[Multimedia dihapus agar pembaca dapat berimajinasi sendiri bagaimana wajah Andrea]
***
Andrea POV
'Cantik ya.'
'Iri gue.'
'Cewek gue tuh.'
'Mana mau dia sama lo.'
Gue agak-agak gimana gitu dengar diri sendiri dipuji-puji terus. HAHAHA. Rasanya n*no-n*no. Apalagi gue baru jalan sampai koridor, dan semua orang udah natap gue dengan tatapan 'memuja'.
***
"Jadi.. kenapa kamu bisa dipanggil ke sini?" Tanya seorang perempuan yang terkategorikan lanjut usia namun tetap menawan. Gue hanya menatap perempuan tersebut dengan datar seraya mengedikkan bahu.
"Anak ibu berkelahi dengan beberapa murid perempuan, dan semuanya mengalami memar-memar." Ujar Bu Dewi seraya menatap gue dengan tajam. Lalu mama mulai mengalihkan pandangannya ke arah gue. Fix.
"Benar begitu?" Tanya mama dengan tenangnya.
"Iya.." Jawab gue seraya tersenyum canggung.
"E-EH ADUHHH SAKIT MA!" Rintih gue saat mama menarik telinga gue kencang-kencang.
"KAMU YA! BARU MASUK SMA DUA MINGGU UDAH MASUK RUANG BK AJA!" Ujar mama dengan lantang tepat di depan telinga gue. Sakit.
Di satu sisi, Bu Dewi menatap mama dengan tatapan 'gila lo'. Wajar sih. Dari awal yang tenang-tenang aja, tiba-tiba jadi heboh. Kayak berubah 180 derajat gitu.
Flashback On
"Hei. Lo cantik banget deh." Ujar seorang perempuan yang ucapannya ditanggapi dengan anggukan oleh teman-temannya. Mereka gak pernah kelihatan di lantai kelas gue. Kayaknya mereka senior.
Gue cuma bisa nyengir kuda kesenengan gara-gara dipuji.
"Makasih. Lo juga kok." Bales gue seraya tersenyum manis. Bukan untuk ngehibur dia atau basa-basi, memang dia cantik sih.
"Hang out sama kita yuk?" Tanya mereka sambil senyum-senyum. Gue terdiam sejenak. Boleh juga sih. Lumayan lah buat ngisi kekosongan gue.
"Oke."
---
"Eh temenin gue ke toilet dulu." Ujar Rena, salah satu perempuan yang jalan dengan gue saat ini.
"Yuk." Balas teman-temannya serentak. Kecuali gue, yang hanya mengangguk-anggukkan kepala. Gue melangkahkan kaki gue ke dalam toilet dan..
DUGH
"HAHAHA RASAIN. Baru masuk aja udah sok banget. Lo masih adek kelas woi! Sadar! Gak usah macem-macem di sekolah ini. Pake acara ngewarnain rambut segala." Ujar Rena setelah menghantam perut gue. Oh, jadi tujuan mereka hang out sama gue itu hanya untuk ngeroyok gue? Sampah banget ya.
Sabar Andrea. Sabar. Udah sok tau pake acara nonjok segala lagi nih orang.
"Senior, tolong jangan salah paham. Rambut gue ini asli, bukan diwarnain." Bales gue tenang dengan wajah datar gue, sedangkan mereka menatap gue dengan garangnya.
PLAK
"LO PIKIR KITA MAU TEMENAN SAMA CEWEK BANYAK GAYA KAYAK LO?" Teriak salah satu perempuan yang lain setelah mendaratkan tamparannya di wajah gue.
Tenang.
"Tapi bukannya kalian yang banyak gaya ya? Kalian berani ngeroyokkin gue gini kenapa? Pasti karena kalian pikir kalau kalian senior dan bisa melakukan apa aja ke juniornya kan?" Balas gue dengan senyuman sarkatis yang kini mengembang di wajah gue.
PLAK
"GAK USAH BERANI NGELAWAN OMONGAN KITA DEH YA. BELAGU LO JING! GAK USAH SOK KE---
DUGH
"Maaf. Tapi tangan gue udah gatel. Abisnya lo berisik banget." Ujar gue setelah menghantam salah satu perempuan di kumpulan tersebut.
"EH GILA LO YA! BERANI-BER---
DUGH
"JABLAY! BERENTI LO SEKA----
DUGH
DUGH
DUGH
Payah banget. Semua jatuh dalam sekali hantam.
"Kalo mau melakukan sesuatu pikir dua kali dulu ya. Kan kasian kalian, malah kena batunya." Ujar gue setelah itu segera menginjakkan kaki ke luar toilet dan tanpa gue sadari, kerumunan orang sudah berkumpul di depan toilet.
Flashback End
Alhasil, kejadian tadi terekam oleh salah seorang murid yang setelah itu melaporkannya ke guru BK. Dan.. di sinilah gue, di ruang BK, bersama mama.
"Sepertinya mama sudah pernah bilang agar kamu tidak kasar dengan orang lain." Ucap mama seraya menatapku dengan tajam.
"Yang mulai kan mereka, ma. Bukan aku." Cibir gue kesal.
"Duh, dulu mama gak pernah seperti kamu lho. Kamu ini anak siapa sih?" Tanyaa mama yang terlihat frustasi seraya memijat pelipisnya.
"Ya ampun, ma. Emang mama mau ngeliat aku bonyok gara-gara kakak kelas itu? Ya pilihan aku cuma ngelawan balik lah."
"Pokoknya ini pertama dan terakhir kalinya, oke?"
"Iya-iya!" Ujar gue malas tanpa menatap mama.
Mungkin gue sedikit aneh. Terlalu menanggapi nasehat mama dengan serius. Bahkan, gue sampai bertopeng dan menahan segala yang ingin gue lakukan, demi mama. Hanya saja, gue gak mau ngecewain mama untuk kedua kalinya. Gue gak ingin kejadian yang dulu terulang. Kejadian yang 'katanya' diakibatkan oleh gue yang berantem sama temen pas kecil. Ya, 'katanya'. Sampai sekarang gue belum bisa mengingat kejadian itu. Itulah penyebab gue nurutin nasehat mama untuk gak nyari gara-gara.
Ceklek
Pintu ruangan BK terbuka. Akhirnya senior-senior itu datang.
'Weh, itu mamanya Andrea ya? Rambutnya juga pirang.'
'Diwarnain juga kali?'
'Atau jangan-jangan emang..?'
"Ma. Mama tau gak alasan mereka ngeroyokkin aku? Cuma karena rambut aku, ma. Mereka pikir aku diwarnain." Ujar gue dengan tenang. Mereka hanya dapat menunduk mendengar omongan gue.
"Hah? Hanya karena rambut kamu?" Tanya mama kebingungan yang ditanggapi dengan anggukan kepala gue.
"Bener kata anak saya?" Tanya mama ke kumpulan perempuan tersebut dengan tatapan tajamnya. Dengan penuh keraguan, mereka pun mengangguk-anggukkan kepala.
"AHAHAHAHAHAHA." Mama tertawa dengan sendirinya. Seram. Mungkin mama lagi gila.
"Kalian tidak tau? Anak saya blasteran Jerman-Amerika-Indonesia, lho.
Begitulah. Papa blasteran Jerman-Indo, sedangkan mama blasteran Amerika-Indo.
"Oke kalau begitu, dalam sudut pandang kasus ini.. kalian, Rena, Sherin, Ela, Maria, dan Nari, dianggap bersalah." Ujar Bu Dewi setelah menyebutkan nama mereka satu per-satu.
"YEAAAA!" Teriak mama dan gue dengan lantang seraya ber-tos-ria.
"Tapi saya akan berbuat adil, jadi kalian semua termasuk Andrea akan diskors selama 3 hari." Lanjut Bu Dewi yang membuat gue kecewa banget.
Kampret.
"T-tapi bu.."
"Kamu juga balas melawan mereka dengan kekerasan, Andrea. Dengan itu, kamu juga berhak untuk mendapatkan skors." Potong bu Dewi yang bikin gue makin kecewa.
"Masalah selesai. Silahkan balik ke kelas masing-masing." Gue pun menuruti kata bu Dewi dengan kecewa dan balik ke kelas gue sementara mama pulang ke rumah.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/49722012-288-k55057.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[#1] Cool Girl vs Cold Boy✔
JugendliteraturAndreana Gabrielle, murid baru yang selalu mengandalkan sorot matanya yang tajam untuk menutupi sifat aslinya. Di masa SMA-nya ini, Andrea bertemu dengan dua lelaki yang kemudian menjadi teman dekatnya. Siapa sangka? Ternyata ketiganya memiliki masa...