Part 8 : Unknown

1.1K 83 1
                                    

Author's POV

" Mom, finally i find her " senyum anak itu mengembang diatas kuburan momnya

Sekali lagi, ia tertawa seperti 7tahun yang lalu. Sorot matanya bahkan tidak berpaling dari batu nisan.

" ini hanya permainan bukan? Mata di bayar mata, gigi dibayar gigi, nyawa di bayar nyawa dan
... " ia terdiam sejenak lalu tersenyum miring

" Ana harus mati ditanganku "

Seketika mendung, suasana mencekam. Tawaan dari anak itu membuat siapa saja yg berada dipemakaman ketakutan.

Akhirnya ia pulang dengan keadaan basah.

Belum sempat ia berkata, seorang wanita sudah berdiri diambang pintu.

" G, darimana saja kau? Hpmu tidak aktif. Kalau kau sakit bagaimana? "

Yah, anak itu adalah G.

" maaf, aku tadi ada pelajaran tambahan. Im okay, trust me " G bahkan berbohong

" baiklah. Ganti bajumu dan makan "

" ayee sir " hormat G spontan.

Siapa sangka anak yg bernama G ini dulunya Nerd? Siapa sangka kalau dia anak baik2 dirumah? Siapa sangka dia mempunyai tekad membunuh yg kuat?

Kau pasti bercanda.

Didalam kamar G terdiam. Ia tidak melakukan apapun kecuali berdiam diri di depan jendela. Sesekali memperhatikan bekas gosong dikamarnya.

" jadi, bagaimana caranya agar aku dapat membunuhmu? "

Ternyata G memikirkan cara untuk membunuh seseorang. Ia pun membanting dirinya di kasur. Bau khas gosong masih tercium

" sialan kau pak tua. Aku jadi sulit bernapas " umpatnya dalam hati

Tbtb G teringat Cecil. Gadis manis itu membuatnya tersenyum lagi. Ia memang menyukainya tapi itu kesalahan besar yg dia lakukan.

" Cecilia.. "

Lagi-lagi ia tersenyum. Tak ada yg tahu arti dari senyum itu. Tak ada yg tahu apa yg dipikirkan olehnya.

-skip-

" kau mau kemana? " teriaknya

" perpustakaan " jawab gadis itu acuh

" kau masih marah padaku ya? "

Gadis itu tetap berjalan membelakangi G. Sepertinya ia masih marah mengingat G membatalkan acaranya memasak tempura.

" Cecil, aku minta maaf. Kakakku menyuruhku pulang waktu itu dan ia juga mengancamku jika pulang lama " seketika G merasa bersalah pada kedua saudaranya

" mengancammu? Lalu kenapa kau menatapku seperti itu? "

" aku tidak bermaksud. Itu spontan kulakukan karena kesal pada kakak ku. Maafkan aku okay " bantah G. Sekali lagi ia merasa bersalah pada saudaranya

Gadis itu menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah G. Ia menghela napas sejenak dan tersenyum.

" apakah senyum itu arti dari 'aku dimaafkan?' "

" menurutmu? "

" aku dimaafkan "

G secara langsung memeluk Cecil dan mencium kedua pipinya. Lantas membuat Cecil blushing.

" k..kau? "

G hanya tersenyum. Sejak kapan dia berani seperti ini kepada gadis? Benar-benar hal tak terduga.

I AM A KILLER (TAMAT) Special Greyson Chance FanFictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang