Flower sign

70 7 0
                                    

Author Pov

Setelah makan siang yang membuat mood Catth hancur berantakan, Gio mengajak Catth ke sebuah perkebunan di dekat pegunungan.

"Di mana ini ?" Akhirnya Catth membuka suara.
"Salah satu perkebunan bunga milik keluarga Sebastian dan aku akan mengajakmu bersantai sebentar di sini ehm ya mungkin kau bisa mendapat inspirasi juga untuk rancanganmu nanti" tutur Gio yang begitu rinci.
"Ok" balas Catth yang singkat.

Setelah masuk lewat gerbang yang menjulang tinggi itu mereka langsung disuguhi pemandangan yang luar biasa. Hamparan bunga mengelilingi areal jalan menuju sebuah rumah kaca besar oh bukan tapi sangat besar yang di mana di setiap sisinya di berikan pilar perak tinggi yang bercorak bunga mawar. Di bagian tengah rumah kaca itu berdirilah patung air mancur yang membentuk seorang malaikat kecil membawa panah dan busur di punggungnya.

Gio langsung memberi isyarat pada salah satu maid untuk menyiapkan meja dan perlengkapan lainnya.
Catth mulai terkesima melihat keadaan sekitar. Rumah kaca tersebut menambah kesan menawan karena langsung berhadapan dengan area pedesaan yang hijau.

Semua rumah di bawah nampak seperti rumah-rumahan kecil namun begitu rindang ketika kita melihatnya dari rumah kaca itu.
Satu kata yang dapat di utarakan saat ini.
Funtastic.

Setelah Catth berjalan mengelilingi kebun itu, Gio segera mengajak Catth untuk duduk di kursi yang telah di siapkan maid. Catthpun hanya menerima ajakkan itu dan akhirnya terduduk.

"Menarik dan sangat indah" ucap Catth sambil tersenyum. "Aku membangun perkebunan ini karena momku" balas Gio sambil menunjukkan gurat kerinduannya untuk ibunya.

"Ehm, apa ibumu menyukai bunga ?" Tanya Catth yang penasaran.
"Yap tentu, sewaktu kami masih di california ia selalu mengajakku menyiram semua bunga yang ia tanam ketika sore menjelang" cerita Gio yang semakin membuat Catth penasaran.

"Aku kira nyonya Sebastian adalah seorang designer yang selalu sibuk mengurus sahamnya di beberapa butik. Tapi ternyata.." Belum selesai Catth berbicara tapi Gio sudah memotongnya terlebih dahulu.
"Ibu kandungku bukanlah nyonya Sebastian. Ibu kandungku telah meninggal."potong Gio yang langsung membuat mata Catth terbelalak karena kaget.

"Aku hanya anak angkat di keluarga itu. Tapi aku sudah menganggap mereka seperti keluarga kandungku" lanjutnya lagi.
"Ehm, aku minta maaf. Aku tidak bermaksud." Ucap Catth menyesal.
Catth melihat semburat kesedihan di raut wajah tampan Gio.

Catth menyadari bahwa orang di hadapannya ini punya kisah sedih yang sama dengan dirinya.
"Tidak apa-apa. Aku hanya ingin berbagi padamu" ucap Gio seadanya.
Catth hanya menganggukan kepalanya dan Gio mulai bercerita apa yang terjadi.

Mendengar semua yang terjadi, Catth hanya bisa diam dan tetap membiarkan Gio bercerita hingga batas mana ia akan bercerita.
"Kau lelaki kuat" tukas Catth setelah Gio berhenti berbicara sambil membiarkan kepala Gio berada di pundaknya.

Semua umpatan yang dikeluarkan Gio pada ibu tirinya barusan bisa membuat siapapun tersayat hatinya. "Percayalah, semua yang terjadi adalah menurut garis yang ditakdirkan Tuhan dan aku yakin garis itu nantinya akan membawamu ke jalan yang indah" ucap Catth sambil mengelus rambut Gio.

"Terima kasih Catth karena kau mau mendengar isi hatiku" tukas Gio lagi.
"Apa sekarang kau mau membagi juga apa yang kau pendam selama ini ?" Tanya Gio pada Catth.
"Mungkin tentang kisah percintaanmu" tanya Gio lagi dan kalimat itu membuat Catth begitu pucat dan mati kata.
"Hmm ? Apa kau tau sesuatu soal itu sebelumnya ?" Tanya Catth yang bingung merasa Gio tau banyak hal mengenai dirinya.

"Yah ku pikir seorang gadis tak punya masalah lain selain soal cinta dan perasaan bukan" jawab Gio santai.
"Oh ku kira kau tau sesuatu dan hey tidak semua gadis hanya memiliki masalah hidup tentang cinta" tukas Catth cepat merasa tak terima.

"Baiklah, maafkan aku. Kau boleh cerita apapun yang kau mau" ucap Gio lagi.
"Aku tidak memiliki sesuatu untuk di bagikan untuk saat ini" jawaban yang membuat Gio gemas.
"Kalau begitu aku bisa kan memulai merancang desain mansionmu di sini ?" Tanya Catth yang berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Whatever you want dear. Aku akan melihatmu menggambar" jawab Gio santai.

Dan Catth mulai membuka buku gambar A4 nya dan mengambil 5 jenis pensil.
Ia mulai menggambar.
Dari fondasi hingga sketsa kasar bagian luar dari mansion tergambar dengan mudahnya oleh tangan cantik mungil itu.

Gio hanya meletakkan dagu di tangan juga bertopang pada lengannya yang kokoh dan ia tak bosan-bosan mengamati wajah gadis di hadapannya ini.
"Kau begitu hebat dalam merancang arsitektur" ucap Gio langsung.
"Untuk itu aku di sini bukan ?" Jawab Catth lagi sambil terus menerus menggambar.

Mereka tidak menyadari bahwa seseorang telah memperhatikan mereka dengan aura panas yang membara.
Lelaki itu segera melajukan maybachnya dengan cepat.

"Sepertinya sudah sore. Aku takut kakakku mencemaskan. Ayo kita pulang." Ucap Catth kemudian sambil membereskan semua perlengkapan menggambarnya dan meminum teh melati jepang yang sudah dingin akibat terlalu lama ditinggalkan.

"Mari" ucap Gio berdiri dan ikut menyesap teh melati jepang itu hingga setengah gelas habis.
Mereka segera meninggalkan kebun bunga itu dan tak di sangka seorang maid membawa sebuket besar mawar merah yang di mix dengan mawar putih.

Maid itu langsung memberikan rangkain mawar besar yang berkisar sekitar 150 tangkai itu kepada Catth.
"Hah ? Untukku ?" Tanya Catth yang sumringah mendapat buket itu.
"Mawar cantik untuk gadis yang cantik" ucap Gio lagi.
"Terima kasih" jawab Catth sambil memberikan senyuman termanisnya dan sekali lagi Gio sangat lemas mendapat senyuman itu.

"Bukan masalah besar nona cantik" balas Gio sambil tersenyum membalas senyuman Catth.
Dan Gio pun langsung membukakan pintu mobil untuk Catth.
"Biar aku yang menyetir" ucap Catth tiba-tiba dan Gio pun hanya tertawa dan mengatakan "Baiklah nona pembalap" jawab Gio santai.
Dan Catthpun melajukan bugatti milik Gio itu dengan cepat.

"Apa kau sungguhan seorang pembalap ?" Tanya Gio menyadari bahwa Catth semakin mempercepat laju mobilnya.
"Dad mantan pembalap. Apa kau tidak tau itu ? Dan kakakkuu adalah perancang mobil" jawabnya santai.
"Aku tak menyangka kau bisa selihai ini dan kurangi sedikit kecepatanmu nona" ucap Gio yang mulai mengenggam erat seatbeltnya.

"As you wish" jawab Catth yang semakin mempercepat laju bugattinya lagi.
Hingga tak perlu memakan waktu lama untuk sampai di mansion Chatt.
"Yap, terima kasih untuk mobilnya. Ini cukup seksi dan terima kasih juga untuk mawar ini." Ucap Catth.
"Welcome princess" balas Gio senang.

"Bye" lambai Catth ketika ingin masuk mansionnya.
Giopun membalas lambaian tangan Catth dan ia melajukan bugattinya keluar dari mansion Catth.

Love's JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang