SEVEN

367 44 11
                                    

Author's POV.

"Pagi ini kita akan mempelajari tentang topik Analisis Perimeter," Niall membuka penjelasannya, kemudian melanjutkan, "Dalam bentuk paling sederhana, Analisis Perimeter, atau AP, adalah pengamatan terhadap lingkungan disekitar kita. Semua orang melakukannya sehari-hari tanpa disadari, secara refleks. Sebagai contoh, saat kamu masuk ke ruang tunggu dokter yang dipenuhi orang di rumah sakit, yang akan kamu lakukan adalah mencari tempat duduk kosong. Setelah kamu duduk, kamu akan mencari mana posisi pintu masuk ke ruang dokter, mencari posisi orang yang bisa dimintai informasi seperti asisten dokter atau suster, mengira-ngira berapa banyak pasien yang menunggu dan berapa lama lagi kira-kira giliranmu, mencari petunjuk apa saja fasilitas di ruang tunggu, mulai dari kamar mandi, ruang TV, pengumuman, atau poster yang ditempel di dinding dan mengamati orang-orang yang menunggu."

Jean mengangguk mengerti.

"Yang membedakan apa yang kamu lakukan sehari-hari dengan AP adalah alasannya. Kalau dalam keseharian pengamatan itu dilakukan lebih untuk alasan kenyamanan, di AP alasannya adalah untuk antisipasi, baik terhadap bahaya maupun kesempatan. Perbedaan alasan ini otomatis akan mengubah cara kamu melakukan pengamatan itu. AP itu sendiri bukanlah tujuan akhir, melainkan hanya alat untuk mencapai tujuan.

"Langkah pertama dalam AP adalah menganalisis setiap objek yang kamu amati dan mengasosiasikannya dengan salah satu kategori: 'threat', 'oppurtunity', atau 'underfined'.

"Threat atau ancaman adalah hal-hal yang bisa membahayakan atau menggagalkan rencana kamu, apapun itu.

"Oppurtunity atau kesempatan adalah kebalikannya, hal-hal yang bisa membantu mewujudkan rencana kamu.

"Undefined adalah hal-hal yang belum bisa di kategorikan sebagai ancaman atau kesempatan.

"Untuk contoh tadi, bila kamu masuk ke ruang tunggu itu dengan tujuan melarikan diri dari kejaran seseorang, tentunya fokus pertama kamu dalam mengamati ruangan tersebut beserta isinya adalah pintu atau jalan akses. Katakanlah ada dua pintu lagi selain jalan akses yang baru saja kamu lalui untuk masuk ke ruang itu, yang satu adalah pintu ke ruang dokter dan yang satu lagi pintu kamar mandi. Menurut kamu, kedua pintu tadi termasuk kategori mana?" tanya Niall.

"Mm, mungkin kesempatan," jawab Jean ragu-ragu.

"Kenapa?" tanya Niall lagi.

"Kalau aku dikejar, mungkin aku bisa sembunyi didalam sana," Jawab Jean lagi, mulai malu dengan jawabannya yang terdengar bodoh.

"Pintu mana yang akan kamu pilih terlebih dahulu dan apa alasanya?"

"Pintu kamar mandi, karena ada kemungkinan didalamnya ada kompartemen kosong tempat aku bisa sembunyi. Kalau aku memilih ruang dokter, akan menarik perhatian orang-orang yang sedang menunggu dan dokter serta pasien yang didalam juga pasti akan marah." jawab Jean yakin.

"Mari kita bahas pendapat kamu. Jangan lupa bahwa tujuan kamu adalah melarikan diri. Jadi pastikan bahwa pilihan kamu terhadap suatu kesempatan akan membuka kesempatan lain dan demikian seterusnya hingga tujuan kamu untuk melarikan diri tercapai. Untuk contoh tadi, menurutmu mana yang lebih punya kemungkinan untuk memiliki jalan akses meloloskan diri berikutnya seperti pintu lain atau jendela, ruang dokter atau kamar mandi?"

Jean menjawab ragu, "Ruang dokter. Biasanya kamar mandi tidak punya pintu atau jendela lagi, sementara ruang dokter kemungkinan ada dibagian pinggir dan mempunyai jendela."

"Tepat sekali. Itu alasan dan pilihan logis dengan kondisi pengamatan yang terbatas. Kesimpulan itu mungkin berbeda bila kondisinya berbeda. Seorang agen yang berpengalaman mungkin sudah melihat jendela kecil yang biasanya adalah jendela kamar mandi. Ketika dia masuk dan memetakan posisi ruang dokter yang sebenarnya berada di tengah-tengah bangunan, tanpa jendela, tentu saja dengan mudah dia memutuskan untuk masuk ke kamar mandi."

Niall berhenti sejenak, memberi waktu bagi Jean untuk meresapi penjelasannya sebelum kembali berkata, "Sekarang, bayangkan bahwa dirimu seorang pengejar mencari gadis tujuh belas tahun, dan sampai diruang tunggu itu. Menurutmu apa yang akan dilakukan orang itu? Coba lakukan Analisis Perimeter dari sudut pandang pengejar."

Jean terdiam sejenak kemudian menjawab, "Kalau aku menjadi pengejar, aku akan melihat ke sekeliling ruangan untuk mencari gadis itu diantara pengunjung yang duduk. Kalau tidak ada, saya akan melihat tempat-tempat gadis itu mungkin bersembunyi, seperti kolong meja, atau sisi lemari." Jean terdiam lagi.

Niall mengangguk, "Berikutnya, yang mana akan kau pilih, pintu ke ruang dokter atau pintu ke kamar mandi?"

"Kamar mandi," jawabnya lagi dengan hati-hati, sambil mencerna perkataannya sendiri.

"Sebagai seorang pengejar, kenapa kamu memilih kamar mandi terlebih dahulu dan bukan ruang dokter?"

Jean berpikir sejenak, "Karena aku tidak mau menarik perhatian."

Niall berkata, "Jadi, kalau kamu sudah bisa membayangkan reaksi pengejar kamu akan mencari ke kamar mandi, pintu mana yang kamu pilih?"

"Pintu ke ruang dokter."

Niall menjelaskan, "Analisis seperti ini, saat kamu menempatkan diri posisi lawan untuk membayangkan reaksinya untuk kemudian mengambil tindakan yang bertolak belakang, disebut Antisipasi Perilaku. Kemampuan ini merupakan kemampuan tingkat lanjut yang akan semakin terasah dengan bertambahnya pengalaman. Untuk kamu, yang aku harapkan adalah pengambilan keputusan secara logis berdasarkan Analisis Perimeter."

Jean hanya memanggut-manggut, berusaha mencerna semua penjelasan Niall yang semakin membuatnya ragu kalau episode ini akan berakhir bahagia.

Niall melirik jam, setelah menyatakan bahwa sesi ini selesai, Niall beranjak dari tempat duduknya lalu melenggang pergi.

Jean menarik napasnya dalam-dalam, masih memikirkan perkataan Niall tadi.

"Bagaimana pembelajarannya?"

Jean mendongak, mendapati Harry tengah berdiri di depannya.

"Sedikit membingungkan," jawab Jean jujur.

Bibir Harry berkedut, "Kau akan terbiasa." katanya kemudian pergi meninggalkan Jean sendirian di ruang latihan.

--

Jean melangkahkan kakinya ke ruang tengah, berharap bertemu dengan Des karena ia ingin memintanya mengajarkan cara melempar pisau.

Tapi ternyata, yang ia temui adalah Jamie, yang tengah mendengarkan lagu menggunakan headset dan matanya terpejam.

Untuk sesaat, Jean terdiam di tempatnya. Mengamati lekukan-lekukan wajah Jamie. Wajah Jamie terlihat tenang, membuat Jean sedikit berpikir.

Wajah Jamie sedikit tidak asing di penglihatannya. Ia seperti pernah bertemu, atau melihat wajah Jamie sebelumnya. Tapi Jean tidak ingat dimana dan kapan.

"Apa yang kau lihat?"

Jean terlonjak dari tempatnya dan tangan kirinya memegang dadanya. Napasnya naik turun, "Astaga, Liam, kau mengejutkanku!"

Liam tertawa kecil, "Kenapa kau memperhatikan Jamie?" tanya Liam lagi.

Jean menggeleng, "Tidak, aku tidak memperhatikannya." elak Jean.

Liam menaikan sebelah alisnya, "Tapi kau tadi memperhatikannya."

Jean memutar kedua bola matanya, "Sudahlah. Apa kau melihat Des?"

Kali ini, Liam yang menggeleng, "Dia sudah ke kantor bersama Billie dan Niall." setelah berkata itu, Liam melengang pergi.

--

HAYOLOOO

KENAPA YA JAMIE KELIATAN GA ASING DI MATA JEAN? ADA APA DENGAN JEMIE?

VOTE DONG GAIS GUE CAPE MIKIRNYA NIH

OHYA MUNGKIM GUE BAKAL POST LAGI SATU PART SELANJUTNYA,KARNA GUE BAKAL JARANG ON DAN JARANG APDET DIKARENAKAN SIBUK SAMA EKSKUL

OK ILY GAIS

The OperationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang