Delapan

3.2K 291 9
                                    

Kedua mata Hilman langsung terbuka dengan cepat begitu ia menemukan kesadarannya. Ia melirik ke seluruh bagian ruangan putih berbau khas itu. Ia melihat kantong infus yang tergantung di sisi kanannya, dan tampak kakak angkatnya yang tengah tidur di tepi kiri kasur sambil memegangi tangan kirinya. Wajah Lucas terlihat sangat polos dan lebih tampan ketika tertidur.

Ia ingin bergerak, tapi tubuhnya terasa sangatlah lemas dan tak punya daya. Kepalanya juga terasa sangat pusing serasa mau pecah ketika ia mencoba untuk duduk.

"Argghh!" erang Hilman dengan pelan sambil memegangi keningnya yang dibalut kain perban. Erangannya yang pelan itu membangunkan Lucas seketika itu juga.

Lucas terkejut ketika melihat Hilman yang meringis kesakitan sambil memegangi kepalanya. Ia segera berdiri dan memegangi kedua pundak Hilman.

"Jangan banyak gerak dulu. Kamu berbaring saja," kata Lucas sambil membantu Hilman untuk kembali berbaring. Hilman hanya menurut dengan patuh. Ketika ia baru membaringkan tubuhnya, ia baru ingat kenapa ia bisa berada di rumah sakit ini. Kepalanya yang sakit membuat otaknya bekerja lebih lambat daripada biasanya.

"Kak, dompetku, Kak!" rintih Hilman dengan suara serak hampir seperti tidak minum air beberapa hari. Tanpa menjawab, Lucas langsung mengeluarkan sesuatu dari saku belakang celana jeans miliknya. Lucas menunjukkan pada Hilman sebuah dompet kulit warna cokelat. Itu dompet Hilman.

Hilman langsung meraih dompet itu dan melihat-lihat isinya.

"Tenang, isinya masih utuh kok," kata Lucas. Memang benar apa yang Lucas katakan. Isi dompet itu masih utuh, termasuk kalung kecil miliknya. Hilman memeluk dompetnya dengan perasaan lega seraya bersyukur.

"Oh iya, Kak! Sejak kapan aku berada di rumah sakit ini?" tanya Hilman dengan suara yang terdengar lebih mendingan dari yang sebelumnya. Dompetnya yang sudah kembali tampaknya membuat Hilman jadi lebih baik.

"Sudah sejak enam jam yang lalu," jawab Lucas. Hilman melirik jam dinding kamar opnamenya. Pukul enam sore lebih lima belas menit.

"Kakak sudah buka puasa?" tanya Hilman.

"Oya! Aku lupa kalau aku belum buka. Tapi untung tadi aku sempat order delivery di restoranmu," jawab Lucas seraya menunjuk dua kotak makan yang berukuran besar di atas meja di sampingnya.

"Kamu juga harus makan. Kita makan bersama ya?" pinta Lucas. Hilman mengangguk dengan penuh semangat. Lucas tersenyum dan membantu Hilman untuk duduk bersandar.

Lucas mengambil salah satu dari dua kotak makan tadi lalu duduk menghadap Hilman di tepi tempat tidur.

"Kita do'a dulu," kata Hilman. Mereka berdua membaca do'a buka puasa dalam diam di akhiri dengan amin.

Lucas membuka kotak makanan itu yang ternyata berisi nasi goreng ikan asin kesukaan Hilman, omelet, sepotong ayam bakar, dan beberapa potong cumi goreng BBQ. Aroma makanan yang menggugah nafsu makan langsung menyeruak menggoda hidung Hilman dan Lucas.

Lucas menyendokkan sesuap nasi goreng lalu di arahkan ke mulut Hilman.

"Ayo, buka mulutnya, sayang," tutur Lucas seperti mau menyuapi anak kecil. Namun Hilman malah tersenyum geli sambil menyantap nasi goreng yang disuapkan Lucas.

"Sekarang gantian, kamu yang suapi kakak," suruh Lucas sambil memejamkan mata dan membuka mulut. Hilman tertawa kecil sambil menyendokkan sesuap nasi goreng dan langsung mengarahkannya ke mulut Lucas. Lucas membuka mata sambil mengunyahnya sambil tersenyum. Hingga tiba-tiba Lucas memandang Hilman dengan pandangan yang sedikit berbeda. Hilman jadi agak bingung.

Apalagi ketika Lucas mengusap sudut bibir kiri Hilman yang tadi ada bekas nasi goreng. Namun Lucas tidak menarik tangan kanannya. Ia malah mengelus-elus pipi Hilman yang seraya membuat Hilman tertunduk malu.

Hilman memandang kotak makan yang ada di pangkuannya dengan pikiran yang campur aduk. Sering sekali Lucas melakukan hal ini, dan Hilman hanya menganggapnya sebagai gurauan.

Apalagi dulu ketika lulus sekolah menengah di New York, Lucas pernah menyatakan cinta pada Hilman. Hanya menyatakan cinta saja dan Hilman pun juga menganggapnya sebagai gurauan.

Hilman waktu itu juga menjawab kalau ia juga cinta pada Lucas karena dia adalah kakaknya, walaupun hanya kakak angkat. Ia tidak tahu rasa cinta yang seperti apa yang dimiliki Lucas untuknya.

Tak berselang lama, tiba-tiba tangan kanan Lucas menarik dagu Hilman supaya tidak menunduk. Hilman agak terkejut ketika melihat wajah Lucas yang tinggal beberapa senti saja dari wajahnya hingga bibir Lucas mendarat pada bibir Hilman.

Hilman terbelalak menyadari kulit bibir Lucas yang hangat sudah menempel di bibir Hilman dengan rapatnya. Jantungnya berdegup kencang. Seluruh tubuhnya langsung serasa memanas. Udara di sekitar Hilman seperti menghilang entah kemana.

Kenapa Lucas bisa melakukan hal ini padanya? Memang sejak dulu Lucas sudah terbiasa bergurau mengenai hal-hal yang berhubungan dengan cinta pada Hilman.

Beberapa saat berlalu, Lucas melepas ciumannya dengan perlahan, namun wajahnya masih sangat dekat dengan wajah Hilman.

"Aku mencintaimu," bisik Lucas sambil mengusap-usap pipi kiri Hilman. Hilman tidak berani menjawab, hanya bisa menelan ludah.

"Aku mencintaimu. Hanya kamu satu-satunya orang yang yang aku miliki. Kamu lah satu-satunya hartaku. Kamu lah satu-satunya orang yang membuatku serasa menjadi manusia paling bahagia di dunia. Kamu lah satu-satunya orang yang membuatku jadi lebih bisa bertanggung jawab," tutur Lucas sambil menatap kedua mata Hilman dengan sangat teduh. Hilman pun seperti sudah terhipnotis, bahkan tidak mampu menggerakkan anggota badannya.

"Melihatmu seperti ini saja sudah membuatku kalang kabut seperti kehilangan kedua bola mataku sendiri. Tolong, jangan pernah membuatku khawatir lagi. Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu. Bahkan sejak dulu kita pertama kali bertemu," lanjut Lucas. Hilman jadi bingung harus bagaimana menanggapi kalimat Lucas yang benar-benar membuatnya susah berpikir jernih.

Tiba-tiba, Lucas memegang kedua tangan Hilman dan mengangkatnya. Lucas mencium jemari tangan Hilman lalu mengeluarkan sesuatu dari saku kemejanya. Sebuah kotak berbentuk hati yang saat dibuka ternyata isinya sepasang cincin emas. Hilman menahan napasnya.

"Tetaplah berada di sisiku. Pandanglah aku. Jangan pernah memandang orang lain lagi. Aku ingin bisa menjadi satu-satunya orang yang bisa membuatmu bahagia. Bolehkah aku menjadi pendampingmu dan pelindungmu untuk selamanya?" tanya Lucas dengan nada serius.

Kata-kata Lucas yang puitis membuat hati Hilman luluh lantak. Ia menutup mulut dengan kedua tangannya dengan perasaan haru. Sekarang memang hanya Lucas lah yang ia harapkan untuk selalu bisa menjaganya. Hanya saja, ia tidak menyangka kalau ternyata perasaan Lucas padanya melebihi apa yang ia bayangkan. Dan ternyata Lucas memendamnya sejak dulu.

Hilman mengangguk pelan. Lucas tersenyum bahagia sambil memeluk Hilman sesaat, kemudian langsung memakaikan salah satu cincin di jari manis tangan kiri Hilman. Hilman juga melingkarkan cincin yang satu lagi di jari manis tangan kiri Lucas.

"Terimakasih. Terimakasih sudah membuatku menjadi semakin sempurna. Aku janji tidak akan membuatmu kecewa," kata Lucas sambil mencium bibir Hilman sekali lagi untuk beberapa saat.

"Ya sudah kalau begitu sekarang kita makan dulu," kata Lucas sambil menyuapi Hilman lagi. Hilman memandang Lucas yang tersenyum padanya. Sungguh sangat tampan.

"Oh iya, tadi waktu perampoknya tertangkap di rumahnya, ia teriak-teriak katanya dia harus bertemu kamu. Katanya ada sesuatu yang harus dijelaskan. Tapi sekarang dia sudah aman sekarang di sel tahanan," ujar Lucas sambil menyuapkan sesendok nasi pada Hilman. Hilman malah mengernyit.

"Benarkah? Dia mau bertemu denganku? Sudah membuatku sakit seperti ini masih berani ingin bertemu denganku?!" tanya Hilman dengan geramnya. Ia sungguh sangat geram dengan perampok yang sudah berusaha mengambil dompetnya itu. Sungguh tidak tahu malu.

"Iya, sungguh. Katanya dia mau bicara mengenai kalung dari benang wol yang ada di dalam dompetmu itu," balas Lucas yang langsung membuat Hilman sangat terkejut hingga membuatnya tersedak dan terbatuk-batuk.

[Bersambung...]

Vote & Comment please... Biarpun ceritanya jelek Hehe ♡♡

Guardian Angel (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang