Keluarga Prily bukanlah keluarga kaya tapi mereka hidup bahagia, keluarga Prily juga bukan keluarga mempunyai segala hal tapi mereka mempunyai cinta hingga cinta itu di renggut oleh Ferdo dengan kejam.
Prily kecil melihat bundanya di pukuli di depan matanya sendiri, Al kecil terkapar karena pecutan orang berbadan besar.
Lucas hanya bisa menunduk karena luka-luka lebam di tubuhnya.
Pria itu memohon ampun pada Fedro yang dengan congkak menatap Lucas dengan pandangan remeh.
"Fer...do a...ku mohon... ampuni saya" suara Lucas tercicit menanahan rasa sakit di tubuhnya.
"Saya mohon lepaskan keluarga kami" kini giliran Rasna yang menyembah pada kaki Ferdo.
Pria bertubuh tinggi itu tak merasa kasih sedikitpun.
"Aku tidak sudi disentuh oleh kalian, pengkhianat"
"Ferdo aku mohon..."
Pria itu menatap tajam Lucas dan akan menghabisinya.
"Aku akan mengatakan di mana Andara berada" ucapan Resna membuat Ferdo menghentikan niatnya.
***
"AYAHHHH...."
Prily terbangun dalam pelukan Al. Kakaknya itu mencoba menenangkan adiknya yang mengerenyit dahi.
"Kenapa?" Tanya Al. Dia mencoba menenangkan.
"Ayah?" Al menghembus nafasnya. Lalu kembali memeluk adiknya.
"Ayah pasti baik-baik saja"
"Aku takut ka. Takut keluarga Ali melakukan sesuatu" Prily bergelung dalam pelukan Al.
"Hari ini ayah keluar dan dia janji akan membunuh Ali" ucap Al.
Prily tertegun, apa katanya? Membunuh Ali, gadis itu menundukan kepalanya.
"Apa harus membunuh Ali?"
"Iya cuman dia satu-satunya pewaris keluarga itu, dan kita akan terbebas" ucapan Al membuat Prily takut, entahlah meskipun Ali berprilaku seperti psikopat tapi Prily tau Ali cowok baik.
"Kamu ga apa-apa?" Tanya Al, gadis itu menggelengkan kelalanya dengan cepat dan memeluk kakaknya dengan erat.
Membunuh Ali? Itu tidak boleh terjadi, Ali sudah sangat menderita dia tau itu, Prily melepaskan pelukan kakaknya dan menatap Al dengan mata berkaca-kaca.
"Kakak masih mau jagain Prily? Kakak masih cinta sama Prily?" Al mengerenyit lalu mengangguk, mereka memang adik kakak, lebih tepatnya Prily adalah anak angkat dari keluarga Al. Dan sejak dulu Al bilang pada Prily dia akan menjadikan Prily istrinya.
Bagaimana dengan Prily sendiri? Dia tak mungkin mengatakan jika dirinya telah di perkosa oleh Ali, oleh pria brengsek yang akan di bunuh keluarganya.
"Tente saja aku masih mencintaimu, kamu lupa sama janji-janji kita sewaktu kecil?" Al menatap Prily dengan tak terbaca.
"Kak aku boleh minta sesuatu?"
"Maksud kamu?" Al mengerenyit bingung.
"Jangan biarkan ayah membunuh Ali" Prily tertegun dengan ucapannya sendiri. Ada apa denganya? Sudah jelas sekali dia membenci Ali.
"Apa maksud kamu Pril? Jangan bilang kamu mencintai cowok brengsek itu?" Al menatap Prily tajam dan kesal.
"Hentikan itu Al, kamu bisa menyakitinya" Ajo berjalan mendekat kearah adik kakak itu.
"Jawab Pril, kamu mencintainya?"
"Apa yang sudah dia lakukan terhadapmu?"
"PRILY JAWAB!"
Al mencengkram bahu Prily dengan keras, "Ka sakit" Prily meringgis, sedangkan cowok itu masih tetap mencengkram bahu Prily.
"Kamu ga hianatin kakak kan?" Al menatap tajam kearah Prily, gadis itu meringgis.
"Kak sakit" suara Prily parau entahlah mengapa semua cowok yang berada di dekatnya itu mempunyai aura kejam.
"Jangan macam-macam Pril, kamu adalah milikku" Al mencengkram dagu Prily membuat gadis itu semakin meringgis kesakitan, "Tak akan pernah ada yang memilikimu selain aku!" Prily menatap bola mata hitam Al dengan takut dia menundukan kepalanya kebawah.
"Jangan harap kamu bisa mencintai Ali, cowok itu musuh kita, dan kamu adalah calon istriku. Kamu harus ingat itu Prily!" Al melepas cengkraman tanganya. Berjalan menjauh meninggalkan Prily yang masih mematung. Sakit ternyata semua pria sama saja, hanya bisa menyakitinya.
***
Ali menatap Jack dengan aura kejam
"Siapa yang akan membunuhku?"
"Siapa!"
"Siapa anjing jawab!"
Cowok itu menendang semua barang yang ada di rumah besarnya, dan Ferdo hanya tersenyum merasa senang anak lelakinya itu menbutuhkanya sekarang.
"Kemana perginya jalangmu itu Ali? Menunggu Lucas? Ayah yang di anggap penyelamatnya?"
Ali mendengus dan menatap tajam ke arah ayahnya.
"Jangan banyak bicara anda!" Dia menatap tajam kearah Ferdo dan kemarahanya sudah memuncak.
"Dimana Prily?"
"Apa cuman ada jalang itu di otak kamu? Gadis itu tentu saja bersama keluarganya akan membunuhmu!" Ferdo berjalan kebawah dengan santai. Merasa menang dan membuat anaknya itu tersudut.
"Aku hanya minta satu Ali!"
"Jadilah penerusku, dan semua gadis akan berada di sampingmu"
"Semua, bahkan tidak akan pernah ada yang menyentuh kuku jarimu sekalipun" Ferdo menyeringai, dan memandang Ali dengan tatapan meremehkan.
"Cuih"
Ali meludah di tempat itu.
"Saya tidak sudi meneruskan perusahaan haram anda!"
"Kalau begitu bagaimana dengan Miniemu?"
Ali tertegun dan menatap ayahnya tajam
"Anda jangan macam-macam!"
"Oh ya, sudah jelas kamu itu sangat mencintai Miniemu itu ya? Jalang kecil yang telah pergi menghianatimu?"
"Bagaimana jika ayah membawa Miniemu kesini? Dan kamu meneruskan perusahaan ayah? Atau dia akan mati bersama Lucas?"
"Silahkan pilih Ali!"
"Semua keputusan ada ditanganmu!"
Ferdo menyeringai dan berjalan melewati anaknya. Membenarkan jasnya dengan tersenyum kemenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIKIE & MINIE (On Hold)
FanfictionMikie & Minie Ali itu kasar, Ali itu posesif, Ali itu pemarah, tapi kadang dia lembut,penyanyang, bisa bikin Prily nyaman. Saya akan perbaiki alurnya :)