Siapakah Dia?

3.7K 156 27
                                    

14 Juli.

Hari pertamaku duduk di bangku ini. Rasanya gugup banget. Bingung harus ngapain biar nggak gugup. Teman aku yang lain sudah asik bercengkrama, sementara aku masih duduk termenung disini.

Krett..

Pintu kelas terbuka. Seorang remaja laki-laki yang sepertinya sebaya dengan ku masuk ke dalam kelas. Dengan wajahnya yang cuek, dan gayanya yang santai, dia memilih untuk duduk di bangku bagian depan.

Oh, ternyata teman kelas ku. Kirain siapa, batin ku.

Pelajaran pun dimulai, tentor (sebutan untuk guru les) yang mengajar hari ini memperkenalkan dirinya. Kemudian mengajar beberapa materi sesuai dengan mata pelajaran yang sudah tertera di jadwal. Setelah belajar selama 1 jam, waktunya istirahat.

Waduh gimana nih, udah waktunya istirahat. Kantinnya dimana, ya. Masa aku harus tanya orang lain, kan belum saling kenal.. batin ku dalam hati sembari pura-pura sedang memainkan hp.

Aku melihat ke sekeliling kelas, ternyata masih ada cowok berwajah cuek yang duduk di bangku depan. Sepertinya dia sedang asyik main game. Ah, ga usah tanya dia deh, takutnya malah ngga dikasih respon.
Beberapa menit kemudian, seorang teman kelas ku masuk sambil membawa makanan.

Melihatnya saja perut ku sudah keroncongan, apalagi jika ditambah dengan beberapa teman ku yang masuk membawa minuman pula, bisa-bisa perutku konser duluan karena lapar.

Ketika sedang melihat lahapnya mereka menyantap makanan, aku membatin,
Gilaaaa, sosis bakarnya kok kayak enak, ya. Apalagi sambil minum teh campur susu kental manis..uhh..

Percaya gak percaya itu adalah salah satu menu yang dijual di kantin sekolah ku (author). Apalagi ada teh poci yang ditambah nutrisari, jelly, cincau, daaan sebagainya. Aneh kan?! Tapi rasanya emg enak sih.

Aku memeriksa jam tangan ku, ternyata waktu istirahat tinggal 10 menit lagi. Gawat nih. Perut masih keroncongan dan aku udah ngiler liatin teman aku yang makan disini.
Akhirnya, aku memberanikan diri untuk bertanya kepada salah satu teman ku yang duduk di samping ku.

"Eh, ehm.. halo. Aku mau nanya, disini ada kantinnya nggak?", tanyaku gugup.

"Ada kok, kenapa? Kamu belum jajan ya?"

"Iya, hehe."

"Oh gitu. Ya udah, sini aku temenin kamu ke kantin," tawarnya.

"Hm, oke."

Aku pun berjalan dan membuntuti dia dari belakang.
Tiba-tiba dia berhenti dan berkata, "Eh, kamu nggak usah buntutin aku gitu. Jadinya kan gak enak, kita jalan barengan aja," katanya.
Aku pun nyengir dan dia membalasnya dengan senyuman.

Sumpah nih anak baik bangett. Kira-kira namanya siapa, ya? Kenalan, ah.., gumamku.

Aku memegang pundaknya. Mencoba untuk menyapanya, mengenalnya, dan menjadi temannya. Tetapi..
"Eh, kita udah sampai nih! Cepet belanjanyaa, waktu istirahat sisa 5 menit lagi, loh." Ucapnya.

"Oh, disini, yah? Oke deh. Makasih,"

Aku pun buru-buru membeli beberapa makanan dan minuman.

"Udah selesai?"

"Iya. Ayo balik ke kelas lagi,"

"Loh? Harusnya kamu makan dulu yang kamu beli, nanti waktunya malah nggak cukup kalau kamu makannya pas di kelas,"

Eh iya ya, betul juga dia.

"Oh, ya udah kalo gitu aku makan dulu ya. Kamu tinggalin aku aja, aku tau kok cara balik ke kelas" kataku kepadanya sembari membatin, Eh temenin aku disini please. Jangan tinggalin aku, ntar aku tambah gugup. Aaaah, aku ga tau cara baliknya.

"Loh nggak papa kali aku nemenin kamu. Supaya kalo misalnya kita telat masuk ke kelas, kan bisa bareng-bareng bilang habis dari wc," responnya sambil tertawa kecil.

Hahaha. Dia lucu juga ya. Jadi tambah pengen kenalan.

"Hmm...Namamu siapa?" tanyaku padanya.

"Tasya, hehe. Kalau kamu?"

"Aku Keyla, lebih singkatnya panggil aku Key aja."

"Oh, hai Key. Btw kamu udah selesai belum makannya? Bentar lagi masuk nih."

"Oh, ehm, iya udah kok. Ayo balik ke kelas,"

Kami pun berlari kecil menuju kelas karena tak terasa bel masuk telah berbunyi sejak tadi.

Tok tok tok

Aku mengetuk pintu kelas, tampaknya sudah ada tentor yang mengajar disana.

"Waduh, gawat nih Key. Kayaknya udah di absen tuh,"

"Iya. Semoga tentornya baik, jadi kita dibukain pintu,"

Tasya mengangguk-anggukan kepalanya.

Tiba-tiba pintu kelas terbuka. Dan yang membukakan pintu itu adalah..

"Eh, cepetan masuk! Kak Ela udah ngajar tuh daritadi," kata cowok berwajah cuek itu.

Oh my goddd, ternyata cowok yang cuek itu bukain pintu. Gila kenapa harus dia lagi, sih? Kenapa pas bukain pintu aja wajahnya masih harus cuek? Senyum dikit napa kek..

"Oh ya? Hm, makasih." kata Tasya sembari melangkahkan kaki masuk ke dalam kelas.

Nah loh kok Tasya kayak salting, ya?, batin ku dalam hati mengikuti langkah Tasya dari luar.

Setelah ditegur oleh tentor yang bernama Kak Ela itu, kami pun diberi tugas sebagai hukuman.

"Nah, kalian berdua, coba buka buku cetak halaman 14. Kerja bagian A dan B, tulis soal. Jika sudah selesai, kumpul pekerjaannya di teman kalian yang memakai baju warna hitam itu," perintah Kak Ela sambil menunjuk teman ku yang ternyata cowok dengan wajah cueknya itu.

Aku dan Tasya hanya mengangguk-anggukan kepala. Lalu bergegas mengerjakan tugas yang disuruh oleh tentor tersebut.

Parah, baru hari pertama masuk. Masa udah dikasih tugas sebanyak 35 nomor ini?!, gumam ku.

Karena tidak konsestrasi atau karena aku terlalu stres akibat tugas ini, tak terasa si cowok cuek itu memandangi ku sambil tertawa kecil. Sepertinya ia sedang meledek ku.

Eh, tapi kok wajahnya agak manis ya, pas ketawa ketawa gitu..

Tanpa kusadari, cowok berwajah cuek itu kini tak menampakkan wajah cueknya lagi. Dan yang lebih hebatnya lagi, wajahnya kini semakin manis dan kece! OH MY GOD.

Kok dia kayak ngelihatin aku gitu?! Hm..Dia masih ngeledekin aku ya, atau jangan-jangan dia... Ah, nggak mungkin! Kok aku jadi baper gini ya, ya Allah jangan sampai suka sama dia!! Kan ngeri misalnya suka sama temen les sendiri...

Lama-kelamaan aku semakin tak konsen ketika mengerjakan tugas yang bertumpuk. Aku masih dilanda rasa penasaran dengan cowok di bagian depan itu. Siapakah dia? Mengapa tiba-tiba saja aku harus menyukainya? Padahal, ini kan hari pertama ku les disini.

Sungguh hal yang tak masuk akal. Karena untuk yang pertama kalinya, aku merasakan yang namanya jatuh cinta...

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang