Bab 2.2

4.3K 360 6
                                    

TOK TOK

Sedikit terkejut dengan bunyi ketukan pintu kamarnya yang tiba-tiba, Yudai pun segera membukakannya tanpa bertanya siapa yang ada di luar terlebih dahulu. "Sawada? Kenapa kau ke sini?" Yudai cukup terkejut dengan kemunculan Jin yang sudah berpakaian tidur dengan wajah super mengantuk. Rambutnya yang awul-awulan menunjukkan bahwa ia sudah sempat tidur selama beberapa menit tadi, tapi sepertinya seseorang menyuruhnya untuk bangun dan pergi. Yudai tahu jelas siapa itu.

"Loh? Ini kamarmu toh?!" Sama terkejutnya dengan Yudai, mata Jin yang sudah mengantuk itu pun terbuka lebar. "Kukira si Katori itu kakak kelas.. jadi teman sekamarnya juga pasti senior. Ternyata kau toh.. Buat apa aku sopan-sopan mengetuk."

"Seperti biasa kau memang sembarangan. Jadi kau teman sekamar Shimada?"

"Begitulah. Aku disuruh ke sini katanya untuk malam ini saja karena katanya mereka berdua ada hal penting yang harus dibicarakan. Cih, kalau tahu dia itu seangkatan mana mau aku bangun setelah sudah lelap tertidur! Habis mukanya boros.."

Yudai tak kuasa menahan tawanya. Menurutnya Jin jelas kurang hapal aturan tata krama, tapi lama kelamaan ia merasa kalau Jin itu bukannya tidak sopan. Ia hanya terlalu jujur. Berada di dekat seseorang yang 'berbahaya' seperti ini sungguh membuat harinya lebih mengasyikan. Asal ia tidak mengatakan hal yang aneh-aneh soalku. "Ya sudah, kau tidur saja di sini. Ranjang Katori yang atas. Kebetulan aku juga sudah mau mematikan lampu."

"Hmm.. Aku tidak bisa yang bawah saja? Tidak suka yang atas."

"Ya ya.. Terserah kau saja." Jin pun segera masuk dan merebahkan badannya yang besar itu di ranjang milik Yudai. Ia berguling-guling sebentar sebelum memasukan tubuhnya di bawah selimut. Lalu ia pun membalikkan tubuhnya, telungkup, dan wajahnya persis menempel ke bantal.

"Baumu aneh."

"Huh?! Jangan cium-cium! Dasar aneh!" seru Yudai yang hendak mematikan lampu kamar.

"Hei lampunya tidak usah dimatikan."

"Kenapa? Kau takut?"

"Biasanya juga tidak dimatikan. Nanti aku kebablasan tidur kalau gelap-gelap."

"Enak saja. Ini kamarku. Kalau tidak gelap aku tidak nyenyak. Aku pernah dengar penelitian yang mengatakan kalau tidur dengan lampu menyala itu meskipun matamu tertidur tapi tidak dengan otakmu." Setelah menolak permintaan Jin, Yudai pun naik ke atas ranjang yang sebenarnya milik Katori itu. Akhirnya ia pun bisa mengakhiri harinya itu dengan damai. Lampu padam, kamar sunyi dan udara yang sejuk—tidak ada bedanya dengan malam-malam sebelumnya. Akan tetapi, walau biasanya ia juga tidak bisa melihat wajah teman sekamarnya saat tidur, entah kenapa kali ini ia merasa ada hal yang tidak biasa, suatu hal yang membuatnya bersemangat dan berseri-seri. Katori bukanlah tipe teman sekamar yang suka tiba-tiba membangunkannya tengah malam untuk menceritakan kegalauan yang dialaminya. Ia dan Katori hanya berinteraksi seadanya kesempatan. Hubungan mereka tidak buruk, tapi juga tidak akrab. Yudai yakin, jika teman sekamarnya pun bukan Katori, ia tidak akan merasa kehilangan apa-apa. Perasaan bersemangat dan penasaran akan hidup berdua dalam satu kamar, tak pernah sekali pun ia rasakan. Tapi malam ini, untuk pertama kalinya ada orang lain yang menginap di kamar ini, lebih lagi tanpa keberadaan Katori. Walau samar, Yudai dapat mendengar suara napas Jin dari bawah. Meskipun ia tak dapat melihatnya, Ia sadar sepenuhnya kalau Sawada Jin ada di bawahnya persis dan entah sejak kapan ia mengharapkan sesuatu dari keadaan ini.

"Minami," panggil Jin tiba-tiba. "Masih bangun?"

"Ya?"

"Kasurmu tidak empuk."

"..Cuma itu yang mau kau katakan?"

"Hahah, gara-gara sudah bangun sekali aku jadi sulit tidur sekarang."

Loose Chain [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang