks," seyumnya paksa. Ah itu bukan masalah, karena bibirnya terluka dan ada bercak darahnya.

"Kau habis apa? Tawuran?" tanyaku curiga.

"Ah--aku-(terdiam) tidak, aku tidak ingin membahasnya."

Aku meng-oh-kan jawaban dari orang ini yamg sekarang sudah terlihat baikan. Ia terlihat tenang sekarang. Aku masih memandanginya, tiba-tiba ia berbalik.

"Sepertinya aku harus pergi," ucapnya setengah berdiri.

"Kau yakin? Aku bisa mengantarkanmu kalau kau mau," tawarku ikhlas. Yah ini kan amal, aku senang bisa menolongnya.

"Tak usah, aku bisa sendiri. Thanks before hmm--"

"Cecilia, just Cecil." Aku tersenyum manis di depannya. Tapi ia sama sekali tidak membalas senyumanku.

Seketika senyumku memudar. Apa semua cowok seperti ini? Atau mungkin dia malu karena ditolong oleh gadis sepertiku? Ah apa yang kpikirkan.

"Thanks again Cecil, I have to go."

Dia tersenyum kecut. Lalu pergi setelah mengambil tasnya.

"Kau sudah mengatakan itu lebih dari dua kali. Katakan siapa namamu?" panggilku.

"Greyson Chance. Just G Chance."

⏪⏩

G Chance/ nerd ( on mulmed ) gue berusaha buat gaya G jadi nerd dgn kacamata, tapi ttp aja cakep

---

Vommentnya please? Jangan jadi silent readers dong. Itu sama sekali gak keren hehe

[Bdw ini lagi tahap revisi ulang. You know lah, bahasaku masih jelek banget di sini]

Chen 💞

I AM A KILLER (TAMAT) Special Greyson Chance FanFictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang