Prily termenung wajahnya memucat ketika pacarnya mengucapkan kata-kata itu Ali tersenyum dan mengecup tangan Prily menyuapinya seperti biasa, permintaan cowok didepanya benar-benar gilak.
"Ayo" setelah selesai Ali menarik tangan Prily berdiri, gadis itu mematung rasa takut kembali datang, sahabat Ali melihat Ali heran temannya itu terlihat bersemangat.
"Li" Ali menaikan tangan kirinya yang bebas agar mereka tidak mengikutinya, cowok itu membawa Prily masuk kedalam ruang basket menutup kuncinya Prily tersentak wajahnya tertunduk.
Ali tersenyum membawa Prily duduk.
"Duduk" cowok itu menyeringai mengeluarkan satu buah pil dari sakunya, Prily mengerenyit merasa heran pil apa yang di pegang Ali.
"Minum Pil ini aku mau lakuinnya nanti saat pulang" Prily mengangkat wajahnya menatap Ali yang tersenyum dan mengangguk.
"Minum" dia membawa satu gelas air di sampingnya dan memberikan kearah Prily.
Gadis itu masih mematung entah apa yang harus dilakukanya.
"Pril kita udah pacaran satu tahun, sebentar lagi lulus aku janji ga akan pernah ninggalin kamu" ucap Ali meyakinkan sebenarnya Ali bisa saja memaksanya tapi Ali ingin menggunakan cara lain kali ini.
Prily masih mematung bingung dengan keputusannya.
"Dengar sebagian gadis di dunia ini udah gak perawan dan aku janji gak akan ninggalin kamu" Ali menghela nafasnya kembali membuat Prily bingung.
"Aku janji ga akan pernah ninggalin kamu" Prily termenung memberanikan diri menatap mata Ali.
"Kamu bisa melakukanya dengan Mona" Ali menggelengkan kepalanya dia tau Prily sangat menghormati keperawanannya.
Cowok itu mengecup pipi Prily, dan menyimpan gelas di tanganya, pil yang di pegangnya dia simpan di tangan Prily dan melipatnya.
"Dengar aku mau kamu bukan Mona Syila atau wanita manapun, kita udah 18 tahun udah gede buat nyoba itu Pril" Prily masih mematung kenapa tiba-tiba Ali meminta sesuatu yang sama sekali ga ada di kepalanya.
"Aku mau kamu bukan yang lain" Ali duduk di depan Prily cowok itu menggemgam tangan Prily erat di atas pahanya.
"Pliis aku mau nyoba itu sayang" mata Ali memohon kearah Prily, bukanya Ali biasa memaksanya kenapa dia sekarang memohon? Apa ada yang di rencanakan Ali.
"Aku janji setelah ngelakuin itu kita kuliah bareng di luar negeri tinggal berdua" Prily mematung apa katanya hidup berdua sama cowok penyiksa kayak dia? Yatuhan Prily bisa gilak dia ingin lepas dari keterkaitan hubungan aneh ini.
"Minum dan pulang sekolah kita lakuin" Prily menggelengkan kepalanya membuat Ali menaikan alis tebalnya.
"Sekali ini aja aku minta sayang" Ali mengemgam tangan Prily meyakinkan pacarnya.
"Kamu salah Ali" Ali menaikan alisnya matanya menajam, Prily menunduk takut, dia tau Ali pasti akan melakukan sesuatu dia menyeringai mengangkat tanganya, mengelus rambut Prily lembut sangat lembut merapikan rambut gadis itu terkumpul menjadi satu gumpalan elusan lembutnya berangsur berubah menjadi cengkeraman yang menyakitkan, Prily meringgis merasakan rambutnya tertarik seakan rambut-rambutnya akan rontok semua.
Ali tersenyum melihat wajah gadis yang dicintainya mendongak dan meringgis merasakan kesakitan.
"Ssstttt aku janji setelah kamu menyetujuinya ikatan ini akan terlepas sayang" Prily menangis air matanya terjatuh.
"Kamu mau kan sayang?" Prily membekap bibirnya, meminum Pil yang di gemgamnya dan mengangguk menandakan setuju. Ali tersenyum menyeringai dan melepas ikatan tangannya.
Dia mencium sudut bibir Prily membawa gelas putih di sampingnya meminta Prily minum, gadis itu menangis dan meminum air yang diberikan oleh Ali.
"Minie yang cantik" Ali tersenyum senang melihat Prily mengikuti kemaunya dia mengecup pipi gadis itu.
"Aku akan segera mengurus kuliah kita, menjadikanmu satu-satunya milikku, agar Pria tua itu tau aku anak bungsunya hanya mempunyai satu wanita didunia ini".
KAMU SEDANG MEMBACA
MIKIE & MINIE (On Hold)
FanfictionMikie & Minie Ali itu kasar, Ali itu posesif, Ali itu pemarah, tapi kadang dia lembut,penyanyang, bisa bikin Prily nyaman. Saya akan perbaiki alurnya :)