Aku masih terdiam tanpa sambil memperhatikan setiap pergerakan nya.Setelah sampai di ruangan serba putih ini pun aku masih bungkam dengan mataku tak lepas memandangi wajah cantik nya yang kini ia memasang raut cemas yang berlebihan untuk ku.
Senang sekali bisa melihat wajah khawatir nya kembali setelah lama aku tak pernah melihatnya lagi,apalagi itu untukku.
Sekarang mungkin Dinda sedang blushing karena sedari tadi aku selalu menatap ke arah wajahnya bisa di lihat sekarang pipinya memerah seperti kepiting rebus.Biarkan saja biar aku kerjai sebagai hukuman karena dia telah berani membuat otak ku bekerja tak karuan karena telah melihat pemandangan yang tak senonoh bersama david.
Argh...
Jika aku kembali mengingat kejadian itu rasa sakit itu selalu bergemuruh di dalam hatiku.
Rasa kecewa dan merasa gagal.Kecewa karena tak ku sadari Dinda beraninya berbuat seperti itu,dan aku merasa gagal karena selama ini aku tak mengajari tentang etika pada nya.
"Kau kenapa? Ada apa dengan wajahku,ada yang salah?" suara itu terdengar seperti orang yang baru lari maraton,segitunya kah kau padaku.
Apa yang terjadi padamu Dinda?
Kenapa sekarang kau begitu canggung denganku?"Kenapa?" bukannya menjawab, aku malah bertanya balik.
"Ti-tidak jadi" ucapnya sambil mengalihkan pandangan nya dari ku ke arah yang lain.
"Ada apa dengan mu? Kenapa Sikap mu berubah padaku,Apakah cowok tengil itu Mempengaruhi mu?" Bentak ku yang membuat tubuhnya terlonjak kaget.
"Si-siapa?"tanyanya kembali sangat pelan.
"Kekasihmu itu siapa lagi kalo bukan si David,dan aku kecewa padamu"ketus ku.
"Ternyata kau salah paham tentang kejadian waktu itu,sebenarnya..eem.. Entahlah dia memang menyebalkan" jelasnya sangat antusias,hey..kemana Dinda yang tadi bersikap canggung padaku ketika aku bertanya tentang si David sikap itu seketika hilang.
Menyebalkan...
"Sangat menyebalkan!" tekan ku kembali.
Dinda malah manggut-manggut sambil mengacungkan kedua jari jempolnya.
Dasar tidak peka .."Kau tahu Dinda kejadian itu membuat aku frustasi,aku merasa aku tidak becus mengajarkan mu dan mengurusi mu dengan baik" lirihku.
"Rizky sudah ku bilang aku tidak melakukan hal seperti apa yang kamu pikirkan,lagi pula kau ini seperti ayahku saja merasa begitu" cicit Dinda.
"Aku akan bersikap seperti itu dan selalu tetap begitu karena aku menyayangimu dan bahkan lebih" ucapku tulus dan tatapanku menerobos ke dalam matanya.
"Terimakasih,tapi sepertinya aku harus bisa hidup tanpa menggantungkan diriku padamu"
Apa yang dia katakan dia ingin pergi dari hidup ku..
Tidak akan kau bisa pergi dariku dengan mudah."Aku tak akan melepaskan mu" ucap ku sarkas.
"Rizky aku mohon,aku tidak mungkin terus menerus bergantung padamu suatu saat kau akan berkeluarga dan apa aku harus seperti benalu yang selalu menempel padamu
Bagaimana tanggapan istrimu padaku nanti,aku juga wanita bisa merasakan bagaimana nantinya yang akan dirasakan istrimu nanti" Dinda mulai berlinangan air mata dan itu membuat hati ku sakit,memang ada benar nya juga Dinda tapi aku juga tidak bisa melepasnya karena Dinda adalah tanggung jawabku.
"Maka menikahlah denganku" kalimat yang lolos dari bibirku,entah apa yang aku pikirkan kenapa aku bisa berkata seperti itu.
"Apa kau sudah gila? Bagaimana dengan Anisa,kau tidak bisa egois seperti itu" Benar! Jika aku bersama Dinda bagaimana dengan Anisa.
Argh.. Kenapa begitu sulit. Keadaan membuatku harus memilih.
Suara decitan pintu rumah sakit pun bergema di ruangan ini,kami pun menoleh ke sumber suara.
Astaga.. Anisa ..
Pasti sekarang akan ada adegan sinetron dimana sang tokoh laki-laki di paksa oleh kedua wanita nya untuk memilih diantara mereka,Kenapa sekarang aku terkesan seperti lelaki players.
"Aku sangat mencemaskan dirimu ketika tahu kau masuk rumah sakit,tapi sekarang aku lega melihat keadaan mu baik-baik saja" ucap Anisa ketika berada di hadapanku dan mengelus lembut bahuku.
"Terimakasih dan maaf telah membuat mu khawatir" balasku dengan senyuman manisku.
Sumpah posisi ini sungguh tak mengenakan,Bagaimana aku harus bersikap.
Dan pada akhirnya Anisa bersuara lagi."Maaf sebelumnya sedari tadi aku telah mendengar perbincangan kalian,Rizky kau tidak perlu merasa tidak enak hati atau merasa takut menyakiti hatiku,aku tidak keberatan jika kamu melepasku.
Lebih baik begitu karena jika di paksakan itu lebih menyakiti hatiku karena aku berada di sisi Orang yang tak mencintaiku,kamu harus tahu cintamu lebih besar pada Dinda dari pada aku" kata Anisa yang ku lihat tak ada luapan emosi berarti ia sangat tulus mengatakannya.
Aku seperti lelaki jahat tapi aku juga tidak mengerti dengan perasaan ku yang labil membuat banyak perasaan yang tersakiti.
Tapi memang adanya rasa cintaku pada Anisa mulai pudar dan cintaku pada Dinda mulai begitu kuat.Setelah mendengar perkataan Anisa aku tidak tahu apa yang terjadi dengan Dinda yang tiba-tiba pergi berlari secepat kilat.
"Dinda"teriak ku memanggil Dinda yang tak digubris oleh nya.
Anisa memegang bahuku dengan tatapan sendu dan berkata
"Kejar Cintamu jangan pernah lepaskan dia lagi,Aku akan pergi ke Paris minggu depan jadi aku minta maaf jika tak bisa berpamitan padamu,mungkin nanti aku sibuk" ucap Anisa terkekeh dan berlenggang pergi.
Aku akan mengejarmu dan akan menangkap mu dan tak akan ku lepaskan lagi.
Gadis kecilku...
Tbc
***
A/N : Yuhuu sebentar lagi End nih "Only You" nya.
Vomen nya di tunggu...Trim's
![](https://img.wattpad.com/cover/49934967-288-k148751.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
Cerita PendekKetika harus Memilih Cinta, Diantara gadis yang sudah lama menemaninya dan sangat di sayanginya Atau Memilih gadis yang Baru di kenal namun dicintainya. Only You -Rizky -Dinda -Anisa