Author Pov
"Nona Greg, apa kau sudah di virginia ?" Tanya Gio dari balik iPhonenya.
"Yap, sesuai janjiku Tuan Sebastian yang terhormat. Aku sudah di virginia sejak tadi malam dan sudah kubilang ratusan kali untuk berhenti memanggilku begitu" balas Catth dengan sedikit memasang nada tersinggung. "Hahahah baiklah Catth, sungguh kau sangat lucu" balas Gio santai sambil tertawa.
"Jam 11 aku akan menjemputmu di mansionmu dan kita akan survey tempat" ucap Gio lagi.
"Bagaimana kau bisa mengetahui letak mansionku ? Ok baiklah aku akan siap-siap dulu." Tanya Catth sekaligus menyetujui permintaan Gio.
"Aku punya kekuatan mistis yang tak kau ketahui nona Catth" balas Gio sambil tertawa sekali lagi.
"Hentikan candaanmu. Sudahlah aku akan siap-siap" ucap Catth sekaligus mengakhiri pembicaraan mereka.Setelah mengakhiri percakapan singkat dengan dewa yunani itu, Catth langsung membuka almari besar berwarna putih itu. "Ah, lebih baik kugunakan pakaian santai saja. Toh hanya survey di pantai saja."Ucap Catth dalam hati.
Catth mengambil sebuah terusan pendek berwarna hijau tosca dengan motif bunga mawar kecil di setiap tempat. Sungguh manis. Ia segera mengikat tali dress itu ke belakang lehernya. Dress santai itu sedikit memamerkan lehernya yang jenjang serta sedikit punggungnya yang sangat bersih itu. Tak lupa ia membawa topi pantai dan kaca mata hitam di laci almarinya.Ia segera mengambil sepatu sandal yang ada di almari sepatunya yang sangat luas itu. Kali ini ia akan menggunakan sepatu sandal pemberian Damian yang ia dapat ketika Damian pulang dari Roma.
Setelah usai mengganti pakaian serta memoles wajahnya dengan make up tipis, Catth segera keluar untuk berpamitan pada kakaknya."Lovely, ayo ikut aku. Kita akan makan siang bersama sobat lamaku serta adiknya" ucap Damian sambil menuangkan jus jeruk di gelasnya.
"Ehm, maaf kak, aku harus survey tempat untuk segera merancang desain. Mungkin lain kali." Ucap Catth dengan agak menyesal. "Hmm, baiklah sweety. Kabari aku jika kau sempat dan jaga dirimu ya. Aku akan menghabiskan seharian waktuku untuk merancang desain mobil di kamarku." Ucap Damian lagi sambil mengecup lembut puncak kepala Catth. "Baiklah kak" jawab Catth lagi. Dan setelah itu bunyi klakson mobil terdengar.Mendengar bunyi klakson itu, Catth segera keluar dari mansion yang besar itu. Untuk beberapa saat Gio hanya diam mengagumi bidadari cantik satu ini dari atas hingga bawah. Sempurna. Satu kata yang dapat di ucapkan Gio dalam hatinya. "Apa kau tak menyuruhku untuk masuk ke mobilmu dan hey berhentilah menatapku seperti itu" ucap Catth dengan berkacak pinggang. "Oh tentu, maafkan aku. Aku hanya terpesona saja" jawab Gio segera membukakan pintu untuk bidadari kayangan itu.
Catth sekali lagi hanya menganggap itu sebagai candaan ringan untuk mencairkan suasana. " Bugatti veyron yang seksi" ucap Catth mengalihkan pembicaraan. "Terima kasih. Tapi kurasa mobil ini kalah sexy dari dirimu" tukas Gio sambil mengenakan kaca mata hitamnya. "Cukup Gio, aku mulai sakit perut mendengar pujianmu dari tadi" jawab Catth sambil mulai mengamati pemandangan sekitar. "Apa kau sudah makan ?" Tanya Gio lagi.
"Aku sedang tak nafsu makan dan juga aku sedang diet" jawab Catth.
"Oh ayolah apalagi yang kau ingin perkecil ? Kau sempurna dan kau harus makan. Tak usah melakukan diet sial itu" tukas Gio lagi. "Sudahlah. Aku menemanimu makan saja nanti setelah kita survey" lanjut Catth.
"Baiklah" ucap Gio pasrah."Halo, Dami maafkan aku. Aku harus membatalkan makan siang kita. Adikku harus menemui arsiteknya siang ini. Sebagai gantinya aku akan ke mansionmu dan kita makan bersama" rinci Jason dengan sungguh menyesal pada sobat karibnya itu.
"Suatu kebetulan yang luar biasa kawan, aku baru saja ingin menghubungimu untuk membatalkan makan siang kita" balas Damian.
"Kalau begitu tunggu saja aku di mansionmu, aku akan segera datang" kata Jason lagi.Dan tak lama kemudian Jasonpun datang dan membawa begitu banyak bungkusan makanan di genggamannya.
"Hey, apa kau mau melakukan pesta ?" Tanya Damian yang tertawa melihat banyak bungkusan makanan yang dibawa sobatnya itu.
"Aku pikir aku sangat lapar saat ini karena dari semalam aku tidak makan dan hanya berkutat menyelesaikan sebuah lukisan" jawab Jason sambil meletakkan semua bungkusan itu di atas meja makan."Orderan baru lagi eh ?" Tanya Damian.
"Bukan, aku membuat sebuah lukisan seorang wanita, wanita yang kutemui kemarin dulu dan ah...dia sungguh cantik" jelas Jason tiba-tiba hingga membuat Damian bingung.
"Apa maksudmu ? Sedang terpikat dengan wanita ?" Tanya Damian.
"Yah, ku rasa begitu. Sungguh manis dan mengalahkan malaikat cantik dari penjuru manapun." Tukas Jason hingga membuat Damian tertawa terbahak-bahak seisi ruangan. "Tak ku sangka kau bisa menjadi lelaki mellow saat ini, tapi tak mungkin ia dapat mengalahkan adik kecilku yang cantik" jawab Dami masih tertawa."Terserah kau, tapi sungguh bibirnya itu lezat sekali" cerita Jason lagi. "Hahaha sial kau ! Kau sudah mencicipi bibirnya ?" Tanya Damian lagi. "Tentu, tapi baru itu tidak lebih" rinci Jason sambil mengambil pizza tuna yang barusan ia bawa. "Seorang Jason hanya mencicipi bibir seorang gadis ? Biasanya kau langsung meniduri setiap gadis di hadapanmu bukan ?" Sekali lagi Damian meracau.
"Yah, itu kebiasaan burukku dulu tapi kurasa akan kuubah kalo aku bersama dengan malaikatku itu" jawab Jason. "Kita lihat saja nanti kawan" ucap Damian lagi.