Assalamualaikum, eh bawa cerita baru nih hehehe.. ini ide tiba-tiba muncul dikepala saya dan saya harap kalian suka!!
Terimakasih untuk @ar_ihan kece banget editannya! Sorry yaa gak bilang bilang kamu mau pake editannya untuk cover hehehe...
Vote and comments yaaa, masih butuh banyak kritik :)
HAPPY READING!!!
Ify POV
Dulu aku begitu membencinya, ia menyebalkan, suka berbuat seenaknya, senior sok kuasa! Tapi itu semua dulu karena sekarang ia adalah orang yang paling ku cintai. Walaupun dia masih semenyebalkan dulu tapi sayangnya aku kini tengah menikmati karma itu. Aku jatuh cinta padanya entah sejak kapan.
Kini ia duduk diapit kedua orang tuanya didepanku dan keluarga besarku dengan gagah dan penuh percaya diri. Baju batik cokelat menambah kharismanya, entah kenapa ia terlihat dua kali lipat lebih tampan dibanding biasanya. Tak sudah sudah ia memandangku membuatku gugup dan merona. Ditambah lagi bisik bisik adikku dibelakang yang tengah membicarakanku dan dia. Mama terus menggenggam tangan kananku dengan erat, pasti sulit melepasku, aku mengerti.
Sejak ayah meninggal lima tahun lalu hanya aku dan uang pensiunan ayah sebagai pns yang menghidupkan perekonomian keluargaku. Aku mendapatkan beasiswa untuk kuliahku dan aku bekerja disebuah kafe pada malam harinya. Rio, sangat menentang keras semua usahaku namun apa yang bisa ku lakukan ketiga adikku masih butuh biaya untuk sekolah. Namun sekarang aku sedikit bisa bernafas lega, sejak enam bulan lalu papa Rio meminjamkan aku dana yang cukup untuk membuka kedai kelontong yang dikelola ibuku didepan rumahku dan itu cukup untuk membuat komporku terus hidup.
Dan mulai hari ini, Rio berjanji sanggup untuk membiayai semua urusanku beserta sekolah adik adikku. Aku begitu beruntung bukan..
"Ify alyssa, mau kah kamu menerimaku sebagai suamimu, yang akan menjagamu, mendampingimu, mencintaimu disisa umurku" ucap Rio lantang ketika disuruh oleh MC menyerukan kalimat lamarannya. Wajahku tambah merah kurasa, dia memintaku, meminangku.
"Ayo neng Ify dijawab atuh pemintaan si aa' " suara MC tadi yang ku tahu adalah seorang ibu ibu paruh baya yang merupakan teman pengajian mama.
Aku tak bisa bersuara semua terhenti ditenggorokan, aku hanya mengangguk sebagai jawaban lamarannya. Ada perasaan lega tapi juga sedih.
Lega karena semua dapat berjalan khidmat dan sedih karena ayah hanya bisa melihat kebahagiaanku di surga sana.Ibu MC tadi menyuruhnya memasangkan cincin dan kalung emas dengan motif sederhana yang dipilihkan keluarganya untukku, dengan anggun aku berjalan kearahnya tak pernah segugup ini hingga memandangnya saja aku malu padahal biasanya malu malu in. Karena jujur saja didepannya aku tidak pernah jaim, semua berjalan senatural mungkin.
Bulu kudukku meremang ketika ia memegang jemariku dan seperti ada ribuan kupu kupu yang beterbangan di perutku ingin dikeluarkan saat cincin itu berhasil masuk kedalam jari tengahku. Setelah memasangkan kalungnya pada leherku ia mencium keningku lama dan aku mencoba untuk memahami semua kalimat cinta nya yang tak terucap itu. Satu doaku pada Tuhan
"Jadikan Ia, Rio Haling, sebagai jodohku hingga aku menutup mata"
***
Rio POV
Aku kembali bercermin, memandang pantulan tubuhku pada cermin. Baju batik cokelat yang bunda pilihkan untukku terlihat sangat cocok ditubuhku, aku terlihat tampan.
Aku sebenarnya gugup luar biasa, ini pengalaman pertama ku melamar anak orang dan aku harap akan menjadi yang pertama dan terakhir kali dalam hidupku. Aku kembali melihat kertas bertuliskan permintaan lamaranku nanti entah sudah berapa kali aku mencoba menghapalnya. Tapi rasa gugup tak kunjung hilang.
"Rio, ayo nak!"
Mama sudah menyuruhku untuk berangkat kerumah kekasihku, yang sebentar lagi akan menjadi belahan jiwaku. Dengan mobil sedan papa aku pergi kerumahnya bersama mama, papa, dan dua adikku. Diperjalanan mama terus menggenggam tangan kiriku, aku adalah anak pertama keluarga ku mungkin berat untuk mama melepasku walau sudah ku sampaikan berkali kali bahwa aku tetap akan tinggal dirumah mama hingga aku dapat membeli rumahku sendiri.
Tak terasa, kami tiba dirumahnya. Rumah sederhana dikawasan perumnas. Terlihat tarub berwarna putih telah berdiri didepan rumah bercat kuning itu. Aku dan keluarga besarku disambut dengan sangat hangat oleh keluarganya.
Tak lama menunggu akhirnya wanitaku muncul dari balik tirai yang kutahu adalah kamarnya. Berjalan dengan anggun ia mendekatiku. Ia terlihat sangat cantik malam ini dengan kebaya pink dengan desain yang sangat sederhana ia benar benar terlihat manis. Aku terbengong ketika ia menunjukkan senyum ayu nya pada bunda dan papa.
Mereka pikir ia lah yang beruntung mendapatkan aku, tapi siapa yang tahu bahwa sebenarnya akulah yang beruntung memilikinya. Ify adalah gadis cantik yang sangat cerdas dan begitu tegar dan aku yakin ia akan menjadi ibu yang baik untuk anak-anakku kelak.
Ify duduk dihadapanku dengan diapit oleh mama dan adik laki-lakinya. Ayahnya memang sudah meninggal saat setelah sebulan aku resmi berpacaran dengannya beberapa tahun lalu. Dan tanpa sepengetahuannya ayahnya telah menitipkan ia jauh hari sebelum beliau meninggal.
"Aku titip putri kecilku, jaga dia, sayangi dia"
Itu kata kata yang selalu kupegang saat kami tengah bertengkar hebat.
Ibu MC yang berdiri diantara kami menyuruhku untuk mengungkapkan apa tujuanku disini setelah papa berhasil dengan sukses meminta Ify menjadi istriku pada kekuarganya.
Dengan sedikit gugup aku mencoba mengungkapkan apa yang seharysnya tanpa berpatokan pada kertas yang telah ku hapal.
"Ify alyssa, mau kah kamu menerimaku sebagai suamimu, yang akan menjagamu, mendampingimu, mencintaimu disisa umurku" ucapku lantang, ia juga gugup ternyata, wajahnya sudah semerah tomat sampai telinganya dan jujur saja aku ingin tertawa sekarang juga. Tapi demi mempertahankan tata krama dan kesopanan didepan calon mertua aku berusaha keras menahannya.
Ia tak kunjung menjawab hingga sang MC kembali bersuara
"Ayo neng Ify dijawab atuh pemintaan si aa' "Hanya anggukan yang ia beri sebagai tanda menerima lamaranku dan siapapun pasti akan tahu bahwa aku meeasa lega luar biasa. Ia, Ify alyssa akan menjadi istriku..
"Tuhan, bolehkah aku meminta padaMu, jadikan gadis dihadapanku ini menjadi jodohku seumur hidup hingga disurga nanti"
Tbc...

KAMU SEDANG MEMBACA
My Wedding (Rify Story)
Romantizmkami berpacaran hampir lima tahun, dan di tengah masa kuliahku dia melamarku dan aku menerima lamarannya. aku memang mencintainya, tapi yang lebih penting dari semua itu adalah keluargaku. apalagi yang kuharapkan, dan aku bersyukur serta bahagia kar...