2

14.9K 1.3K 9
                                    

***

"Kalian gausah kepedean mana Ali? Pasti Ga datang!"

Syila melipat tanganya di depan dada meremehkan, untuk kali ini Mona ikut mendukungnya dia suka cewek polos kayak Syila punya nyali juga nantang Prily terang-terangan.

"Gausah banyak bacot!" Salsa membalas menantang ucapan Syila,

"Si Prilynya juga belum datang, santai" tambah Dinda.

Syila memutar bola matanya sebal.

"Alah palingan si Prily takut"

"Siapa yang takut?"

Semua orang di lapangan serempak memalingkan wajah ke arah cowok beralis tebal yang jadi pusat perhatian, Ali berdiri disana megemgam tangan pacarnya, dan si cewek mengangkat dagunya tinggi-tinggi menandakan permainan dimenangkan olehnya.

Prily melepas gemgamanya menghampiri Syila dan Mona yang berada di tengah lapangan.

"Lain kali kalau mau nantang orang liat dulu siapa yang lo tantang,jangan maen asal geplak!" Ali tersenyum melihat sifat Prily, kalian liat cuman Prily yang bisa jadi pacarnya, cewek itu selain cantik dia punya nyali besar walaupun ukuran tubuhnya Minie tapi dia ga akan segan-segan melabrak cewek yang mencoba mendekati Ali dan itu yang Ali butuhkan cewek yang bisa mengusir cewek-cewek pecicilan didekatnya.

"Udah Pril kita jalanin amalnya" Dinda tersenyum meremehkan ke arah Syila emang itu anak selalu membuat gara-gara sama Prily so-soan bisa gantikan Prily hanya karena dia di pasangkan dengan Ali saat pencalonan Osis bukan berarti dia bisa bikin Ali menjauhi Prily.

"O....ya Syila" Prily menantang, wajahnya terangkat.

"Pacar gue mengundurkan diri jadi calon Osis!" dia berbalik meninggalkan Mona dan Syila yang memggeram marah.

Ali mengangkat sudut bibirnya tersenyum melihat Prily menghampirinya, Ali bilang dia ingin mengikuti Amal ini tapi dengan syarat Prily mencabutnya dari calon Osis, terlihat kejam memang menjadikan Prily tameng tapi Ali tidak menyukai kepopuleran apalagi menjadi ketua Osis, dia menjadi siswa biasa saja sudah Populer.

"Lah gabisa gtu dong!" Ucap Syila dengan cepat.

"Emang ya Lo jadi ceweknya Protektif banget sampai gamau pacar Lo maju" Prily berjalan tanpa menghiraukan cewek sok polos itu dia terus berjalan sampai menghampiri Ali wajahnya terangkat sejujurnya dia takut tapi ini sudah perjanjian mereka, mereka saling membutuhkan, tanganya mengemgam tangan Ali.

"Jadi sayang kamu mau kan mengundurkan diri dari pencalonan itu demi aku?" Prily menatap Ali serius. hatinya tak beraturan tentu saja.

Ali menyeringai dan menunjukan sebuah senyuman di bibirnya semua siswi terpekik menunggu jawaban Ali dan beberapa orang histeris melihat senyuman manis cowok itu.

"Apapun buat kamu" ucapan itu sukses membuat para siswa-siswi lain cemburu ingin berada diposisi Prily, Prily menghembuskan nafasnya tamat lah sudah dia pasti akan masuk ruang guru dengan alasan yang tidak masuk akal.

*Prily melarang pacarnya untuk mencalonkan diri!*

Begitulah kira-kira yang akan dia tuliskan di mading sekolah, Ali benar-benar nemanfaatkan dirinya.

Cowok itu mengemgam tangan Prily kembali menuju lapangan dan siap menebar seyumnya demi uang yang akan di sumbangkan untuk exkul jurnalis, benar-benar miris hidup Prily.

***

Setelah acara amal itu selesai Prily menelungkupkan wajah cantiknya kedalam kedua tangan yang terlipat diatas meja, cape ya itu kata yang cocok untuknya.

Kalau di pikir-pikir punya pacar ganteng juga nyiksa apalagi orangnya kayak Ali yang gapernah bikin hidupnya tenang kaya sekarang gara-gara permintaan konyolnya Prily di minta menemui guru kesiswaan sedangkan si Ali dengan gaya cool nya duduk santai didepan dia.

"Kamu di panggil juga ga?" Suara Prily memecahkan keheningan mereka berada di ruangan jurnalis ruangan khusus untuk para wartawan sekolah dan kebetulan Prily ketuanya dia jadi leluasa memegang kunci ruangan.

Ali menaikan wajahnya tadi dia sibuk memainkan Iphone nya bermain game. jangan harap sikap manis dia tujukan melihat Prily kelelahan dia cuman nyuruh Prily masuk keruangan, ninggalin lapangan yang sejujurnya masih berantakan bekas tadi, Ali dengan angkuhnya meminta pada teman Prily untuk mengurusnya dan membawa Prily untuk diam di ruangan jurnalis bersamanya.

"Emm" cuman ucapan itu yang keluar dari bibir merah Ali. Prily jadi kesal sendiri kalau jawaban Ali ambigu.

"Jadi kamu di panggil ga?" Prily kembali bertanya, Ali menaikan alisnya dan menggeleng.

"Kita ga di panggil!"

Prily membulatkan matanya bukanya tadi dia bilang sama semua teman Prily kalau mereka di panggil keruang guru? Jadi bingung sendiri, cowok itu menaikan bahunya dan kembali menekuni Iphonenya, jadi menurut kalian dia tipe cowok menyebalkan bukan? Kalau iya Prily setuju dengan kalian.

MIKIE & MINIE (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang