Jason Pov
Oh shit ! Jadi arsitek yang Gio maksud itu ternyata si gadis pantai itu. Kenapa aku baru tau sekarang. Gio selangkah lebih dulu ternyata di depanku.
Entahlah, gadis itu telah membuatku bertekuk lutut di hadapannya. Padahal kami baru bertemu satu kali dengan kesan yang kurang baik ditinggalkannya.
Sampai sekarang saja aku sama sekali belum tau namanya. Tapi kalau dia adalah arsitek pilihan Gio, tak begitu sulit untukku menemukan identitas gadis cantik itu.
Untung saja tadi aku hendak melukis di kebun bunga yang didirikan oleh Gio itu. Yah, meski aku panas melihat mereka berdua terlihat begitu intim tadi.
Rencananya aku ingin menyelesaikan lukisan gadisku di kebun itu. Tapi melihat drama sialan itu aku jadi tidak mood untuk melukis lagi.
Tadi ia begitu cantik menggunakan terusan bermotif floral itu. Ku rasa ia juga salah satu penggemar bunga. Nampaknya akan lebih menarik bila aku mengiriminya bunga setiap hari setelah aku mendapat alamat rumah dan segala tentangnya.
"Sam, aku ingin kau menyelediki tentang arsitek yang dipercayakan Gio untuk merancang desain mansionku di Virginia" ucapku dari balik iPhoneku.
"Baik tuan, akan saya cari segera" jawabnya mengerti.Entahlah, mungkin kalian tak percaya.
Tapi sungguh, cinta pada pandang pertama itu nyata dan sedang terjadi padaku.Selama ini aku pikir cinta hanyalah sebuah ilusi dan sekedar pemuas nafsu di ranjang. Entah sudah berapa puluh wanita yang ku tiduri. Aku sering melakukan one night stand oleh puluhan wanita dan tak ada satupun yang dapat meluluhkan hatiku.
Tapi kali ini, sebelum melakukan 'itu' di ranjang, gadis pantai ini langsung merebut hatiku hanya dengan bibir ranumnya yang sangat manis dan pas di bibirku.
Sial ! Tapi kenapa Gio yang mendapatkannya. Aku tau Gio yang telah menyelamatkanku dari peristiwa gila itu. Bukan berarti ia dapat merebut incaranku untuk kali ini. Sorry Gio nampaknya kita akan cukup bersaing keras.
Aku sudah menganggap Gio sebagai adik kandung dan sahabat terbaikku sejak lama. Sebelum ia bekerja dan di angkat menjadi salah satu bagian kami. Aku adalah seniornya di universitas dulu.
Kebetulan kami satu universitas tapi beda fakultas tentu saja. Dia mengambil fakultas bisnis dan aku bukan lain mengambil bagian seni melukis. Setelah aku lulus, aku pergi ke UK untuk meneruskan S2 ku dan mengambil fakultas bisnis karena Dad juga ingin aku dapat mengurus kerajaannya yang besar itu meskipun keluarga Greg memiliki kerajaan yang lebih besar lagi dari kami.
Aku hanya menyelesaikan S2 ku selama 1,5 tahun. Yap, normalnya di UK hanya butuh 2 tahun untuk menyelesaikan S2 namun karena aku rajin mengerjakan berbagai macam tugas ini itu, aku dapat menyelesaikan kuliahku dalam kurun waktu 1,5 tahun.
Ketika aku kembali ke rumahku, dad langsung memintaku untuk belajar menghandle urusan Sebastian Company beserta jutaan saham lainnya yang tersebar di mana-mana.
Dad bilang sudah saatnya Dad kembali dalam dunia lukisnya. Iya, aku mendapat titisan pelukis dari dad dan juga grandpa. Meskipun begitu, jiwa bisnis kami juga berkembang.
Sedangkan Mom adalah seorang designer ternama dan telah membangun ratusan butik yang sudah tersebar hampir di seluruh pelosok dunia.
Meskipun begitu, ia tak pernah absen untuk selalu menelpon sekedar menanyakan keadaanku dan paling parahnya menanyakan hal yang kubenci.
Kapan membawa seorang gadis ke rumah dan kapan menikah untuk memberikannya cucu.Sungguh Mom, cinta itu tidak penting. Aku bisa membelikanmu cucu dari beberapa panti asuhan dan hentikan pertanyaanmu yang membuatku gila.
Tapi Mom langsung selalu sedih mendengar pernyataanku dan oh tentu saja siapa yang tega melihat wanita tercinta di hidupku sedih. Hingga aku membohonginya bahwa di umurku yang ke 27 aku akan membawa gadis pilihanku untuk mengikat janji suci di altar putih.