Api, kepercayaan dan harapan

10.7K 844 119
                                    

Aira masih mematung pucat dengan Gaun hitam yang dia kenakan. Suara gelak tawa Dira dan Aiden seolah membayang di benaknya, lagi lagi air matanya jatuh.

" Aira." Arthur memegang pundaknya hangat. Mencoba berkali kali menenangkan. Tapi bagaimanapun Aira hanyalah seorang ibu yang kehilangan bayinya.

Aira menoleh dan lagi lagi menangis

" Ayo kita pulang!" Ajaknya. Aira menggeleng memegang pusara bayi tercintanya

" Aiden bahkan tidak punya makam." Ucapnya serak

" Aira ayolah kau tidak boleh seperti ini, kau bisa sakit." Arthur menghapus Air mata Aira lalu memeluknya hangat, membantunya berdiri.

" Katakan padaku Art, pria macam apa yang tega membunuh anaknya sendiri? Dia kejam Art. Tolong bunuh dia untukku." Pinta Aira di dalam pelukannya, wanita itu meremas kemeja Artur sesak

Arthur tersenyum manis menatap rambut Aira yang dibelainya.

Akhirnya
Tentu saja Aira, dengan senang hati - Batinnya

" Jangan seperti ini Aira! Bukankah kau mencintai dia."

" Tidak Art, bagaimana aku bisa mengatakan cinta pada monster yang sudah membunuh anak anakku? Aku bahkan muak melihat wajahnya!" Tekam Aira, terlihat jelas kebencian di wajahnya saat itu.

Arthur mengusap punggungnya pelan.

" Kita harus kembali Aira, langit sudah mulai gelap." Ajaknya

" Aku tidak mau pergi dari Dira, dia selalu menangis jika aku tidak ada di sisinya."

" Ayolah Aira, demi aku." Arthur menatap Aira dengan mata Ambernya, akhirnya wanita itupun mengangguk pelan. Arthur tersenyum hangat lalu memegang pundak Aira dan mulai melangkah menuju rumahnya dari pemakaman keluarga.

Namun sebelum itu...

Langkahnya terhenti saat melihat sebuah mobil mewah menghentikan lajunya di halaman Salvador. Sosok pemuda dengan kemeja hitam yang belum pernah Aira lihat ke luar setelah seorang pria berpakaian pelayan membukakan pintu.

Para pelayan tersenyum dan saling berbisik melihat sosok asing itu. Dia memegang sebuah karangan bunga.

Rambutnya terlihat berkilau diterpa cahaya matahari senja, dia sangat rupawan.. sekilas, wajahnya mengingatkan Aira akan sosok mantan suaminya, Deril. Pemuda itu melangkah tegap ke arah Aira.
Bahkan dia memiliki mata biru yang sama.

" Saya turut berduka cita ma.. Nona." Ucapnya sopan menatap Aira dengan mata berkaca kaca

" Kau siapa?" Tanya Aira gugup, entah kenapa hatinya berdebar berhadapan dengan pemuda ini. Seolah ada sesuatu darinya yang sangat Aira rindukan.

Pemuda itu tersenyum melirik ke arah Arthur tajam.

Arthur juga menatapnya tajam

Kenapa bayi itu kembali?
Kenapa?
Tidak salah lagi.. dia.. Aiden
Raidif sialan itu sudah mengubahnya
Shit!

" Saya Deril nona. Deril Smithraigon utusan dari tuan Jack."  Jawabnya menyindir ke arah Arthur

Deg

" De.. Deril? Namamu Deril?" Aira tiba tiba meneteskan air mata.

Bahkan Namanya mengingatkanku padanya

Pemuda yang tak lain adalah Aiden itu tersenyum manis.

Sementara itu, Arthur menatapnya tajam.

" Aku mengerti apa maksud iblis itu mengirim putranya."

THE LORD NOBLASSE 2 ( The Devil Come Back ) - REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang