Selepas para sahabatnya pulang, Ayra berjalan sendiri menatap jalanan. Ia merenungkan sesuatu. Tentang Aan. Ya, tentang Aan. Sosok arogan itu terus memenuhi pikiran Ayra. Perkataannya barusan juga masih terngiang di telinganya.
"Apa aku serendah itu dimatamu?" Gumamnya. Setetes air mata menetes dari matanya. Dan tiba-tiba..
"Ayra! Ikut Papa sekarang juga!" Seseorang menariknya untuk masuk ke dalam mobil. Ayra sempat menolak untuk ikut dengan orang itu, namun sayangnya Ayra malah mendapat satu tamparan yang keras pada pipinya. Sontak, Ayra terdiam. Matanya memerah, mengeluarkan air juga api. Ia benci pada orang kasar yang ada disampingnya ini yang tak lain adalah ayahnya, Antonio Arzie Rhea. Ayra mengumpat dalam hatinya. Ia mengutuk dirinya sendiri jika orang keji di sampingnya ini masih berstatus menjadi ayahnya. Namun kadang, Ayra merasa bersalah atas apa yang telah ia bicarakan tentang kebenciannya pada ayahnya. Ia sering berpikir, bagaimanapun juga seorang Antonio sang playboy dunia ini tetap ayahnya. Playboy dunia, itu adalah julukan untuk para pengusaha ternama yang selalu terlena oleh kecantikan seorang pegawai perempuannya. Ayah Ayra ini memang dikenal sangat tidak bisa menjaga perasaan istrinya. Yaitu, Grasela Ellidia. Yang tak lain adalah ibunda Ayra. Mereka sering terlibat pertengkaran tentang sifat playboy ayahnya itu, bahkan sampai menyebut-nyebut nama perceraian.
Melihat semua itu, Ayra hanya bisa diam. Ia tak bisa melakukan apa-apa. Mengingat ayahnya yang memiliki jiwa yang keras, ia takut jika harus berdebat dengan ayahnya. Bisa-bisa seluruh anggota tubuhnya akan dicambuki."Kau tidak pantas menjadi ayahku!"
batinnya berbicara. Ia saat ini benar-benar dalam keadaan emosi. Tanpa pikir panjang, ia menggigit tangan ayahnya yang mendekapnya tadi. Lalu membuka pintu mobil yang masih berjalan. Beruntung mobil tidak melaju dengan kecepatan tinggi. Ia keluar dengan spontan dari mobil itu."Ayra!" Itulah panggilan dari ayahnya yang didengarnya dengan samar.
Ayra merasakan sakit luar biasa pada kakinya. Dilihat sekilas apa yang terjadi pada kakinya, ia terluka. Kulit pada bagian lututnya robek. Ia meringis pelan. Tapi, dalam hati ia menguatkan dirinya agar tidak menangis kesakitan.
"Ay..ra?" Ada seseorang di hadapannya. Dengan perasaan gelisah, ia menengok.
"Jarra?" Ayra segera menutupi lukanya agar Jarra tak mengetahui bahwa ia terluka.
Jarra menarik tangan yang Ayra gunakan untuk menutupi luka pada bagian kakinya.
"Ayra. Kau terluka? Mari, ikut aku. Kita harus bersihkan lukamu. Sebelum lukamu infeksi." Ayra hanya menurut saat Jarra mengajak nya ke sebuah tempat yang tak jauh dari tempatnya terjatuh tadi.
Jarra mengeluarkan kotak P3K dari dalam tas ranselnya, ia mengeluarkan satu obat dan segulung tissue untuk membersihkan luka Ayra.
"Ayra? Kenapa kau bisa sampai terluka seperti ini?" Tanya Jarra yang terlihat mulai cemas.
"Jangan bahas luka ini lagi.. auw." Jawabnya disertai dengan ringisannya akibat obat dari Jarra.
"Huh. Baiklah. Nah. Sudah selesai! Oh ya? Mau aku antar pulang?" Jarra telah selesai menempelkan tissue berisi obat pada kaki Ayra yang terluka.
Ayra menggeleng, "Tidak usah."
"Ah, aku tidak suka jawaban tidak usah. Hem. Ayo, ku gendong.."
Jarra menjongkokkan dirinya, memberi kemudahan untuk Ayra naik ke atas punggungnya.
"Jarra. Tidak usah. Oh ya terimakasih atas pertolonganmu." Ayra mencoba bangkit dari duduknya dengan menahan sakit pada kakinya.
"Au.." belum jauh ia berjalan menjauh dari Jarra, kakinya kembali sakit. Sakit yang amat sangat sakit. Tanpa basa basi, Jarra mendekat.
"Masih mau menolak pertolonganku nona manis?" Jarra menaikkan satu alisnya menggoda Ayra.
Terdengar hembusan nafas Ayra begitu berat, "Aku tidak suka merepotkan orang lain, Jarra.." rengeknya.
Di tangkupnya wajah Ayra, "Kau tidak merepotkan ku, Ayra.." Jarra kembali menjongkokkan dirinya. Dan sekarang, Ayra tak lagi menolak. Ia naik ke atas punggung Jarra. Lalu mereka berjalan pergi meninggalkan tempat tadi..
Jika Kebahagiaan mampu menghapus penderitaanmu, maka jangan pernah lupakan, Penderitaan juga dapat menghapus kebahagiaanmu.-Wulan Varunaputri.
Hai guys.
jangan lupa Vote+commentnya ya.
Terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just A Friend
Romance"Aku menghirup udara segar pagi ini. Juga menatap pemandangan di depanku. Air terjun begitu derasnya mengalir. Aku melihatnya sambil tersenyum. Mengingat jalan hidupku yang seperti arusan air itu. Melewati lika liku batu lalu mengalir kembali dengan...