Calling Senpai

109 4 0
                                    

Hoaamm... Denia terbangun dari tidurnya. Pikirannya berkelebat kemana-mana. Ia tidak tau harus apa hari ini.

Hari ini adalah hari Sabtu. Ia pun melirik jam digital nya, 9.00 a.m.

"Kak Den!" panggil seseorang. Ternyata itu adalah Ardhi, adik Denia.

"Kenapa Dhi?" tanya Denia sambil menguap.

"Mandi gih buruan. Kata papa sama mama kita bakalan datang ke acara pesta perayaan kantor papa." terang Ardhi.

Hah? Pesta? Wah berarti banyak makanan! Pikir Denia.

Ia langsung bangun dari tempat tidurnya dan segera mandi. Seusai mandi, ia menemukan mama nya sedang ada di kamar.

"Lho? Ma?" Denia terkaget.

"Nih, mama sudah siapkan dress yang sangat imut untuk kamu!" kata Mama Denia, dengan senangnya.

Gaun panjang selutut yang berwarna broken white itu dengan lengan 3/4 terlihat sangat elegan. Entah mengapa mama-nya bilang kalau itu imut? Denia pun buru-buru memakai gaun itu.

Setelah dress ia kenakan, Denia segera mengaca.

Ya, untung saja dress itu tidak ketat. Tiba-tiba Mama Denia masuk ke kamar Denia.

"Tuh kan cocok," komentar Mama Denia.

"Hm," balas Denia. Ya sebenarnya Denia lebih ke kategori cewek tomboy daripada cewek feminine.

"Yuk, kak! Kita ke salon sekarang," kata Mama Denia.

Di dalam multichat kelompok sejarah...

Katara : Oi! Pada kerumah gua gak sih?

Maera : Tar, jemput kita di deket kolam renang sekarang

Katara : Ok ok bentar

Katara segera mengeluarkan motornya. Ia melaju dengan cepat menuju kolam renang dekat rumahnya. Ia hanya melihat 2 mobil di depab gedung kolam renang. Satu Avanza, dan satu lagi Chevrolet.

Katara berhenti sejenak, tiba-tiba ada yang memanggilnya.

"Tar!!" Katara menengok, terdapat lambaian tangan Lintang dari dalam mobil Chevrolet berwarna hitam. Katara segera menghampiri Lintang.

"Jadi kalian pake mobil Lintang?" tanya Katara.

"Iya," angguk Maera. "Denia nggak dibales nih chat nya. Makanya kita duluan tanpa dia,"

"Yaudah, nanti aja itu mah gampang. Lin, suruh supir lo ikutin motor gua ya," perintah Lintang.

"Sip," balas Lintang mengerti.

Katara menuntun mobil Lintang ke rumahnya. Sesampainya di rumah Katara, mereka semua turun dari mobil Lintang dan mobil itu pun pergi.

"Rumah lo setengah jadi ya, Tar?" tanya Vela.

"Iya nih, yang lantai 2 belum jadi, tapi wi-fi nya kenceng kok!" jawab Katara.

Mereka semua memasuki rumah Katara. Kebetulan ada Mama Katara dirumah, mereka pun salim kepada beliau.

"Eh Damiana! Lo kok ikut-ikut kita?" tanya Katara yang baru sadar akan kehadiran Damiana.

"Ehehe abis gua gabut di rumah nggak ada kerjaan. Maera yang ngajak gua kesini," jawab Damiana.

"Iya Tar, biar lawak dikit ada dia haha," sambung Maera.

Di waktu yang sama di tempat yang berbeda...

Denia mengecek hpnya ketika bosan menunggu di salon. Dilihat notifikasi Line nya sudah 200 lebih. Ya, sayangnya itu hanya dari official account.

Hmph begini deh nasib jomblo, keluh Denia dalam hati. Tiba-tiba, ia membuka chatroom kelompok sejarah.

"Astaga!" pekik Denia. Ia buru-buru menelpon Maera.

"Halo?" Maera menjawab.

"Mae!! Lo pada udah di rumah Katara ya?" tanya Denia tak tenang.

"I..Iya, Den. Lo dimana? Nggak kesini?" jawab Maera lalu bertanya lagi.

"Astaga, Mae! Gua bener-bener lupa. Gua udah terlanjur ikut mama gua ke salon, soalnya ada acara kantor bokap gua," jawab Denia panik.

"Hah? Terus gimana? Lo nggak ngerjain gitu?" Tiba-tiba terdengar suara Putri protes.

"Yah maaf, gini aja kalian bikin, gua yang benerin nanti, animasi nya gua yang bikin deh!" usul Denia sendiri.

"Yaudah, yaudah... Nanti gua bilangin ke anak-anak kalau lo yang bikin animasi nya." Maera pun menutup teleponnya.

Denia menghembuskan nafas lega.

Sementara di rumah Katara...

"Udah udah segitu aja, nanti si Denia nggak kebagian edit lagi,"

Akhirnya tugas sejarah mereka sidah selesai.

"Eh baru jam 12! Gua masih boleh main sampe jam 4 nih," kata Vela.

"Iya sama, Vel... Yuk main apa gitu?" ajak Putri.

"Ihihihi," Damiana tertawa cekikikan sendiri sambil memegang hpnya.

"Ih Dam, lo kenapa sih?" tanya Maera.

"Gua lagi chat nih, sama kak Bento," jawab Damiana sambil senyam-senyum.

"Wahh anjir anjir!! Jadi Damiana sama kak Bento nih? Ih dia lumayan tau, Dam!! Lo chat apaan aja?" Putri mulai histeris.

"Eh bajak, bajak," usul Katara diam-diam.

"Dam," panggil Lintang. "Temenin gua beli es krim yuk,"

"Ih ogah! Panas banget di luar," tolak Damiana.

Tiba-tiba hp Damiana sudah berpindah tangan ke Maera.

"Ih anjir, balikin hp gua ih," Semua memegangi Damiana kecuali Katara dan Maera yang sibuk membajak hpnya Damiana.

damianaa : kak kok ganteng banget sih

damianaa : aku salting kalo liat kakak

damianaa : seandainya kakak bisa jadi milik aku, aku pasti bahagia bgt

Bento Fadhil : What the f*ck, dek?

Bento Fadhil : Lo masih waras kan?

damianaa : gimana bisa waras sih kak kalo kakak selalu buat aku tergila-gila?

Bento Fadhil : Kocak lu dek

"Hahahaha!! Geblek banget emang lu Mae, Tar," Putri ketawa ngakak karena melihat bajakan Maera dan Katara.

"Ih kalo kak Bento marah salah lo-lo pada, ya," Damiana merebut kembali hpnya dan segera menge - chat kak Bento.

damianaa : maaf kak dibajak temen-temen gue

Bento Fadhil : Ya selaw ae

Tak sengaja, Damiana malah menelpon Bento.

"Eh anjirrr salah pencet!!" teriak Damiana sambil melempar hpnya.

"Matiin bego buruan matiin!!" kata Vela panik.

Tiba-tiba terdengar suara yang agak nge-bass...

"Halo?" kata suara dari hp Damiana.

NOTICE ME SENPAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang