Chapter 6 : Survived

69 8 5
                                    

Sudah lebih dari 3 jam aku dan Bella hanya terdiam di dalam penjara ini. Bukan, aku bukannya marah terhadap apa yang telah Bella lakukan sehingga membuat nasib kita berdua menjadi seperti ini. Aku hanya masih belum bisa menerima kenyataan bahwa aku, dikurung lagi. Padahal aku baru saja lolos dari penjara malaikat di akhirat, kenapa di dunia aku harus merasakan panjara roh juga? Aku benar-benar tidak mengerti.

"Rebecca, maafkan aku. Aku tahu tidak seharusnya kau terlibat dalam tugas ini." lagi-lagi Bella meminta maaf padaku.

"Sudahlah, Bella. Ini bukan salahmu. Memang sudah seharusnya aku, malaikat penyelamat yang bisa dibilang levelnya sedikit lebih tinggi darimu, mendampingimu untuk tugas yang baru pertamakali di berikan padamu. Lagipula, aku adalah sahabatmu, bagaimana mungkin aku membiarkanmu menjalankan tugas yang berat seperti ini sendirian?" aku mencoba menenangkan Bella dengan memeluknya erat.

"Tapi, Rebecca..." Bella melepaskan pelukannya. "Aku benar-benar merasa bersalah." sambungnya.

"Kau tidak perlu merasa bersalah, ini memang sudah bagian dari tugas kita. Ini semua adalah resiko menjadi seorang malaikat penyelamat, jadi sekarang kau tahu kan? Untuk naik ke level selanjutnya itu tidak mudah." Bella menganggukkan kepalanya. Aku kemudian kembali memeluknya untuk membuatnya merasa sedikit lebih tenang.

"Sekarang aku sadar, tidak mudah untuk menjadi malaikat penyelamat." kata Bella menundukkan kepalanya dan melemaskan sayapnya sehingga terlihat layu.

"Tidak, Bella. Bukan hanya malaikat penyelamat, semua tugas malaikat tidak mudah. Itulah alasannya mengapa tidak gampang menjadi seorang Dewan. Bayangkan saja kau harus menyelesaikan 99 tugas seperti ini, atau bahkan lebih parah lagi lain kali." jawabku.

"Permisi, nona-nona." tiba-tiba seseorang menyahut dari luar pintu penjara membuat kami berdua kaget.

"Astaga!" kata Bella sedikit berteriak karena kaget.

"Ssssstt... Jangan berbicara terlalu keras. Aku meminta maaf bila membuat kalian terkejut. Aku hanya ingin berbicara sebentar." jawabnya dengan nada pelan. Tapi tunggu dulu, sepertinya aku mengenali orang ini. Bukankah ia pria yang kita temui di istana tadi?

"Apa aku menganggu kalian?" tanyanya kemudian.

"Tentu saj..." Bella mencoba menjawab dengan nada kesal. "Tidak, kami tidak merasa terganggu." aku memotong perkataan Bella, seketika Bella menatap tajam padaku.

"Oh, baguslah. Sebelumnya aku ingin memperkenalkan diri, aku adalah..."

"Pangeran Han, putra kerajaan Dinasti Ming keturunan ke-14 dari Kaisar Hongzhi." jawabku spontan lalu menatap Bella.

"Jadi, kau..." sudah kuduga Bella tidak tahu bahwa itu adalah pangeran.

"Bagaimana kau tahu?" tanya Pangeran Han kepadaku.

"Tentu saja Rebecca tahu, dia terus bertanya tentangmu kepada prajurit galak yang benar-benar menyebalkan itu." jawab Bella dengan nada kesal lalu kembali ke tempat duduknya tadi.

"Benarkah?" tanya pangeran lagi.

"Maaf, Tuan. Aku tidak bermaksud..." kataku meminta maaf.

"Tidak masalah. Tapi, coba kutebak. Kalian malaikat penyelamat, bukan?"

"Iya, Tuan. Bagaimana Tuan tahu?" jawabku.

"Cukup panggil aku Han."

"Sudah ada 5 malaikat penyelamat yang datang kesini untuk menjemput kakek tapi tak ada yang berhasil. Mereka semua bernasib sama seperti kalian, di penjara karena telah lancang memerintah kakek." jelas Pangeran Han.

"Benarkah? Kemana mereka semua? Maksudku... kami hanya berdua disini." tanyaku penasaran, karena saat prajurit membawa aku dan Bella kesini, semua penjara ini kosong, tidak ada siapapun selain kami berdua.

Rebecca: Life After DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang