4

12.3K 1.1K 10
                                    

Gadis itu mematung menatap cowok di depannya, mereka berada di ruang jurnalis cowok itu masih tidak mau berbicara.

"Apa yang sebenarnya aku gatau?"

Prily menatap Ali menguatkan hatinya, sebenarnya apasih yang dia mau menjadikannya pacar dengan paksa mengklaim bahwa gadis itu miliknya dan sekarang dia diam saja saat sahabatnya menyebutnya anak pelacur.

Ali berjalan mendekat, Prily yang awalnya menatap Ali merasa tercekat pandanganya sedikit demi sedikit menunduk merasakan aura menakutkan kakinya repleks melangkah mundur tapi cowok itu tetap menghampirinya sampai bahu gadis itu terbentur tembok.

Kepala Prily tertunduk merasa apa yang tadi dilakukanya benar-benar tidak disukai Ali, cowok di depannya tepat beberapa senti di dekat gadis itu, tangannya terulur kearah wajah Prily mencengkram pipi gadis itu dan mengangkat wajah Prily sampai mata hitam Ali menatapnya tajam, nafas Prily memburu takut dengan apa yang akan dilakukan selanjutnya.

Cowok itu semakin mengetatkan cengkramanya membuat Prily meringgis nafas gadis itu tak teratur, Ali menunduk menempelkan bibitnya dan melumat bibir Prily dengan kasar menuntut dan penuh ancaman, tuhan dosa apa yang sebenarnya Prily lakukan mempunyai pacar seperti Ali.

Cengkraman di pipi Prily mengendur mata Ali menajam memberi gadis itu peringatan, kekuasaan Ali disekolah benar-benar berpengaruh selain sekolah itu milik kakeknya, Ali juga terkenal tak akan segan-segan menyakiti orang yang menghalangi tujuanya dan membuat semua murni seperti kecelakaan.

"Maaf"

Prily menundukan kepalanya, rasa nyeri di pipinya terasa sangat perih, bibirnya bengkak menandakan pacarnya itu menciumnya tanpa ampun.

Ali masih menatapnya tajam memperingatkan, iya memang Prily anak pelacur, ibunya merayu semua Pria kaya demi namanya melambung tinggi, tapi semua yang di lakukan ibunya demi menghidupinya, agar dia bisa sekolah di SMA Dirgantara dekat dengan semua cowok kaya, dan ketika ibunya tau pacar Prily itu Ali ibunya sangat senang dan berharap Prily bisa terus menjadi pacar Ali bahkan sampai menikah.

Tangan Ali mengelus rambut Prily tubuhnya mendekat dan memeluk gadis itu "Rasya cuman bercanda sayang" ucapan itu membuat hati Prily sakit, manusia mana yang akan percaya? Rasya mengatakan dirinya anak pelacur didepan semua orang, apa itu semua terdengar bercanda? Konyol.

Air mata gadis itu terjatuh dia menggigit bibirnya dengan keras agar tidak menimbulkan suara, Ali melepaskan pelukanya menghapus air mata yang keluar dari mata Prily.

Cowok itu mengecup kedua mata Prily dan mengecup bibir gadis itu singkat.

"Aku cinta kamu, dan semua perkataan orang lain gak berpengaruh buat aku kamu ngerti?" Ali tersenyum dan menatap tajam kembali, Prily mengerti kemauan Ali dan gadis itu hanya bisa ikut tersenyum.

***

"Lo kelewatan Sya" wajah Rasya menekuk Al menggelengkan kepalanya merasa bahwa yang dilakukan sahabatnya itu menyakiti hati Prily.

"Dia memang anak pelacur" ucap Rasya, Varel menghembuskan nafasnya dia juga tidak menyukai Prily tapi mereka harus tetap seperti ini sampai Ali memberhentikan permainan mereka selama satu tahun ini Rasya tidak ikut campur tapi melihat Ali yang semakin dekat dengan anak pelacur itu Rasya semakin tidak suka melihatnya.

Al menghembusman nafasnya, "jangan di ulangi Ali pasti marah" Rasya menaikan bahunya percaya bahwa Ali tidak akan membencinya, karena rasa benci Ali pada gadis itu lebih besar.

"Ga akan mungkin" timpal Rasya, pintu exkul basket terbuka Ali masuk memijit pelipisnya menatap semua sahabatnya. 

"Bagi rokok" Varel dengan cepat melemparkan Rokok dan menutup pintu.

"Lain kali...." ucapnya tajam

"lo gausah ikut campur" Ali menghembuskan rokok yang dihisapnya dan menutup matanya, Rasya tersenyum kearah dua sahabatnya matanya menyiratkan see dia gak marah?

MIKIE & MINIE (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang