Seventh -- The Wedding

6.5K 337 1
                                    

Camel menatap wajahnya di hadapan cermin, wajahnya tengah di dandani oleh seorang perias makeup wedding. Tidak jauh dari tempat duduknya Ibunya, Mamanya Aulion, dan kedua adik Aulion tengah didandani juga.

Perasaan gugup menyergap pada dirinya, hati Camel masih belum sepenuhnya terjatuh pada Aulion, masih ada sisa-sisa dari Mika. Camel menarik napas dan menghembuskannya, membuat sang perias tersenyum menggoda pada Camel.

“Gugup ya, mbak? Calon pengantin memang selalu begitu, apalagi kalau malam sudah tiba.”

Semua yang berada di ruangan terkikik mendengarnya. Camel melirik sang perias melalui cermin di hadapannya. Huh, sok tau sekali!

Menit demi menit terus berlalu, dandanan Camel masih belum selesai sepenuhnya. Karena memang dandanannya yang paling merepotkan, ditambah juga tatanan rambutnya yang disanggul sedemikian rupa supaya nampak terlihat indah.

Iren dan Zeze tengah berbincang-bincang di ranjang pengantin—seraya menunggu Camel selesai, karena keduanya lah yang akan mengantar sang pengantin wanita menemui sang pengantin pria.

“Sudah selesai,”

Camel menoleh pada cermin dan terpaku menatap pantulan dirinya di hadapan cermin, itu benar dirinya ‘kan? Camel tidak menyangka ia bisa secantik ini jika di dandani seperti pengantin.

“Wah, Kak Camel cantik banget. Bang Lion pasti makin jatuh cinta, nih.” Puji Iren disertai dengan godaan. Zeze yang mendengarnya terkikik karena geli.

“Berhenti menggodaku, kalian ini.” Camel mendengus kesal karena kedua adik Aulion benar-benar mirip dengan sang kakak—yang mana akan menjadi suami sahnya.

“Mbak tinggal dulu, ya. Mau melihat Ijab Qabul berlangsung.” Sang perias meninggalkan kamar Camel dan membuat suasana hening seketika.

Tangan Camel sudah berkeringat dingin menunggu beberapa saat lagi. Ini benar-benar menegangkan baginya.

"Sabar, kak. Semuanya pasti lancar." Zeze tertawa kala melihat tubuh Camel gemetar karena menunggu Ijab Qabul. Camel harus pasrah, karena ia benar-benar tidak akan bisa kemana-mana lagi.

"Aku gugup, Ze." Tentunya gugup karena tidak ingin menikah dengan Aulion.

"Semua wanita yang akan menikah pasti merasakan ini, kak. Kakak tenang aja, kak Aulion pasti lancar Ijab Qabulnya."

Camel benar-benar tidak menyangka akan menikah dengan dokter gila itu! Apa… Aulion memanglah jodohnya? Camel jadi merasa malu sendiri memikirkan bahwa Aulion adalah jodohnya.

Suara dengungan mic yang menggema hingga ke kamarnya itu kembali membuatnya gugup, Ijab Qabulnya akan segera dimulai!

Camel melirik Iren yang mengusap pundaknya dengan lembut. "Sebentar lagi kita akan menjadi saudara, kak."

Camel tersenyum dan melingkarkan lengannya di pundak Iren. Memeluknya. Camel benar-benar merasakan ketulusan dalam diri Iren dan Zeze.

Saudara Aulion, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri saya yang bernama Camela Nausuka dengan mas kawin emas seberat 300 gram dibayar tunai,”

"Saya terima nikah dan kawinnya Camela Nausuka binti Narendra dengan mas kawin tersebut tunai."

Camel menahan napas selama beberapa saat mendengar suara Aulion yang begitu lantang dan merasakan jantungnya berdetak lebih cepat saat tau bahwa sekarang statusnya, resmi menjadi istrinya Aulion.

Let Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang