PHOTOS OF HOSPITAL AND THE ROOM IN MULMED
-
"Harry, apa kau yakin?" tanya wanita berambut coklat sambil membawa sebuah map.
"Billie, kau meragukan intuisiku?" tanya Harry, yang kini tengah duduk dengan memandang keluar gedung.
Wanita bernama Billie ini mengembuskan napas, "Aku hanya tidak yakin untuk yang ini," ujarnya, "Ini, profilnya sesuai dengan yang kau minta."
Kemudian Billie menaruh map itu dan berjalan keluar ruangan.
Harry menatap map yang ada didepannya, lalu mengambilnya. Ia membuka satu demi satu kertas yang ada di dalam map.
Nama panjangnya Jeanny Abigail Beverly, biasa dipanggil Jean oleh teman-temannya, kelahiran Hungaria, 14 Agustus, dan sedang melanjutkan kuliahnya di Los Angeles. Tercatat pernah mengikuti olimpiade sains, dan kejuaraan olimpiade taekwondo. Orangtuanya mempunyai perusahaan yang cukup besar dan banyak, dan bisa diakui bahwa Jean seorang anak konglomerat.
Harry meneliti setiap kertas yang dipegangnya, dan berakhir di sebuah foto usang.
Itu Jeanny dan seorang bocah laki-laki. Mereka sedang berada disebuah restoran dan berfoto cukup dekat layaknya adik dan kakak. Bocah itu merangkul Jean, dan Jean menunjukan senyum sumringahnya.
Harry membalikkan foto itu, ada sebuah tulisan: Happy child, 18 October 2010.
"Harry?" pintu dibuka dan muncul seseorang dengan rambut berwarna blonde.
"Niall. Masuk." jawab Harry yang kemudian memasukkan lagi berkasnya ke dalam map.
"Gadis itu sudah sadar, jika kau ingin melihatnya."
Harry mengangguk lalu bangkit dari sofa, mengekor pada Niall yang telah lebih dulu berjalan didepannya.
Mereka masuk ke dalam lift, menekan tombol 3A, dan lift mulai bergerak. Lift tidak bergerak naik ataupun turun. Namun berjalan ke samping, karena mengarah ke Rumah Sakit Carnell.
Itu adalah akses langsung dari kantor ke Rumah sakit, tanpa harus keluar dari gedung kantor. Jika ingin ke Rumah sakit, cukup tekan tombol yang ada tambahan tulisan "A" nya. Contoh, jika kita sedang berada dilantai 2, dan kalian ingin ke rumah sakit, tekanlah tombol 2A.
Namun, tidak sembarang orang bisa masuk ke Carnell Corporation dan Rumah Sakit Carnell. Semuanya dalam penjagaan ketat, bahkan pegawai saja tidak boleh terlalu banyak berkeliaran di dalam Rumah sakit.
Pintu lift terbuka, Niall dan Harry segera berjalan keluar. Mereka berjalan ke arah utara, karena lift letaknya hanya ada disitu. Lift ini yang hanya terletak di dalam Rumah Sakit.
Niall menempelkan jarinya di pendeteksi sidik jari. Dan matanya ia dekatkan ke pemindai retina untuk dipindai. Jika kalian tidak melakukan ini, dalam dua detik akan ada penjaga yang membawa senjata berat langsung dihadapan kalian.
"Harry." panggil Niall, "Sebenarnya, apa yang kau pikirkan untuk merekrutnya?"
"Aku tidak merekrutnya," jawab Harry santai. "Aku hanya akan memberikan tugas penting padanya."
"Tetap saja, Harry. Itu berbahaya untuknya." ujar Niall. "Lagipula, apa dia berpengalaman?"
"Sejauh ini, catatannya rapi dan baik. Dia pasti bisa melakukannya."
Niall hanya diam mendengar perkataan Harry, dia tidak ingin melawan Harry karena sahabatnya itu adalah orang yang tempramental dan tidak bisa dilawan.
Setelah pintu lift terbuka, mereka menyusuri lorong sepi itu. Dan berhenti didepan pintu bertuliskan Room: 576.
Niall menempelkan jarinya di alat pendeteksi sidik jari disebelah pintu, lalu pintu terbuka dengan sendirinya.
Niall dan Harry berjalan masuk, terlihat Billie dan Jeanny sedang mengobrol santai. Jeanny dipasangkan infus ditangan kirinya, dan bagian lengan atas yang diberi perban.
"Billie."
Billie menengok dan melihat dua pria itu sudah ada disebelahnya.
"Aku ingin berbicara padanya."
Billie mengangguk lalu berjalan menjauh dari ranjang Jeanny. Begitupula Niall yang mengikuti Billie menjauh.
Harry mendekat ke arah Jeanny dan menatapnya lurus. Terlihat sorot matanya yang ketakutan saat melihat Harry.
"Jeanny."
Jeanny terlihat sedikit kaget, "Itu aku."
Harry mengulas senyuman, "Senang bertemu denganmu."
***
Jeanny's POV.
Dia menatapku lurus dengan tatapan yang tidak bisa kuartikan. Jujur, aku takut sekali.
"Jeanny."
Aku terlonjak kaget, apa namaku sudah banyak dikenal saat ini? "Itu aku." balasku setenang mungkin.
Dia tersenyum, "Senang bertemu denganmu."
Oh Tuhan. Senyumannya. Aku tidak bisa berkata apapun saat dia tersenyum. Senyumnya khas, dan dia memiliki lesung pipi yang unik. Belum lagi matanya, mata hijau yang bisa membuat perempuan manapun melayang ke udara.
Apakah aku terlalu berlebihan?
Mungkin ini efek obat yang aku makan tadi.
"Bagaimana keadaanmu?"
Aku menoleh, melihat laki-laki itu masih menatapku. "Lumayan baik."
Dia diam untuk sesaat, "Harry Styles." ujarnya sambil tersenyum.
"Jeanny Beverly," aku terdiam. "Kau sudah tahu itu, bukan?"
Dia terkekeh kecil, "Ya. Aku tahu semua tentangmu."
Deg. Tiba-tiba jantungku berdebar kencang. Apa maksudnya?
Alat pendeteksi detak jantung di sebelahku berbunyi nyaring dan menunjukan bahwa jantungku berdetak tidak karuan.
Jangan sampai Harry menyadarinya. Jangan. Jangan.
Namun, sepertinya Dewi Fortuna tidak berpihak padaku. Dia menoleh ke arah pendeteksi detak jantung, lalu mengerutkan kening, "Ada apa dengan jantungmu?"
Aku tidak tahu harus menjawab apa, "Err. Itu biasa. Selalu seperti itu."
"Jantungmu selalu berdetak kencang?"
Oh. Dia mengetahuinya. "Sebenarnya, tidak. Tidak selalu."
Dia menautkan kedua alisnya, membuka mulut, tapi dia diam. Tidak berkata apapun.
Aku melihat bayangan pria berambut blonde dan Billie yang memanggil Harry. Harry menengok lalu berjalan mendekat pada mereka. Mereka sepertinya terlibat pembicaraan serius.
Aku tiba-tiba termenung. Meratapi keadaanku. Aku masih bingung. Aku masih tidak mengerti. Aku tadi bertanya pada Billie, namun dia hanya menjawab tidak tahu apa yang aku maksud.
Oh Tuhan, aku membutuhkan jawaban.
-
THIS IS CHAPTER 2!
OH OK JIKA INI MASIH BORING, SIJENI MASIH SAKIT GENGS JADI TUNGGU DIA SEMBUH YEPP
BTW ITU KAMAR RS NYA ENA YE GUE JADI PEN KEK SI JENI
PLEASE VOMMENTS GUE PENGEN TAU BUKU INI DISUKAI ATAU TIDAAKK
THANKYOU
KAMU SEDANG MEMBACA
The Operation
Fanfiction"I didn't fall in love with you because i was lonely, or lost. I fell in love with you because when i saw you for the first time it was only time that i had ever wanted to make someone a permanent part of my world." - Harry Styles. "You fall in love...