Chapter 6

22.4K 1.4K 3
                                    

"Kemarin waktu aku lagi jalan di taman belakang kampus, aku ngeliat kamu. Tapi waktu aku mau nyamperin kamu aku liat ada cowok yang tiba-tiba dateng dan langsung megang tangan kamu..."

"Oh Rafa maksud kamu, dia itu adalah laki-laki breng**sk dan orang yang aku benci saat ini dan sampai kapanpun."

"Emang kenapa kamu benci sama dia trus kenapa kamu bilang dia itu brengsek?"

"Panjang ceritanya, Dia itu adalah mantan aku. Waktu itu, waktu aku pacaran sama dia aku ngerasa aku itu cewek yang paling bahagia dan waktu itu aku udah pacaran sama Rafa selama dua tahun, sampai tiba-tiba ada cewek yang dateng marah-marah ke aku dia bilang aku ini pho. Karna waktu itu cewek yang dateng marah-marah ke aku dia ngaku kalo dia itu hamil. Dan dia bilang kalo anak yang dia kandung adalah anaknya Rafa" Prilly menceritakan semuanya ke Ali dengan menatap lurus ke depan. Dan tanpa terasa air mata Prilly pun jatuh menetes. Prilly merasa badannya menghangat teryata Ali memeluknya dari samping dengan eratnya, menenangkan Prilly.

"Udah jangan nangis." ucap Ali sambil menyeka air mata Prilly. "Kan sekarang kamu ngga sama dia lagi, Lagian ada aku kok yang siap jaga kamu kalo dia ganggu kamu lagi."

"Makasih ya li."

"Iya." Ali terseyum kearah Prilly.

"Tapi aku kok jadi melow gini sih pake nagis lagi melankolis banget. Jadinya aku curhat ke kamu."

"Ya ngga papa dong pasti sekarang kamu ngerasa lega kan udah cerita kalo nangis wajar kali, Aku juga kalo di gituin juga pasti bakal nangis walaupun aku cowo."

"Hhhh..., iyasih tapi kalo di pikir pasti kamu lucu deh kalo nangis." Ali hanya tertawa mendengar apa yang diucapkan Prilly.

"Trus sekarang kita mau kemana lagi?" Tanya ali

"Terserah kamu deh kan tadi kamu yang bawa aku kesini."

"Yaudah gimana kalo kita keliling kebun teh ini aja" ucap Ali dan langsung menggandeng tangan Prilly posessive. Sambil berkeliling kebun teh.




#Tbc
Keep vote and comment readers.maaf klo ada typo

EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang