Kembali

1K 56 6
                                    

"Key, hari ini kamu sibuk gak?"

"Ng ... kayaknya engga, deh."

"Oke, hari ini aku ke rumah mu, ya?"

"Males, ah, jalan - jalan aja yuk? Mumpung hari Minggu."

"Oh, ya udah. Aku tunggu di kafe kayak biasanya."

"Sip." Aku pun memutuskan sambungan telepon satu pihak.

Ya, hari ini adalah hari Minggu. Hari dimana aku bebas dari segala hal yang menyangkut urusan pembelajaran.

Dan kini, aku sedang mempunyai janji ketemuan dengan Tasya. Katanya ia ingin curhat sekaligus bergosip dengan ku. Ah, sifatnya memang selalu begitu. Jadi harap dimaklumi jika ia berlebihan.

...

"Ma, Keyla pergi dulu, ya!" pamit ku pada Mama yang kini tengah menonton teve di ruang keluarga.

"Ya, hati - hati. Nanti bbm Mama kalo udah sampai," ucap Mama tanpa mengalihkan pandangannya kepada ku. Acara yang ditonton beliau terlalu seru sepertinya.

"Iyaaa!" teriak ku dari luar rumah.

Aku pun bergegas pergi menggunakan angkutan umum yang berlalu - lalang disekitar jalan dekat perumahan ku.

Ngomong - ngomong soal bbm, aku jadi kangen waktu sering chat sama Gerald ....

"Ah, andai saja, bbm dia masih aktif," gumam ku sambil memainkan ponsel ku dan membuka aplikasi bbm.

Gerald R changed display picture.

"GERALD?!" Mata ku terbelalak ketika melihat namanya di recent updates bbm ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"GERALD?!" Mata ku terbelalak ketika melihat namanya di recent updates bbm ku.

"Awh!" Aku mencubit kedua lengan ku dan rasanya sakit! Oh, sungguh, apakah ini nyata?!

Aku pun melihat ke arah sekeliling ku. Dan ... ya, kini semua penumpang tengah menatap ku heran.

Tapi, ah, biarkanlah mereka heran. Lagipula, siapa yang tidak gembira jika doinya tiba - tiba muncul setelah berhari - hari menghilang tanpa kabar?!

...

"Tau gak? Aku udah nungguin kamu daritadi, loh. Lama banget," keluh Tasya ketika melihat ku mengambil kursi disampingnya.

"Oh, maaf deh. Angkotnya muter - muter mulu sih," ucap ku menyunggingkan senyum miris.

"Oh, gitu." Tasya mengangguk - anggukkan kepalanya.

"Tas, kok kamu milih tempat duduk disini, sih? Panas, nih," ujar ku ketika baru menyadari bahwa kami sedang duduk di bagian luar kafe.

"Habisnya nggak ada tempat lagi kalo didalam," jawab Tasya.

Aku hanya mendatarkan wajah ku. Yang sebenarnya memang tak tahu harus berbuat apa.

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang