ToD

1.3K 103 22
                                    

Malam itu merupakan malam terindah bagi ku.
Ya, karena untuk pertama kalinya Gerald menyapa ku di dunia nyata. Selama ini dia hanya menyapa ku melalui bbm.
Tentunya hal ini membuat ku baper.
Siapa coba yang nggak bakalan baper kalau doi tiba-tiba nyapa kita di dunia nyata?

****

Sesampainya di rumah, aku baru ingat bahwa pulpen ku masih ada di Gerald. Pasti dia lupa kembaliin pulpen aku, batin ku.

Aku pun segera bbm dia untuk memastikan bahwa pulpen ku ada di tangannya.

Keyy: Ger, pulpen aku masih di kamu, kan?

Gerald R: Oohiya! Pulpennya belum aku kembaliin. Tenang, pulpennya ada di kotak pensil aku kok.

Keyy: Hm, syukurlah.

Gerald R: Jadi, kamu mau aku kembaliin pulpennya sekarang nih?

Keyy: Hah? Nggak kok. Mana mungkin aku senekat itu nyuruh-nyuruh kamu ngembaliin pulpen aku-_-

Gerald R: Oh, hehe. Iya ya.

Keyy: Kalo gitu udah dulu ya, Gerald. Hp aku lowbatt.

Gerald R: Okay.

Setelah percakapan dengan Gerald berakhir, aku segera merapikan buku-buku ku untuk sekolah besok.

Kebetulan besok adalah hari Sabtu. Jadi aku pulang lebih awal, yaitu pada jam 12 siang.

Karena sinar matahari yang sangat terik pada jam 12, tak jarang banyak orang tua yang mengeluh ketika menjemput anaknya di sekolah. Yup, salah satunya adalah Mama ku.

Biasanya keluhan yang sering beliau curhatkan kepada ku kurang lebih seperti ini:

"Nak, kok hari ini panas banget ya? Emangnya kamu nggak kepanasan apa?"

"Key, kamu kepanasan nggak? Mama kepanasan, loh"

"Mama capek deh kalau jemput kamu pas hari Sabtu. Panas banget."

"Key, Mama hari ini nggak bisa jemput kamu ya, cuacanya lagi panas banget diluar."

"Key, coba tanya kepsek kamu, kenapa pulangnya nggak sekalian jam 2 aja?"

"Key, Mama habis dari salon, nih. Lagi nggak bisa kena panas, kamu pulang naik angkot aja, ya."

Dan masih ada banyak keluhan yang lainnya setiap Mama menjemput ku di hari Sabtu.

"Key, ngapain kamu cengengesan sendiri disitu? Udah, tidur sana! Besok kamu harus sekolah loh." Mama menegur ku dari ambang pintu kamar. Huft, hampir aja ketahuan.

Aku pun bergegas merapikan barang-barang disekeliling ku dan beranjak pergi ke ranjang tidur ku.

Ketika Mama sudah menutup pintu kamar, tiba-tiba saja aku mendengar suara Mama yang sedang menggerutu diluar sana.

"Yah...besok ngejemput Keyla lagi deh. Kira-kira cuacanya bakalan panas nggak ya? Semoga aja besok hujan!" kata Mama yang terdengar dari dalam kamar tidur ku.

Ah, Mama ada-ada aja deh. Kalau misalnya besok hujan, apa nggak tambah ribet antar-jemput aku ke sekolah?

****

"Hai, Keyyy!" Sapa suara di ujung koridor. Kayaknya aku pernah dengar suaranya deh. Tapi dimana ya?

Orang yang menyapa ku itu berjalan ke arah ku. Dan, tak dapat disangka, ternyata dia adalah...

"FARAH?!" Teriak ku saat itu juga yang membuat semua orang menatap ku. "Kok kamu bisa disini?"

"Ayah ku sedang dinas selama 5 bulan di kota ini,"

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang