Raymond POV
Kenapa Jess tiba-tiba datang menemuiku di perpustakaan? Aku tahu dia adalah salah satu pacarku dan berhak menemuiku di tempat ini. Tapi aku sungguh tak rela jika waktu berharga yang jarang kudapatkan seperti saat ini, hanya berduaan dengan cowok impianku, terganggu dengan kehadirannya.
Seingatku, aku tidak pernah memberitahunya. Aku hanya bilang padanya jika hari ini aku tidak bersekolah karena diskors. Tapi, tentu saja aku tidak jujur menceritakan penyebabnya. Aku sudah mengarang indah dan gadis itu percaya padaku.
Aku curiga ini pasti ulah pacarku satunya lagi yang tinggal sekamar denganku. Hanya dia yang kuberitahu jika hari ini aku akan menghabiskan waktuku di perpustakaan sebelum jam istirahat sekolah, dan rencana-rencana setelahnya.
Aku terpaksa memberitahunya karena dia terus memaksa. Dia terlihat mulai posesif sejak kejadian Marvin yang tiba-tiba menonjok wajahku di lapangan dan aku memilih untuk diam saja tak membalas. Ditambah sikapku yang mungkin terlihat semakin mencolok baginya, begitu membela Marvin. Hingga aku sebagai korban yang tidak bersalah, harus ikut diskors akibat ulah berandalan cowok itu.
Dia pun sebelumnya terlihat tak suka aku pacaran dengan Jess. Tapi kenapa sekarang dia malah sengaja memberitahu Jess keberadaanku, memancing gadis itu untuk menemuiku. Sungguh aneh. Apa dia sudah mulai curiga padaku jika aku tengah bermain api di belakangnya? Lalu dengan sengaja mengirim Jess untuk merecoki kebersamaanku dengan Marvin?
Ah, biarlah jika dia curiga dan semuanya harus terbongkar pada akhirnya. Aku tak mau ambil pusing soal itu.
Saat ini, aku hanya ingin menghabiskan hari ini hanya berduaan dengan Marvin, cowok yang untuknya rela kuberikan seluruh hati, cinta, waktu, dan perhatianku. Aku sudah bertekad dalam hatiku aku akan menjadikan dia yang utama setelah Tuhan dan kedua orang tuaku, jika dia menerimaku jadi pacarnya. Aku akan berusaha setia dan tak akan mencabangkan hatiku. Dia bisa pegang janjiku ini.
Tapi, impianku itu masih jauh melayang di angkasa. Yang ada, aku malah terbakar api cemburu saat ini. Rasanya, aku ingin sekali mencongkel kedua bola mata Marvin. Dia tak pernah lepas memandangi Jess, mengikuti langkah kaki gadis itu sejak dari pintu perpustakaan hingga duduk di sebelahku saat ini. Bahkan, dia terlihat sangat gugup saat gadis itu menyapanya.
Dia tampak begitu kegerahan dan kikuk dengan kehadiran Jess disini. Rupanya dia masih menyukai Jess, meski gadis itu dengan sangat terpaksa kuubah statusnya menjadi pacarku.
Aku sengaja pamer kemesraan di depannya untuk membuatnya down. Aku ingin dia menyerah dan berhenti berharap mendapatkan cinta gadis itu, meski dengan resiko dia akan semakin membenciku. Tapi itu jauh lebih baik daripada harus melihatnya bersama orang lain. Aku sungguh tak sanggup.
Rencanaku sepertinya berjalan mulus. Dia terlihat terganggu dan mulai panas, melihat Jess yang sedang cekikikan kecil kugombali. Dia pun tiba-tiba beranjak bangkit dari duduknya dan berpamitan untuk ke kantin.
Tapi, dasar bocah tengik! Dia masih saja curi-curi kesempatan menebar pesona pada Jess. Dengan manisnya dia menawari pacarku itu, ingin menitip apa di kantin yang untungnya langsung ditolak dengan sopan olehnya.
Bagus Jess, jangan biarkan harapan sekecil apapun timbul di hati Marvin untuk mendekatimu lagi, karena dia milikku. Hanya aku satu-satunya orang yang boleh memilikinya.
Sialnya, Marvin tidak menawariku hendak menitip apa di kantin, padahal aku sangat berharap dia bertanya padaku. Aku ingin titip sebuah kue muffin coklat yang tentu saja akan kuberikan padanya sekembalinya dari kantin. Dia sepertinya menyukai kue itu apalagi yang gratisan.
Aku ingin sekali segera menyusul Marvin tapi kedua tangan Jess masih bergelayut manja di bahuku, menahanku untuk berdiri. Aku pun memanggil namanya pelan untuk menungguku, setelah aku pamit pada Jess yang duduk di sebelahku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Cinta Monyet (BoyxBoy)
RomanceBagi kebanyakan orang masa SMA adalah masa monyet bercinta...namun aku bukanlah seekor monyet karena cintanya akan membekas selamanya di hatiku. "Aku sangat membencinya karena dia selalu memacari setiap cewek yang kuincar" --- Marvin Budiarto. "Aku...