hai aku lanjut yah ceritanya..cekidot
Dara POV
Aku ngak habis pikir ganteng-ganteng begitu dia punya masa lalu yang kelam, dasar kristian, aku jadi kasihan.
Flashback on
''kristian itu punya pacar dulu om tante, namanya bella mereka hampir menikah dan kak kristian sangat mencintainya, tapi karena bella punya penyakit dia pamit ke kak kristian untuk pergi ke amerika tanpa memberitahu kalau bella ingin oprasi di sana malah dia bilang hanya jalan-jalan tapi selepas itu kak bella meninggal, krn kanker hati yang sudah stadium akhir, kak kristian yang mendengarnya tidak percaya dia tetap yakin kalau bella masih jalan-jalan dan menikmati liburanya di amerika sanah, sampai-sampai kak kristian sakit, dan hampir gila dulu tapi karena dukungan mama papa serta teman-temanya kak kristian pun bisa pelan-pelan melupakan bella walaupun tidak 100%''
Flashbackoff
Itulah tadi penjelasan bara tentang kakaknya, mama dan papapun agak miris mendengar penjelasan bara itu dan memutuskan tidak ingin melanjutkan perjodohanya dengan ku, karena takut nanti aku tersakiti.
Kristian POV
''Berani sekali dia memanggilku tian padahal aku paling tidak suka di panggil tian''
''tapi kak dia tidak tau, lagian dia baik cantik dan menurutku dia sangat cocok jadi istrimu ku dengar dia seorang dokter anak spesialis pshycologi anak kak''
''persetan dengan pekerjaanya yang jelas kesan pertama saja bikin moodku hancur apalagi nanti pas nikah bisa-bisa aku bunuh dia''
Bara yang mendengarku sudah marah kelewat batas akhirnya meninggalkanku sendiri, aku juga belum bisa melupakan bellaku, walau yang ku tau dia sudah tiada, dunia kami berbeda tapi aku selalu berpura-pura seperti orang gila yang selalu menyebut nama bella atau selalu menganggap bella amsih ada di amaerika padahal aku sadar dan akupun sudah melupakan bellaku.
Author POV
Dara sedang bergulat dengan komputer dan berkas-berkas di depanya tidak sadar kalau seseorang sedang memperhatikanya saking seriusnya dia menjalani profesinya sebagai seorang dokter pshycologi anak, sebagai dokter pshycologi yang meladeni anak-anak dia tidak terlalu sibuk seperti dokter pada umunya karena pekerjaan ya tergolong ringan karena hanya memeriksa psikis anak dan berbicara langsung tidak ada praktek kalaupun ada hanya sebatas perkenalan benda kepada anak yang terganggu psikisnya.
''nak Dara?'' panggil seseorang yang ternaya irma yang sedari tadi memperhatikanya.
''eh tante irma lo datang kok ngk kabarin sih tan malah ketemu di sini lagi aduh jadi ngak tante''
''tidak apa nak dara saya kesini hanya berbicara sekedar membahas malam perjodohan itu, saya ingin nak dara tetap nikah dengan anak tante kristian''
''tapi tante mama papa bilang ragu soalnya jiwa kristian terganggu yah tante? Maksud saya dia ngak bisa ngelupain masa lalunya gitu?''
''iya nak tapi tidak seburuk yang kamu pikirkan, tante mohon nak kamu anak yang baik tante yakin kamu dan kristian berjodoh tapi tante mohon kamu sabar karena memang orangnya keras dan selalu menyukai kesendirian''
Dara yang mendengar penjelasan irma hanya mengangguk dan kasihan jadi dia putuskan akan PDKT dulu dengan kristian.
Bara POV
Gadis itu namanya dara dia seumuran dengan dan kelihatanya baik, aku tertarik tapi mama ingin kak kristian yang berjodoh dengan dara, dengan alasan jabatan CEO sialan itu, umur papah dan umur kak kristian yang sudah kepala tiga.
Iya aku dan kak kristian beda tiga tahun aku 27 tahun jadi dara juga 27 tahun tapi wajahnya sangat imut aku jatuh hati.
''permisi pak bara ada yang ingin bertemu''
''siapa dewi? Suruh saja masuk aku juga tidak sedang sibuk''
Dewi adalah sekertarisku yang sangat tergila-gila denganku kalau bukan karena dia cerdas dan cekatan aku sudah memecatnya karena kadang dia tidak senonoh dan selalu menrik perhatianku dengan tubuhnya, murahan.
''permisi, pak bara saya Dara''
Astaga dara perempuan yang aku puja-puja beberapa hari ini dia, kenapa di sini mungkinkah dia menyukaiku? Akh semoga saja.
''pak bara boleh saya duduk?''
''pak baraa??''
''ooh astga maaf dar saya melamunkanmu ups maksudku saya sedang mengantuk, ada apa yah dara? Dan oh iya siapa yang bilang kantorku di sini? Oh tidak tunggu kau diapakan dewi sekertarisku biasanya dia sensitif dengan perempuan yang bertemu denganku''
''maaf pak bara saya tidak bisa menjawab semua pertanyaan bapak, saya kesini di suruh tante irma, saya ingin bertemu dengan pak kristian''
Dia mencari kakaku, tentu dia pasti lebih memilih kakaku terlebih dia mengatakan mama mungkin mama yang menyuruhnya untuk bertemu dengan kak kristian tapi semoga kak kristian mempertahankan sikapnya, dan dara untukku.
Author POV
Kristian sedang menikmati kopi paginya oh tidak kopi siangnya ini sudah jam 11 siang, dan bara ingin bertemu dengannya katanya ada klien yang ingin bertemu.
Tiba-tiba masuklah bara dengan dara, yang sontak membuat kristian kaget dan sedikit jengkel. Jengkel?.
''kenapa kau bersama gadis(ku) bara?'' oh tidak kenapa gadis itu sangat cantik dengan rok selututnya dan baju kemejanya tak lupa rambutnya dikuncir dan memperlihatkan leher putihnya. Batin kristian.
''oh, tentu aku kesini tidak dengan hal yang kosong bukan? Perkenalkan dara dia yang akan menjadi dokter psikismu kak''
Dara yang di rangkul bara menjadi risih saat diperkenalkan dengan kristian, dan juga kristian menjadi panas.
''apa maksudmu? Aku memang butuh dokter pribadii tapi aku ingin dia laki-laki lagian bukankah dia psiskis anak? Lalu kenapa dia ingin bekerja denganku? Ada maksud lain kah?''
Dara yang mendengar itu menjadi naik darah dan menjadi sangat emosi padahal kalau dia bertemu dengan bara atau yang lainya dia bisa tidak mengeluarkan sifat aslinya tapi kenapa didepan kristian dia menjadi dia yang asli, emosian dan cerewet.
''maaf yah pal kristian prabuwangsa darwis, saya tidak ada maksud lain, semata-mata saya ingin membantu anda sembuh dan melupakan masa lalu anda kalau anda tidak suka saya bisa pergi sekarang juga. Saya hnya menghormati mama anda''
Dara yang emosipun pergi dan bara senyum penuh semangat ikut pergi juga.
--0--
komen dong kalau suka.. hehe maksa yah
YOU ARE READING
CEO love Doctor
RomanceAku melajukan mobil ku ke perumahan elit dan megah itu, iyah rumah orang tuaku mereka mengajakku makan malam, padahal dikantorku aku lagi sibuk-sibuknya mengurus pengeluaran produk baru prusahaanku. Saat ku lajukan mobilku dan memasukannya ke halama...