Sixteenth

6.4K 273 3
                                    

Camel terduduk di ranjang saat tadi Ibunya masuk ke dalam kamarnya dan memberitahukan bahwa mertuanya mengundang seluruh anggota keluarganya untuk hadir di acara 25 tahun hari pernikahan kedua orang tua Aulion.

Camel jadi memikirkan pertanyaan Aulion tempo hari yang mengajaknya kembali berbaikan dan mengulang semuanya dari awal. Dan sampai sekarang ia belum mendapatkan jawaban atas pertanyaan Aulion itu. Karena ia tidak mau salah langkah lagi.

Dan malam nanti Camel akan bertemu dengan Aulion, dan akan dipastikan pria itu menagih jawabannya! Dan kini Camel terduduk seraya memikirkan jawaban untuk semuanya.

Camel menarik napasnya dan menghembuskannya perlahan, dasar memang aneh dirinya itu. Saat ditinggalkan Aulion ia teramat bersedih dan merasa kehilangan, tapi disaat Aulion mengajaknya kembali berbaikan ia malah kebingungan begitu.

Matanya melirik pada jam dinding yang menggantung di atas pintu kamar mandi, sudah pukul 17.00 WIB dan ia bahkan belum mempersiapkan gaun untuk malam nanti.

Dengan langkah gontai ia berjalan menghampiri lemari yang letaknya di pojok kamar dan membuka pintu sebelah kiri yang memang di khususkan untuk menggantung gaun miliknya. ada banyak pilihan warna gaun malam di hadapannya, dahinya mengernyit memilah-milah warna yang cocok untuk acara nanti malam.

Tangannya ia letakkan pada dagu dan matanya berkeliaran menatap satu persatu gaun yang ia miliki. Dan senyumnya mengembang saat melihat gaun apa yang cocok untuk malam nanti.

---

Setelah bersiap dan berdandan dengan cantik, Camel meraih clutch bag miliknya yang ia letakkan di hadapannya bersama alat-alat makeupnya yang berjejer rapi. Ia memang jarang berdandan jika akan bepergian, tapi jangan ragukan keahlian tangannya dalam memoles makeup pada wajahnya itu.

Terdengar suara ketukan di pintu kamarnya, Camel segera bangkit dan beranjak membuka pintu kamarnya. Ibunya pun sudah terlihat cantik di hadapannya dengan gaun ala mommy-mommy berwarna hijau dengan selendang yang menutupi pundak, ditambah dengan sanggulan rambutnya yang khas seperti ibu-ibu pada umumnya.

"Sudah siap, Camel?"

"Sudah, Bu. Ibu cantik sekali." Puji Camel tulus. Sementara Ibunya hanya terkekeh mendapatkan pujian seperti itu dari putrinya.

"Baiklah, ayo kita berangkat. Ayah sudah menunggu di mobil,"

Camel menganggukan kepalanya dan keluar dari dalam kamarnya, tak lupa juga ia menutup pintu kamarnya rapat dan mengikuti langkah Ibunya yang sedang menuruni tangga.

Dan Camel baru ingat, bahwa dia belum juga mempersiapkan jawaban untuk Aulion. Camel merutuk dalam hati.

---

Camel menatap pada rumah bergaya Europe yang terlihat sangat ramai itu. Banyak mobil-mobil terparkir di jalanan dan memenuhi jalan tersebut. Camel keluar dari dalam mobil bersama kedua orang tuanya.

Ibu dan Ayahnya berjalan terlebih dahulu, sementara Camel berjalan menyusul di belakangnya. Oh ya, omong-omong Melo sudah kembali ke London karena masa liburannya telah habis.

Camel mengedarkan pandangannya pada sekitar, banyak orang-orang yang tidak ia kenal. Dan memang dia hampir tidak mengenal semua tamu yang di undang.

Seorang wanita yang terlihat seumuran dengannya menghampirinya dan tersenyum lebar saat sudah berdiri di hadapannya. Wanita itu memeluk Camel sekilas dan hal itu membuat Camel kebingungan.

"Camela, ya?" Tanya wanita di hadapannya yang ia jawab hanya dengan anggukan kecil.

"Maaf, siapa ya?" Camel benar-benar tidak mengenal wanita di hadapannya itu.

Let Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang