Fall In Love

1K 46 16
                                    

"Keyla?" ucap seseorang saat aku baru saja duduk dikursi bus.

Aku menoleh ke arahnya. Dan seketika orang itu memeluk ku!

"Hei, apa - apaan, nih?" kataku sambil berusaha menghindari pelukannya. "Kayak nggak pernah ketemu satu tahun aja."

"Aku kangen tau! Ini, kan, udah satu minggu semenjak libur sekolah," sahut orang itu lalu kembali memelukku.

Ya, benar, dia adalah Farah. Sekarang kami sudah jarang bertemu, karena kelas 9 sedang melaksanakan UN sehingga sekolah meliburkan proses belajar-mengajar untuk sementara.

"Btw, kamu mau kemana, Key?"

"Mau ketemuan sama teman les aku," jawab ku.

"Gerald?" tebak Farah singkat.

"Bukan," potong ku, "nggak mungkin kali aku janjian sama Gerald. Emangnya aku siapa? Pacarnya? Teman dekatnya? Nggak, kan?" Aku pun menyunggingkan senyum miris sembari menatap keluar jendela.

"Soon as possible, you will be his girlfriend, Key!" Farah menyemangati ku.

"Hehe," ucap ku terkekeh. "Eh, Farah, lihat deh! Bukannya itu Ryan, ya?" ucap ku pada Farah ketika melihat penumpang yang baru saja masuk ke dalam bus.

"Mana sih?" tanya Farah kebingungan.

Aku pun menunjuk seorang remaja laki - laki yang tengah memainkan ponselnya.

"Ah, aku nggak tau. Udah lupa wajahnya yang mana," keluh Farah.

"Iya, itu Ryan. Aku yakin, deh," ujar ku.

"Coba samperin aja, Key," saran Farah.

Aku pun mengangguk dan mengikuti saran darinya.

"Ryan," sapa ku sambil memegang pundaknya.

"Oh, hai. Kamu Keyla, kan?"

"Iya. Wah, kebetulan, nih, ketemu disini. Kamu mau kemana?" tanya ku ramah.

"Ng ... ke rumahnya Gerald," balas Ryan.

Ke rumahnya Gerald? Hm ...

Aku pun melamun untuk sejenak.

Oh, iya! Dia, kan, pengawal pribadinya!

"Key?" Ryan mengusap - usapkan tangannya didepan wajah ku.

"Hah? Oh, ehm, emangnya rumah Gerald dekat dari sini, ya?" tanya ku terbata - bata.

"Iya, kamu mau ikut?" ajaknya dengan ramah.

Mata ku membelalak seketika setelah mendengar ajakan dari Ryan.

Ah, ikut nggak, ya? Kalau ikut, terus Tasya gimana? Padahal aku yang ngajak ketemuan, eh aku juga yang ngebatalin. Terus kalau mau ngebatalin, alasannya apa?! Duh.

"Hm, tunggu bentar, ya, aku mau ke teman aku dulu, kasihan dia nungguin daritadi," ucap ku lalu berlalu ke kursi dimana aku dan Farah duduk sedaritadi.

"Gimana, Key?" tanya Farah saat melihatku menghampirinya.

"Dia mau ke rumahnya Gerald, terus ...."

"Terus apa?"

"Dia ngajak aku buat ikut," lanjut ku sembari memanyunkan bibir ku.

"Loh, emangnya kenapa? Ikut aja, Key," ucap Farah dengan santainya.

"Heh? Terus teman les aku gimana? Masa aku tinggalin gitu aja? Kan, nggak enak tau dikasih harapan tapi nggak dikasih kepastian."

"Tuh, kan, baper lagi. Nggak apa - apa kali kalo dibatalin. Namanya juga manusia. Pasti ada aja kepentingan mendadak yang nggak bisa dihindari." Farah menasehati ku bak seorang ibu di acara sinetron kesukaan ku.

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang