Hal yang paling pertama dirasakan oleh Hilman ketika ia mulai menemukan kesadarannya adalah belaian angin yang lembut pada kulit wajah dan lengannya.
Ia ingin sekali membuka kedua matanya, tapi rasanya sungguh berat. Tubuhnya lemas tak berdaya. Namun Hilman berusaha sekuat tenaga untuk membuka matanya. Dan ketika kelopak matanya mulai sedikit terbuka, yang ia lihat adalah jendela di samping tempat tidurnya yang terbuka dengan langit siang hari yang tampak mendung. Pantas saja rasanya sangat dingin.
Dan beberapa detik kemudian, ia baru sadar kalau ia tidak berada di kamarnya yang ada di rumah. Tapi ini kamar opname di rumah sakit.
Tabrakan itu. Pasti kejadian menyakitkan itulah yang membuatnya sekarang berada di rumah sakit. Hilman menarik napas panjang, mencoba untuk memulihkan kembali sedikit tenaga dan kesadarannya.
Matanya beredar ke seluruh kamar yang bernuansa putih yang membosankan. Hanya ada dia sendirian di kamar itu. Dimanakah yang lain? Dimanakah Lucas dan Razaq? Berapa lama ia berada di rumah sakit?
Pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari pikirannya seperti mengambang dan melayang-layang di kamar itu, membuatnya sedikit merasakan sesak. Ia menarik napas lagi dan berusaha mengumpulkan tenaga untuk menggerakkan anggota tubuhnya.
Dari mulai leher, jari tangan, lengan, punggung, hingga jari kaki. Ia berhasil bergerak, walaupun terlalu banyak.
Ia mencoba lagi untuk menegakkan punggungnya. Perlahan tapi pasti, ia mulai menekuk siku kanannya sebagai tumpuannya.
Namun tiba-tiba ia merasa jantungnya berdesir kencang satu kali yang rasanya sungguh menyakitkan. Hilman terkulai kembali di tempat tidur sambil meremas dada kirinya. Ia mengerang menahan rasa sakit yang amat sangat.
Pada saat yang sama, Lucas masuk ke dalam ruangan bersama seorang dokter, tapi bukan Dokter Derry. Mereka berdua amat terkejut melihat Hilman yang sudah sadar.
"Hilman! Kamu sudah sadar? Apa jantungmu terasa sakit?" tanya Lucas panik.
Tanpa banyak bicara, dokter yang datang bersama Lucas langsung memeriksa Hilman dengan cekatan. Hilman sudah agak mencair sekarang. Sepertinya rasa sakit pada jantungnya sudah mereda.
Dokter yang selesai memeriksa jantung Hilman tampak seperti bukan orang Indonesia.
"Dia baik-baik saja. Jantungnya sekarang juga sudah mulai berdetak normal. Tapi mungkin perlu waktu untuk beberapa minggu lagi supaya tubuhnya bisa menerima jantungnya yang baru," ujar dokter itu dalam rentetan kalimat berbahasa Inggris. Hilman mengernyit.
Kenapa dokter ini berbicara bahasa Inggris? Dimanakah ia sekarang? Apakah ia sedang tidak berada di Indonesia? Dan juga... jantungnya yang baru? Apa maksudnya?
Hilman ingin sekali mengelurkan semua pertanyaan yang ada di hatinya. Namun rasa sakit pada jantungnya barusan membuatnya lemas kembali seperti tadi pertama kali ia sadar.
"Terimakasih, Dokter," kata Lucas sambil tetap memandang Hilman dengan membelai rambutnya.
"Baiklah kalau begitu. Saya harus pergi sekarang. Selamat siang," balas dokter itu lalu berjalan keluar kamar opname.
Lucas menatap kedua mata Hilman dengan lembut. Ia sangat bersyukur Hilman bisa sadar.
Tak berselang lama, tampak Hilman membuka mulutnya sedikit seakan ingin berbicara. Lucas segera mendekatkan telinga kanannya pada bibir Hilman dan mendengar satu kata yang diucapkan Hilman dalam bisikan lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian Angel (boyxboy)
RomancePerasaan yang sudah hampir itu tumbuh kembali dan menggeser posisi spesial di palung hati setelah laki-laki yang paling dicintai tiba-tiba muncul seperti sebuah keajaiban. WARNING!!! Marning, kuning, pening! Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Namun...