Chapter 55

20.4K 854 17
                                    

"Sayang ini ditaro dimana?"

"Pinggirin aja dulu, Boxnya Li."

"Disebelah mana nih?"

"Coba kiri dikit." Prilly memerhatikan Ali yang sibuk mengatur letak box bayi mereka.

Sekarang Ali dan Prilly sedang menata kamar anak mereka yang sebentar lagi akan lahir, karna sekarang usia kandungan Prilly sudah memasuki sembilan bulan.

"Kurang bagus disitu. Kalo deket jendela?"

"Jangan dong ntar masuk debu."

"Dimana dong?"

"Coba geser kekanan deh."

"Udah sayang disitu aja udah pas. Nanti lemarinya disebelah kiri."

Prilly meletakkan tanganya didagu sambil berfikir, "hhhmmm yaudah. Trus lemari yang satunya dimana?"

"Disitu kan buat pake baju. Deketin keboxnya aja. Atau mau taro dikamar kita dulu?"

"Yaudah taro dikamar kita dulu. Dia kan nanti bobonya sama kita."

"Kamu duduk dulu biar aku angkat."

"Sayang kalo cape, nanti aja diterusin."

"Ngga papa kok."

"Beneran? Kamu istirahat dulu aja."

"Udah nanggung. Bentar lagi beres."

Prilly menghela nafas dan menggelengkan kepalanya. Setelah itu Prilly menyusul Ali yang sudah dulu kekamar mereka.

Prilly duduk diatas ranjang dan memerhatikan Ali yang dari tadi sibuk mondar-mandir kekamar mereka lalu kekamar bayi dan begitu seterusnya.

"Istirahat dulu."

"Nanggung sayang."

Prilly mengikuti Ali kekamar bayi mereka. Ali masih sibuk menyusun boneka dan mainan-mainan lain.

"Beres." ucap Ali.

"Kamu isirahat dulu." ucap Prilly sambil menyeka keringat yang ada didahi Ali.

"Kamu juga ngapain ikut mondar-mandir. Duduk aja, ngga cape apa." ucap Ali sambil mengacak rambut Prilly. Setelah itu Ali menggandeng tangan Prilly menuju kamar mereka dan duduk di pinggir ranjang.

Mereka terdiam beberapa saat, sibuk dengan fikirannya masing-masing. Sesekali terdengar helaan nafas Prilly. Ali yang lama-lama bingung akhirnya membuka suara.

"Kamu kenapa?"

"Ngga papa?"

"Trus?"

"Ya gitu."

"Cerita dong."

"Aku cuma deg-degan aja."

"Kenapa?"

"Aku ngebayangain gimana ya nanti aku waktu lahiran."

"Kamu takut? Tenang aja. Aku pasti nemenin kamu kok." Ali terseyum meyakinkan Prilly.

Prilly menatap Ali lama, "makasih ya."

"Buat?"

"For everything" ucap Prilly lembut dan menatap Ali dalam.

Ali menangkup pipi Prilly dan membalas tatapannya, "Aku bakal ngelakuin apa aja buat kamu dan anak kita." ucapnya lembut dan membawa Prilly dalam pelukannya.

Prilly membalas pelukan erat Ali, "Aku udah sering ngerepotin kamu."

Ali merengangkan pelukannya dan menangkup pipi Prilly, "Aku ngga ngerasa direpotin kamu."

EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang