Ryan

1.1K 92 35
                                    

  Kini sudah hari ketiga Gerald tak datang ke tempat les. Ia menghilang tanpa kabar. Kemana kah dia?

Aku sungguh merasa bersalah. Apa aku harus minta maaf ke Salsa sekarang? Ah, tidak! Tidak mungkin! Setelah kejadian ToD itu aku masih bimbang untuk berkomunikasi dengan Salsa lagi. Bukan hanya takut karena ia marah, tapi takut karena ia akan sakit hati.

Dan kalian harus tahu bahwa Salsa juga masih belum membaca pesan bbm ku. Walaupun sudah tiga hari ini aku lihat wajahnya tampak biasa-biasa saja ketika bercengkrama dengan teman lesnya. Ya, aku hanya melihatnya dari kejauhan, tak berani mendekat karena masih takut akan kejadian ToD itu.

****

"Key, kamu tahu nggak anak baru yang tadi di kelas ini?" Tanya Tasya tergopoh-gopoh akibat berlari ke dalam kelas. 

"Maksud kamu kelas yang masuknya sore tadi?"

"Iya, yang tadi belajar di kelas ini sebelum kita."

"Ooh, aku nggak tahu. Emangnya dia siapa?" Padahal emang gak lihat....

"Kalo nggak salah sih, namanya..."

"Siapa?"

"Aduh, aku lupa!", ucap Tasya sembari mengerutkan dahinya, pertanda bahwa dia sedang berpikir. "Kalo gitu, tunggu dulu ya, Key."

"Kamu mau kemana?"

"Mau nanyain temen aku yang tahu soal anak baru itu! Nanti aku balik lagi kok, dadaaah!" Teriaknya dari balik pintu lalu ngeloyor pergi meninggalkan ku.

Aku hanya dapat menggeleng-gelengkan kepala ketika melihat tingkah lakunya. Tasya memang selalu begitu, ketika ada anak baru, terutama laki-laki dan menurutnya kece, ia akan mencari tahu segala hal tentang anak baru itu. Ya, dia adalah cogan hunter sejati. Oleh karena itulah ketika pertama kali masuk dan melihat Gerald, ia sempat salah tingkah di hadapan Gerald.

Beberapa menit kemudian.

"Keylaaa! Aku kembaliii."

"Kamu udah tahu namanya siapa?"

"Belum."

"Terus ngapain balik lagi?"

"Tadi kan bel masuknya udah bunyi. Masa aku mau dihukum gara-gara ngobrol sama temen aku diluar sana?"

"Oalah, kirain kamu mau, hehe." Ucap ku sambil tertawa kecil.

"Ih, nggaklah. Gini-gini aku masih punya masa depan kali."

"Nah, bagus dong! Akhirnya kamu belajar juga."

"Hmm, maksud aku masa depan untuk cari cogan yang lebih mapan supaya bisa ngurusin anak-anak aku."

"Astagaaa, Tasya. Kirain masa depan buat kuliah, ternyata di masa depan kamu masih mau nyari cogan." Ucap ku sembari menggeleng-gelengkan kepala (lagi).

Tasya hanya bisa nyengir memperlihatkan gigi putihnya yang rapi tersebut.

****

Tasya: Namanya Ryan!!!

Key: Ryan? Ryan siapa?

Tasya: Itu loh, anak baru yang kemarin aku bicarain  ke kamu.

Key: Oh, yang itu. Namanya bagus.

Tasya: Bukan cuma namanya! Orangnya juga bagus...

Key: Hah?

Tasya: ...bagus dijadiin pacar.

Key: Iiih, Tasya! Mulai lagi, deh.

Tasya: Hehe, bercanda doang kok, Key. Aku mah bisa apa sama dia, palingan cuma ngeliatin dari jauh aja udah seneng.

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang