Rindu

925 51 5
                                    

Keyla POV

Sudah seminggu sejak Gerald tak hadir. Sudah seminggu pula aku berusaha mencari alasan dibalik ketidakhadiran si cowok-cuek-yang-kini-kukagumi itu.

"Pagi, Key," sapa Farah.

"Pagi," balas ku.

Farah menghampiri ku. "Gimana kabar Gerald?"

"Gimana apanya?" tanya ku bingung.

"Dia udah datang belum? Ini udah seminggu, loh. Masa belum datang - datang juga?" tanya Farah yang kini sedang mengangkat sebelah alisnya.

"Oh, itu ... aku juga nggak tau," jawab ku santai.

"Hah?" Farah menunjukkan wajah kagetnya.

"Kok kaget? Biasa aja kali," ucap ku.

"Lah, gimana nggak kaget? Lagian katanya mau jadi secret admirer si Gerald, kok bisa - bisanya kamu malah nggak tau kabar dia?!" tanya Farah dengan melototkan kedua matanya.

"Tapi aku emang beneran nggak tau, Farah. Masa harus dipaksain tau?" ucap ku sembari membuang wajah ke arah yang berlawanan dengan Farah.

"Yah, gitu doang ngambek," ucapnya, "aku cuma bercanda kali."

"Bercanda tapi kok melotot gitu? Serem tau!" bentak ku pada Farah.

"Ng ... ya udah, deh. Aku minta maaf, soalnya tadi kebawa suasana," katanya setelah bungkam selama beberapa menit.

Aku pun membalikkan badan ku agar bisa kembali berhadapan dengan Farah. "Padahal udah aku tanyain ke semua temannya di tempat les, loh. Apa dia emang sengaja nggak kabarin, ya?"

"Hmm," gumam Farah.

"Bisa aja dia sengaja. Tapi, kalo dipikir - pikir, apa yang dia bikin selama semingguan coba? Nggak mungkin kalo liburan keluar kota, lagian bulan ini, kan, orang pada sibuk - sibuknya ulangan harian," katanya.

Aku hanya mengangguk - anggukan kepala ku. Padahal sebenarnya masih mencerna beberapa kata Farah.

"Eh, iya, emang beneran kamu udah tanyain ke semua teman lesnya Gerald?" tanya Farah memastikan.

"Iya," jawab ku, "kecuali ...."

Farah memajukan posisi duduknya. "Kecuali siapa?"

KRINGG KRINGG

"Ng ... nanti aja deh, belnya udah bunyi, tuh," ucap ku.

"Yah, dasar php." Farah pun beranjak pergi dan pindah ke bangkunya.

****

"Ng ... Sal," ucap ku sambil memegang pundak Salsa dari belakang.

Salsa berbalik, ia menatap ku kebingungan untuk beberapa detik dan akhirnya berkata, "Oh, hai, Keyla."

"Ka--kamu nggak marah sama aku?" tanya ku dengan sopan.

Salsa mengerutkan dahinya. "Marah? Marah gara - gara apa?"

"Gara - gara ... permainan truth or dare kita waktu itu," jawab ku.

Salsa berpikir sejenak, tak lama kemudian kerutan di dahinya sudah hilang.

"Oh iya! Aku lupa ngasih tau kamu," ucapnya, "waktu itu, baterai hp aku tinggal 5%, jadinya pas mau lihat balesan chat dari kamu, tiba - tiba hpnya mati sendiri."

"Nah, setelah hp aku di cas dan akhirnya bisa nyala, pas aku cek bbm ... eh, semua chatnya kehapus!" lanjutnya.

Kini giliran ku mengerutkan dahi. "Kok bisa?"

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang