Mata indah nya kini berair mata,luka di hatinya begitu sakit untuk di rasakan.
Pemandangan yang cukup membuat hatinya hancur berkeping-keping.
Namun semua salah nya,mungkin ini sebuah KARMA baginya.
Kaki jenjang nya berlari sekuat tenaga menghindari sesuatu yang tak pantas ia lihat,tangis nya pecah tak bisa di bendung lagi."Hiks...hiks..."
Di kemalaman yang sepi hanya suara tangisan nya yang terdengar,kenapa dunia ini terasa pahit jika manis akan dirasa nya.Mengapa dunia terasa sakit jika nikmat ada di hadapan nya.
Hidup adalah pilihan bukan?"Dinda,kau sedang apa? kenapa kau berlari meninggalkan kami? apa sesuatu terjadi padamu?" Pertanyaan beruntun di lontarkan seorang lelaki dengan kecemasan penuh di arah belakang Dinda membuat nya mendongkak kepada lelaki yang bertanya tersebut.
"Marcel,tidak apa-apa! Sepertinya aku harus pulang,permisi!" Pamit Dinda.
"Tante.."panggil seorang gadis kecil di gendongan marcel menghentikan langkah nya.
Namun setelah berdiam beberapa detik Dinda melanjutkan langkahnya kembali tanpa menghiraukan tangisan gadis kecil tersebut."Tante..tante...jangan tinggalin icha"suara yang mulai terdengar pelan oleh Dinda karena jarak nya semakin jauh.
Dinda yang sudah sampai di apartemen nya,menangis sejadi-jadinya,meringkuk seperti janin di balik pintu kamarnya.
Bayangan itu selalu berputar di otak nya seperti kaset rusak yang tak bisa di hentikan nya.
Rasa takut kehilangan,kecemasan,kecemburuan tercampur aduk di benak nya.Bayangan seorang lelaki yang sangat tak ingin di lepas nya sedang berciuman panas dengan wanita pilihan lelakinya.
Apakah lelaki yang telah lama bersama nya akan pergi meninggalkan nya?
Pertanyaan tersebut selalu berkecamuk di benak nya.
Dan pada akhirnya alam mimpi menjaga nya.---
Cahaya matahari yang menerobos masuk dari celah jendela membuat mata bengkak nya harus membuka dengan perlahan.
Begitu berat kepalanya ketika ia memaksakan untuk berdiri,Mungkin ini efek dan hasil dari menangis semalaman.
Namun ia paksakan karena waktu sedang mengejarnya untuk melakukan rutinitas nya sehari-hari yaitu bekerja.Setelah membersihkan diri langsung memberi olesan make up di wajahnnya,tapi ketika ia bercermin ada sesuatu yang mengganggu nya.
Matanya? Huft.. pasti seluruh staff karyawan akan banyak bertanya jika melihatnya,secara dia kan terkenal dengan sebutan anti untuk menangis.
Terpaksa ia menebalkan sedikit make up di bagian matanya sedikit dan memakai sebuah kaca mata untuk mengalihkan mata bengkak nya.Dengan menggunakan kaos dan kardigan berlengan panjang berwarna krim seperti kulit,dan rok di bawah lutut berwarna orange seperti wortel membuat kesan anggun di tubuhnya.
Berjalan di sepanjang koridor kantor nya dengan rasa cemas sambil memeluk beberapa berkas dan bukunya.
Akan takut jika salah satu karyawan melihatnya dan bertanya tentang penampilan nya.Setelah sampai di ruangan nya ada rasa kelegaan ternyata dia tak bertemu siapa pun.
"Dinda.."
Tapi setelah mendengar suara itu dari arah belakang nya rasa lega itu seketika hilang menjadi kecemasan berlipat-lipat.
"Terlambat 15 menit"
Suara itu terdengar kembali membuat ia mau tak mau berbalik arah menangkap sosok dari suara tersebut.
"Ma-af Riz-ky, ups.. mak-sud ku bos" katanya dengan berbata.
"Kenapa? Bukan nya kemarin mobilmu sudah ku antar ke apartemen mu" geram Rizky.
"Ia tadi aku terlambat bangun" ucap Dinda 'lagi pula aku terlambat karena mu' kata lanjutan dari benak Dinda.
"Baiklah akan ku maafkan,tapi kau harus membelikan aku sarapan" ancam Rizky.
"Bos tapi kok gak mampu beli sarapan sendiri" gumam Dinda namun masih terdengar oleh Rizky,sebelum bos nya mengamuk Dinda lebih dulu berlari pergi meninggalkan Rizky,melihat tingkah karyawan nya itu Rizky hanya geleng-geleng kepala.
Dinda yang sedang memesan Bubur untuk sarapan bos nya yang paling nyebelin.
"Mas tolong nanti antarkan ke ruangan pak Rizky,bilang aja bubur nya dari saya" pesan Dinda kepada tukang Bubur yang di jawab anggukan oleh tukang bubur tersebut.
Tidak kuat dekat-dekat dengan Rizky lebih baik Dinda pergi ke sebuah tempat yang rutin ia datangi jika hati nya sedang kacau.
Sebuah taman adalah tempat yang cocok untuk suasana hati nya,Dinda terduduk sambil membaca buku di sebuah tempat duduk yang sudah tersedia di taman.
Dengan seperti ini dia bisa melupakan sedikit masalah nya.---
Jepret..jepret..
Suara di arah lain.
Terdapat seorang laki-laki berperawakan tinggi,putih dan tampan sedang bermain dengan kamera canggih nya.Memotret apa yang bisa di jadikan objek oleh nya.
Dan tak sengaja di lensa kamera nya ia menangkap sebuah objek yang sangat Indah.
Seorang gadis cantik yang sedang membaca buku dengan kaca mata bertengger di atas hidung nya.
Tak menyiakan waktu ia langsung memotret tanpa gadis itu sadari.Merasa ada yang aneh Dinda menatap kesamping,dan alangkah terkejut nya ia mendapati seorang lelaki sedang memotret nya sembarangan,dengan rasa kesal Dinda berdiri bermaksud menghampiri lelaki tersebut tapi sebuah gelombang angin menyingkap rok nya dan terburu- buru tangan mungilnya melindungi rok nya dari terpaan angin.
"Hei stop!" Teriak Dinda namun tak di hiraukan oleh lelaki itu yang terus memotret nya.
Dengan terburu Dinda menghampiri orang yang telah bertindak tidak sopan padanya.Setelah berada di hadapan lelaki itu,tangan mungil Dinda merogoh kamera milik lelaki tersebut namun kecepatan nya masih kalah dengan orang itu.
"HEY JANGAN MEMOTRET SEMBARANGAN!!" teriak Dinda kelewat batas.
Bukan nya menggubris teriakan Dinda lelaki tersebut malah kembali fokus ke layar Kamera nya,memerhatikan hasil jepretan foto nya sambil bergumam tak jelas.
"Hapus.." masih tak di dengar.
"Kau tuli yah.. ku bilang Hapus"
Tak ada tanggapan."Huh,orang ini! KAU DENGAR AKU,TOLONG HAPUS FOTO KU" teriak Dinda akhirnya.
"Hey.. Dasar! kau ini perempuan kenapa suaramu seperti toa mushola" ungkap lelaki itu baru menanggapi Dinda.
Gadis itu sudah kehilangan kesabaran nya,semua ini kan bukan salah nya tapi sekarang dia malah mendapat celaan dari orang itu.
"Benar-benar kau membuat ku frustasi,kau tahu aku ini banyak masalah jadi tolong jangan tambah masalahku menjadi banyak,sekarang terserah kau mau hapus foto ku atau tidak,aku tidak perduli!" Celoteh Dinda dengan muak meninggalkan laki-laki tersebut yang tertegun di tempat nya sambil tersenyum tipis,garis bawahi tipis.
***
A/N : Holaa,I am come back! Sorry udah buat para readers nunggu lama,masalah di dunia nyata menyibukan ku!*hehe...
Gimana penasaran siapa cowok yang buat Dinda kesel setengah mati? Jawaban nya ada di chapter selanjut nya.
Maka dari itu please Vote & Komentar nya dari kalian buat cerita aku yang *absurd ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
Short StoryKetika harus Memilih Cinta, Diantara gadis yang sudah lama menemaninya dan sangat di sayanginya Atau Memilih gadis yang Baru di kenal namun dicintainya. Only You -Rizky -Dinda -Anisa