Serigala Berbulu Domba

54 2 3
                                    

Katara's POV

Akhirnyaaaa......!!
Minggu ulangan tengah semester datang juga! Gua udah menanti-nanti hari ini dari kapan tau.

Aneh sih emang kalo gua suka minggu ujian gini. Tapi enaknya, suasana di kelas bakal lebih sepi dan tenang. Semua orang pada sibuk belajar karena tahu nilai mereka sangatlah penting. Apalagi di McKinley High School, saingannya berat-berat.

Dan gua harus dapat nilai terbaik di kelas! Gua bakal belajar mati-matian demi ini. Gua paling gak suka dikalahin.

Di kelas...

"Katara, temenin gua ke koperasi yuk!" pinta Putri.

"Sorry, Put. Gua lagi belajar,"

"Ih Katara, gua takut deh nanti otak lo meledak saking panasnya lo pake buat belajar mulu!" Putri memulai paranoid nya.

"Hmm apa katamu lah, Put,"

"Tar, Putri bener. Lo gak seharusnya belajar over gitu," Maera menasihati gua.

"Ya beda masalahnya, Mae. Lo mah dari lahir udah jenius, lah gua?? Gua mesti belajar mati-matian buat dapet nilai bagus!"

"Nggak kok. Lo pintar kali, Tar. Ya emang belajar penting, tapi kalo dipaksain malah jadi jelek hasilnya nanti," Aduh si Maera, dia benar-benar gak mengerti gua.

"Yaudahlah nilai gua ini yang jelek kan?" Gua pun beranjak pergi dari kelas dan segera menuju tempat favorit gua untuk berdiam diri.

-------------------
Author's POV

"Lah baper tuh anak," komen Denia.

"Namanya juga lagi stress belajar dia," tanggap Maera.

Di saat semua anak x mia 2 sedang santai di kelas, Katara duduk di perpustakaan yang teramat sepi itu. Mungkin cuma ada dirinya dan penjaga perpustakaan. Namanya Bu Rita.

"Eh kamu kesini lagi, Tar," kata Bu Rinta.

"Hehe iya bu, lagi butuh konsentrasi untuk belajar pekan ulangan ini,"

"Yasudah belajar yang benar. Semoga nilai kamu bagus,"

Katara mengangguk dan mulai belajar.

Konsentrasi Katara hanya berlangsung selama 10 menit. Konsentrasi itu pudar karena seorang siswa mendobrak pintu perpustakaan dengan sangat kasar.

"Kamu tuh kalo mau masuk perpus yang sopan!!" tegur Bu Rita.

"Yaela Bu, maaf deh. Saya lagi buru-buru, saya numpang ya bu," ucap cowok itu.

"Kabur lagi ya kamu?"

"Ibu emang tau banget soal saya, naksir ya?"

"Idih,"

Cowok itu menuju ke bagian buku-buku fiksi.

"Elo?" tanya Katara.

"Eh si cewek galak," jawab Aidan. Ya cowok itu adalah Aidan.

"Sialan manggil gua cewek galak,"

"Tuh! Barusan jelas kan? Kenapa gua panggil lo cewek galak?"

"Ngapain sih lo disini?"

"Lah emang ini perpus punya nenek moyang lo? Ini mah emang basecamp gua,"

"Apa? Basecamp?"

"Gak nyangka ya?"

"Dasar cowok aneh,"

"Lo udah pake obatnya belom?"

"Udah."

"Terus kaki lo gimana sekarang?"

"Udah sembuh."

"Main hard to get lagi?"

"Sstt diam deh gua mau belajar,"

"Gua tantang konsentrasi lo. Gua gak yakin lo bakal bisa belajar kalo dilihatin cowok gans kayak gua,"

"Jadi cowok jangan kepedean kenapa? Diatas langit masih ada langit,"

"Tapi akuin aja lah, gua emang ganteng kan?"

"Maaf tapi gua gak akan bilang cowok ganteng karena fisik. Secara fisik, oke lo ganteng. Tapi secara hati-," Aidan memotong perkataan Katara.

"Secara hati apa lagi, ye gak?"

Katara hanya menggeleng-geleng kepala. Tidak tahan melihat sikap cowok disampingnya.

-----------------------
Maera's POV

Di waktu yang sama di tempat yang berbeda....

"Mae ajarin gua yang ini please! Gua gak ngerti apa apa njir," kata Vela histeris.

"Ya ampun Vel. Ini kan tinggal dipindah ruas aja?"

Gua gak suka situasi sekarang ini. Entah kenapa kalo ditanya masalah pelajaran gua cepet lelahnya.

Gua juga kepikiran Katara. Kayaknya dia marah sama gua. Ah tapi itu kan salah dia. Lagian niat gua baik kok, mau nasihatin dia.

Gua pun mulai bengong. Tiba-tiba gua teringat cowok tadi yang nolongin gua.

Flashback On!

Gua mencoba menemukan kemana perginya Katara karena merasa bersalah sama dia. Harusnya gua gak usah sok keibuan dan ngelarang dia belajar. Toh ini juga hidupnya dia dan gua cuma teman barunya dia.

Tepat saat gua ingin melewati kelas 11, beberapa anak cowok yang mukanya bader-bader seakan menanti gua buat lewat. Wah gila. Gua harus gimana?

Berantem sih gua bisa, cuma kan gua gak mau dapet masalah. Tiba-tiba, gua melihat seorang cowok mengeluarkan sebungkus rokok. Gila! Berani ngerokok di sekolah?

"Heh! Lo ngapain berdiri disitu? Gak mau gabung sama kita-kita?" tanya cowok yang lagi megang rokok itu.

"Dhik, lo tuh emang ya. Semua cewek lo ajak gak bener," tanggap temannya yang mukanya bengal banget itu.

"Dek, jangan lapor guru ya. Tapi gapapa sih kalo mau lapor, ntar dapet kejutan dari Andhika,"

"Permisi kak, saya cuma mau lewat doang kok."

Gua pun memberanikan diri melewati gerombolan itu.

Deg! Seorang yang disebut Andhika itu memegang tangan gua.

"Lepasin!" perintah gua.

"Gak usah munafik deh. Semua cewek juga mau kali gua pegang tangannya, ye gak guys?"

"Betul banget, Andhika gitu lho..." sahut teman-temannya.

"Dhik, lepasin,"

"Lah tumben lo, Dan? Kenapa? Lo mau sama dia?" tanya Andhika.

Cowok itu kan, yang nabrak Katara.

"Lepasin tangannya buruan. Cewek kayak dia gak pantes buat cowok kayak lo," jawab Aidan.

"Wah maksud lo apa bro?"

"Jelas kan, dia cewek baik-baik? Udah lepasin buruan!"

Andhika melepaskan tangan gua seperti yang diperintahkan oleh Aidan. Aidan mendekatiku, dan berkata;

"Lain kali mikir dua kali sebelum lewatin kawanan gua. Mereka itu bagaikan serigala berbulu domba,"

Bulu kuduk gua berdiri saat Aidan mengatakan itu. Gua buru-buru pergi dari hadapannya dan segera kembali ke kelas.

Flashback Off

Yang diatas itu Maera ya guys! Don't forget to vote and comment! Arigatou sejauh ini masih ada yang mau baca wkwkwk!

NOTICE ME SENPAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang