Life without heart

12.5K 911 112
                                    

Hujan malam turun bersama gemuruh angin yang pekat

Suasana yang sama dengan yang dirasakan hati pemuda itu.

Arthur memegang bingkai jendela sembari menatap ke langit gelap. Suasana romantis kamar pengantin seolah tak ada artinya baginya. Air matanya turun

Apa salahku?
Mengapa hidupku spt ini?
Balasan apa yang sedang tuhan hukumkan padaku?
Atas dosa yang mana?

" Arthur jangan di situ nanti kau sakit." Sebuah suara lembut menghentakkan lamunnya. Perlahan, dia menghapus air matanya lalu menoleh. menatap ke arah wanita yang baru saja dinikahinya dengan senyum palsu. Aira tampak cantik dengan gaun tidurnya saat itu.

" Apa kau sudah baik baik saja?" Arthur memegang lembut wajah Aira, tapi... wanita itu sedikit menghindar.

" Arthur maaf aku sedikit tak enak badan." Dalih Aira memalingkan wajahnya. Arthur menarik napas panjang, hatinya seolah teriris mendapati sikap Aira yang dingin. Tapi kemudian, dia tersenyum manis mengerti

" Kalau begitu istirahatlah, aku akan kembali ke kamarku!" Ikhlasnya

" Art?" Aira menahan tangan Arthur. Bagaimanapun, dia merasa tak enak hati. Ayolah itu malam pengantin mereka

" Tidak apa apa kau istirahatlah! Aku tidak menikahimu untuk ini Aira, aku akan kembali ke kamarku agar kau lebih tenang." Arthur menatap Aira sendu

" Maafkan aku Arthur." Aira menundukkan wajahnya.
Tapi pemuda itu malah mengecup keningnya pelan lalu tersenyum manis mengusap punggung tangannya.

" Tidak apa apa. Aku mengerti. selamat malam.. istirahatlah!" Ucapnya kemudian beranjak ke luar dari kamar pengantin mereka

" Arthur!!" Panggil Aira saat Arthur hendak menutup pintu dari luar.

" Iya?"

" Terimakasih ya." Senyum Aira manis. Arthur mengangguk lalu menutup pintunya. Dia kemudian menatap langit lepas dan hujan yang terus jatuh bersama gemuruh yang menerbangkan rambut curlynya. Tak terasa mata ambernya memerah. Pemuda itu melangkah gontai menghapus air mata yang selalu saja mencoba untuk turun.

Di ruangan lain,

" Tuan apa anda butuh sesuatu?" Hans menatap Raidif yang sejak tadi hanya mematung menatap cermin di kamar yang disediakan Aaron.

" Katakan padaku Hans! Apa kau tahu sesuatu tentang wanita itu?"Tatapan Raidif terarah padanya.

" A.. apa .. siapa maksud anda tuan?" Wajah Hans berubah pucat

" Kau tahu siapa yang aku maksud. Dan anak itu.. vampire kecil itu apa dia putraku?" Raidif memicingkan matanya.

" Saya tidak tahu tuan."

" Jawab aku Hans!"

Deg

" Sa.. saya benar benar tidak tahu tuan." Hans menundukkan wajahnya.

Raidif berdiri menghampiri gadis itu lalu mengcengkram dagunya agar iblis wanita itu menatapnya.

" Kau tahu apa yang akan terjadi jika kau membohongiku Hans. kau akan binasa!" Ancamnya menyeringai

" Tu.. tuan.. sa.."

" Aku minta kau bunuh anak itu secepatnya!"

DEG

" Tuan.. anda ingin saya membunuhnya?" Hans tercekat. Ini tak masuk akal. Bagaimana bisa dia memerintahkan untuk membunuh bayi yang dicurigai anaknya sendiri?

THE LORD NOBLASSE 2 ( The Devil Come Back ) - REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang