14

12.6K 1K 38
                                    

"Tok.. Tok.. Tok.."

Prily memainkan kunci mobil ditanganya dia menunggu pintu rumah sederhana ini terbuka.

Ajo membuka pintu rumahnya, matanya membulat melihat adik sahabatnya berada di depannya.

"Prily?"

Prily menaikan alisnya tersenyum dan megedipkan matanya, waktu sudah menunjukan pukul dua dini hari.

"Hai ka Ajo" Prily tersenyum, cowok itu melihat gadis dalam terangnya malam. Selalu cantik, pikirnya.

"Masuk Barbie" Ajo menarik Prily kedalam rumah mungilnya.

"Ka Ajo tambah ganteng aja" ucap Prily mengedikkan bahunya, Ajo tersenyum lesung pipinya membuat senyumanya terlihat manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ka Ajo tambah ganteng aja" ucap Prily mengedikkan bahunya, Ajo tersenyum lesung pipinya membuat senyumanya terlihat manis.

"Ka jangan senyum" Ajo tertawa, gadis ini memang menggemaskan.

"Kakak kamu udah telfon, kamu bisa istirahat di atas sampai besok, nanti kita cari cara selanjutnya buat bebasin bunda kamu" Prily mengangguk.

"Ali hah dasar psikopat" Prily merebahkan tubuhnya di sofa tanggung depan Televisi.

"Aku pernah bilang sama kamu jangan berani deketin dia jadinya begini kan?" Ajo memberi teh hangat kearah Prily.

"Gilak ka aku di sekap dirumahnya, Bunda bilang selama aku nurut sama Ali dia gak akan macem-macem sama bunda tapi buktinya" Prily duduk meminum dan tersenyum mengisyaratkan terimakasih atas teh yang di berikan Ajo.

"Pril kamu tau kan Ferdo itu musuh ayah kamu, Al aja sampai menyamar buat bisa dekat sama Ali, kamu yang adiknya malah ikut-ikutan" Prily menghembuskan nafasnya.

"Aku gamau kakak kenapa-kenapa ini udah setahun sebentar lagi Ali delapan belas tahun" Ajo mengangguk mereka menunggu Ferdo menyerahkan jabatanya kepada Ali.

Prily Al dan keluarganya bisa menghancurkan Ali tapi saat waktu semakin dekat dengan pencapaian mereka Ferdo mengetahui akal busuk keluarga Al resna Prily dan ayahnya.

Bodohnya mereka membiarkan Resna dan Prily menempati rumah kakeknya dan kecerobohan Prily membawa Ali kerumahnya semua jadi mudah terlacak setelah Ali masuk kedalam rumah Prily dan tanpa basa-basi Ali menyekap Bunda Resna dan Prily. 

***

Pagi telah datang tak ada jejak Prily, Ali mengepalkan tangannya dia menaiki motor kesayangannya dan pulang dengan tergesa.

Yang lain memaklumi Ali mungkin jika mereka ada di posisi Ali mereka akan seperti itu dan satu hal yang mereka tak tau Ali bukan orang sembarangan cowok itu di cari di dunia bisnis bahkan keselamatan nyawanya selalu di perhitungkan.

***

"Hei udah pagi" Ajo tersenyum mencubit pipi Prily, gadis itu membuka matanya perlahan dia tak sempat tidur dikamar malam sudah terlalu lelah jadi dia tertidur di sofa.

"Kak Al udah datang?" Ajo melihat jam ditanganya.

"mungkin sebentar lagi" Prily mengusap wajahnya.

"Aku ikut ke air kak" Ajo mengangguk dia berjalan kearah pantry dia hidup sendiri tak ada siapapun dirumahnya.

"Tok.. Tok.. Tok.." suara pintu membuat Prily waspada, Ajo dengan cepat membukanya disana Al berdiri dengan kaos putih yang dipakainya wajahnya terlihat khawatir.

"Adek gue mana?"Ajo mengedikan dagunya menunjukan Prily yang duduk di sofa.

Gadis itu menunjukan cengiranya, gadis bandel, Al berjalan menepuk kepala Prily.

"Baru bangun?" Prily mengangguk, Al memeluk Prily rasa rindunya akhirnya terobati, di sekolah dia tak bisa meluapkan rasa ini, di sekolah mereka seperti orang asing Prily harus berpura-pura menjadi gadis manis yang begitu cinta Ali tapi di lain tempat dia tersiksa sungguh demi kebebasan mereka, mereka rela melakukan ini.

"Ayah" Al memeluk Prily.

"Ayah akan keluar penjara dek minggu ini" Al menenangkan adiknya.

"Semua yang bunda lakukan menggoda Ferdo itu semua demi ayah, kita tau kita bersaudara, Ali hanya buta terlalu bodoh melihat ayahnya yang bermain wanita, dia terlalu gelap akan kekuasaan" Al menjelaskan Prily pasti mendengar kata-kata tak enak ketika di rumah Ali jadi dia harus meluruskan.

"Dirumah Ali ada Jovan" ucapan Prily membuat Al mengerenyit.

"Siapa Jovan?" Prily menyandarkan kepalanya ke dada bidang Al niatnya kekamar mandi telah lenyap dia merindukan kakaknya.

"Dia kembaran Ali, tapi aku ga sempat tanya-tanya Ka" Al menghembuskan nafasnya

"Jadi Ali punya kembaran?" Prily mengangguk memeluk kakaknya.

"Kita harus cari srategi lain, sebelum penanda tanganan Ali di lakulan" Prily mendongakan kepalanya.

"Kapan penandatanganya?"Al mengeluarkan kartu undangan silver dari jacketnya.

"Tepat saat Ali berusia delapan belas tahun minggu depan, kita harus selamatkan bunda dulu" Prily mengangguk ya dia harus menyelamatkan bundanya dulu.

***

"APA YANG TELAH ANDA LAKUKAN?"

Teriakan Ali membuat para pelayan dirumah mereka menundukan kepalanya, Ferdo ayahnya melipat tanganya di depan dada.

"Minggu depan penandatanganan seluruh kekuasaan aku berikan untukmu!"

Ali menatap tajam kearah Ferdo dia tak menginginkan kekuasaan itu  persetan dengan semua bisnis perjudian ayahnya, persetan dengan citra ayahnya di seluruh warga Indonesia ayahnya nampak seperti malaikat didepan buktinya tidak seperti itu.

"Tuan besar" ucapan itu membuat keduanya berbalik melihat Jack asisten ayahnya.

"Minggu depan Lucas keluar dari penjara!" Ali mengerenyitkan matanya.

"Siapa Lucas?"

MIKIE & MINIE (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang