aku comeback nih, semoga suka yah walaupun gaje banget. >_<
cekidot ^_^
Hari ini aku ke kantor dengan muka lusuh, itu bukan kataku, itu kata para perawat di klinik tempatku kerja, tapi memang sudah seminggu aku seperti ini, bahkan berat badankupun turun 3 kg, entah karena apa.
Aku berjalan menyusuri jalan setapak di dekat apartemenku, aku dari supermarket membeli sesuatu yang mengenyangkanku.
''permisi nona''
''iya, maaf siapa?''
''tadi anda menjatuhkan mie instan yang anda beli, ini''
Aku hanya mengambil mie instan yang ku beli yang ternyata jatuh, kantong plastik yang ku pake ternyata bolong, yah untung ada orang baik. Tapi siapa dia, aku tidak mengucapkan terimakasih. Tapi bau parfum ini.
Akh tidak, ternyata aku sangat merindukan dia, kejadian seminggu yang lalu membuatku seperti ini, bahkan bay parfumnya sangat aku kenal.
Aku hanya punduk merindukan bulan, mengharapkan, dan mengidamkan sesuatu yang mustahil, dia yang ku pilih telah memilih yang lain, antara diam dan benci aku hanya memilih diam, benci malah hanya membuat ku frustasi.
Kristian POV
Semingggu ini aku sibuk dengan perusahaanku, sedikit lagi aku diangkat papa sebagai CEO, entah kenapa aku terlalu terobsesi dengan jabatan itu, aku juga tidak memiliki alasan jelas.
sudah seminggu aku mengabaikan gadis itu dan jujur saja aku juga tidak bisa, masih terlintas dibenakku mimik wajahnya setelah aku meninggalkan apartemenya tanpa permisi, tapi sejujurnya aku melakukan itu bukan karena alasan.
Masih terngiang di telingaku suara dan kata-kata itu kalau dara ternyata, ternyata dia akan di lamar oleh reza, sepupuku.
Yang ku tahu reza adalah seorang CEO dari sebuah perusaha ternama, juga termasuk kolega bisnis papah, dan aku sangat menghormati dia sebagai kakak sepupuku, papah dan mamah pun menyayangkan, tapi itu kembali lagi tangan dara eentah dia mau menerima atau tidak. Tapi yang ku dengar dara adalah mantan pacar dari reza. Aku frustasi tapi aku sangat menghormati sepupuku itu, jadi mungkin aku akan mundur saja.
Pagi ini mamah sudah menceramahiku habis-habissan, begitupun dengan papah, mama bilang aku kalah cepat, aku harus cepat, sedang papah malah menyuruhku pasrah sebagai lelaki aku tidak kan menyerah bukan?. Dara i will show you.
Author POV
Dara yang sedang menikmati sarapan paginya kaget dengan apa yang di katakan mama dan papanya.
''apa? Reza mau ngelamar aku?''
''iya dara, katanya dia tidak mau menunggu lagi dia tidak mau membuat kau terluka lagi'' ucap mama dara.
''tapi nak, itupun tergantung kamu kalau kamu maish suka atau tidak dengan reza, kita kan melihat dari masa lalu dia meninggalkanmu karena seorang wanita luar negeri bahkan mereka memiliki anak'' ucap papa dara menasehati.
''dara akan pikirin baik-baik pah mah, dara ke kantor dulu''
Kedua orang tua itu hanya melihat dara sambil tersenyum tipis.
Kenapa harus menjadi seperti ini tuhan, kenapa. Dara.
Dara melajukan mobilnya menuju tempat prakteknya, ketika sampai dara melihat mobil terparkir di depan kliniknya.
''sepagi inikah ada pasien, aku sedang tidak mood''
Dara hanya bergumam kecil namun jelas.
Dar lalu masuk ke dalam dan menemukan sesosok reza di sana, reza tidak memasang senyum di sana juga tidak memasang wajah suram, sangat aneh.
''ohh reza? Kapan datang?''
''iya dara, setelah matahari memperlihatkan dirinya aku lalu mengingatmu dan bergegas kemari''
Dara melihat jam tanganya dan ternyata masih jam 6 pagi.
''oh iya, ngomong-ngmong caty kemana?''
''caty? Oh dia masih tidur tadi''
''oh..''
Suasana sangat canggung, entah atmosfer disana sangat canggung, dara serasa terpesona sesaat dengan reza, reza yang datang dengan kemeja yang sangat rapi dengan stelan berwarnah biru tua itu sangat fantastis dimata dara.
''ohh iya dara kau pasi sudah mendengar kabar yang disampaikan tante irma atau om ihwal''
''oh itu yah aku sudah dengar, kenapa? Aku tidak kaget bukankah kau juga pernah ingin melamarku tapi karena mamauh tidak menyukaiku jadi..''
''iya dara sudah jangan di lanjutkan, aku ingin memperbaikinya''
''tapi apakah sangat terburu-buru? Kau bahkan tidak memulainya dengan sesuatu yang indah maksudku kau tidak..''
''uhm, itu aku, kau kira kau tau aku tidak suka berbasa basi dara''
''iya aku tau tapi setidaknya kau harus melakukan itu, dan oh iya reza aku harus masuk ke ruanganku, bukankah kau mau ke kantor hapemu sudah dari tadi berdering''
Hape rezza ternayata sudah dari tadi berdering, dan reza tidak menyadari itu.
Reza sangat gugup bertemu dengan dara walaupun dia sangat pintar menyembunyikan kegugupanya.
''baiklah ku pikir kau sudah mempunyai tambatan baru tapi aku tidak akan mengalah dara''
Dara hanya bisa tercengang mendenfar kata-kata reza. Dan reza berlalu ke kantornya.
Jujur, aku senang kau ingin mendapatkanku lagi reza otakku sangat merespon baik, tapi hatiku kenapa hanya diam, tidak berdetak kencang seperti saat kristian memperlakukanku. Dara.
***
Di lain tempat bara sedang menikmati berendam di dalam bathup di temani dengan sebotol wine. Sangat nyaman.
Kenapa yuli bertingkah aneh, dan kenapa calista tidak menghubungiku lagi, tapi biarkanlah aku juga tidak apa-apa.
Setelah bara menyelesaikan mandinya, dia lalu mengambil hapenya dan mengecek emailnya.
Dari Calista : Bara? Aku sedang di US sekarang, entah kau mencariku atau tidak aku hanya ingin minta semangat darimu, aku sedang memperdalam ilmuku disini, papiku menyuruhku agar bisa bekerja di US juga, jujur aku rindu bibirmu semoga kau selalu mengingatku.
''wahh dia sedang ke US memperdalam ilmu lagi? Dan papinya lagi? Sangat tidak etis, lagipula aku juga tidak senang tidak sedih dia pergi, baiklah ku beri semangat.''
To Calista: iya yang semangat hany.
Setelah mengirim pesan itu bara lalu tertidur.
***
Kristian sedang di cafe menikmati alunan lagu cover dari 2ne1-Lonely sangat mendekskripsikan tentang dirinya.
Kenapa harus dia? Kenapa harus wanita yang membuat duniaku teralihkan, kenapa bukan mobil, jam tangan atau apapun itu yang bisa ku beli, kenapa harus wanita yang bernama dara kenapa bukan wanita yang berbaris rapi di belakangku yang minta di sentuh, dan kenapa pula harus reza? Kakak sepupuku yang sudah ku anggap saudara kandung. Kristian.
Kristian lalu melihat sepasang kekasih sedang beradu mulut (bukan ciuman XD) sepasang kekasih itu terdengar mempersoalkan kalau si perempuan di jodohkan. Dan silelaki tidak terima.
Kristian hanya meminum seteguk kopinya lalu beranjak pergi dengan sepasang senyum yang tersungging indah. Haha kristian punya ide nih.
--0--
kristian lagi kenapa tuh. haha
maap gaje, typo
YOU ARE READING
CEO love Doctor
RomanceAku melajukan mobil ku ke perumahan elit dan megah itu, iyah rumah orang tuaku mereka mengajakku makan malam, padahal dikantorku aku lagi sibuk-sibuknya mengurus pengeluaran produk baru prusahaanku. Saat ku lajukan mobilku dan memasukannya ke halama...