Putus

944 55 14
                                    

   Sore itu aku duduk tepat disamping Gerald. Bukan, bukan sebangku. Tapi jarak antara bangku ku dengannya sangat dekat.

Krett..

Pintu kelas terbuka. Kak Ela, tentor kami yang akan mengajar, masuk ke dalam kelas.

"Sore, semuanya!" sapa Kak Ela ramah.

"Sore juga, Kak," balas semua teman kelas ku.

Kak Ela mengedarkan pandangannya ke sekeliling kelas. Dan tiba - tiba kedua alisnya terangkat. "Oh, ternyata Gerald sudah hadir. Apa kabar, Dik?"

"Baik." Gerald menyunggingkan senyum manisnya seperti biasa.

Kak Ela memang tak sempat melihat Gerald beberapa waktu yang lalu, karena kebetulan bukan jadwalnya untuk mengajar di kelasku.

"Key, menurut kamu, Gerald beneran putus sama Salsa nggak?" tanya Tasya pada ku.

"Ng ... nggak tau, deh," jawab ku singkat.

"Btw ... Gerald makin hari makin cakep ya?" gumam Tasya sembari sesekali melihat ke arah Gerald.

"Ah, masa sih?" Aku pun mengalihkan pandangan ku ke Gerald. Dan, ups!

Ternyata Gerald menyadari bahwa dirinya sedang diperhatikan oleh ku. Ia pun menoleh.

Pandangan kami akhirnya bertemu.

Sedetik ... dua detik ... tak ada reaksi yang terjadi. Namun, pada detik kelima, aku memalingkan wajah ku terlebih dahulu. Kondisi pun kembali seperti biasa, seolah - olah hal ini tidak pernah terjadi.

Tasya memandangi ku heran. "Kamu kenapa, Key?"

"Aku? Aku ... nggak papa kok. Emangnya kenapa?" tanya ku sembari melanjutkan tulisan ku yang belum selesai.

"Pipimu sedikit memerah," ujar Tasya.

"Oh, itu, udah biasa kok, hehe."

Apakah Tasya tidak melihat kejadian fenomenal tadi? Gerald melirik ku, Tas! batin ku tersipu.

Apakah Tasya tidak melihat kejadian fenomenal tadi? Gerald melirik ku, Tas! batin ku tersipu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Terdengar suara hentakan kaki yang keras dari arah lantai atas.

Seorang gadis turun dari tangga dan melangkah melewati ku sembari sekilas menatap wajah tak berdosa ini.

Bukannya itu Salsa?

Aku pun menghampiri gadis itu. "Sal?"

Ia menoleh, kemudian berbalik. Dan, benar, itu adalah Salsa.

Kulihat wajahnya sedikit sendu.

"Ka--kamu kenapa?"

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang