Prolog

7K 525 129
                                    

Sudah tujuh hari lamanya, Phebe menginap di rumah sakit dan harus mendapatkan perawatan lebih akibat kecelakaan itu. Semakin hari, keadaannya memang semakin membaik. Ia hanya mempunyai luka-luka yang tidak terlalu serius, sedangkan Niall, kekasihnya, dalam keadaan yang berbanding terbalik dengannya. Ia koma dan belum sadarkan diri.

"Apakah dia baik-baik saja?" Batin Phebe.

Seketika, Audrey masuk ke ruangan Phebe dengan wajah berseri-seri.

"Be? Kau sudah bangun? Besok kau sudah boleh pulang!" Seru Audrey girang.

"Bagaimana dengan Niall?" Tanya Phebe cepat, mengabaikan ucapan sahabatnya itu.

"Um. Aku tidak tahu."

"Aku harus melihatnya sekarang juga." Gumam Phebe seraya bangkit dari tidurnya, tetapi Audrey mencegahnya dengan segera.

"No, Be. No." Audrey menahan kedua bahu Phebe.

"Kau tahu mengapa aku mencegahmu, kan?" Lanjut Audrey lagi.

Phebe pun mengurung niatnya dan kembali menyandarkan punggungnya pada ranjang. "Ya, orang tua Niall tak menyukaiku. Tak akan." Jawab Phebe dalam hati.

Pintu ruang inap Phebe pun terbuka, memunculkan seorang wanita anggun dengan pakaian sangat rapih dan tatanan rambut bak ibu negara dari balik pintu ruang inap Phebe. Raut wajahnya tidak dapat diartikan oleh Phebe dan Audrey.

"Mrs. Ho-horan." Sapa Phebe gelagapan. Ia pun duduk tegap.

"Niall amnesia." Maura tak membalas sapaan Phebe. Mata Phebe melebar tidak percaya sedangkan mulut Audrey terperangah lebar.

"Ia hanya mengingat masa-masa saat dia baru saja lulus dari high school-nya. Tepatnya, sebelum mengenalmu."

"Aku harap kau tak mendekatinya lagi mulai saat ini. Biarkan ia memulai hidup barunya tanpa dirimu. Aku harap kau mengerti." Lanjut Maura ketus.

Seketika air mata Phebe tumpah begitu saja. Pertahanannya seakan runtuh. Bagaimana tidak? Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Sudah mengalami kecelakaan yang membuatnya trauma setengah mati, ia pun harus meninggalkan kekasihnya begitu saja tanpa kata perpisahan. Ia langsung menundukkan kepalanya dan menghapus air matanya segera.

"Untuk biaya rumah sakitmu, sudah aku tanggung. Kau tak perlu khawatir." Ucap Maura, lalu membalikkan badannya seraya melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Phebe.

Tangis Phebe pecah setelah ibu Niall, Maura, keluar dari ruangannya. Audrey hanya bisa mengelus bahu Phebe lembut, mencoba menenangkan Phebe. Ia duduk tepat di tepi ranjang Phebe dan memeluk sahabatnya itu.

Tubuh Phebe melemas. Air matanya mengalir deras. Ia sangat shock.

Bagaimana tidak shock saat mengetahui orang yang sangat disayanginya mengalami amnesia, bahkan melupakannya dengan sekejap saja. Ditambah dengan permintaan untuk menjauhi orang tersebut. Siapa yang bisa?

"Aku be-benar-benar ta-ak punya sia-apa-siapa la-a-gi, Ody." Cegukan anehnya mendominasi sehingga kata per kata yang keluar dari mulutnya tidak terdengar jelas. Tetap, Audrey masih bisa mengertinya.

"Hey, kau tak menganggap aku ada? Ashton? Louis?" Canda Audrey, mengusap-usap kepala Phebe.

Phebe melepaskan pelukan. Audrey menghapus bekas air mata yang tersisa di pipi Phebe dengan kedua ibu jarinya.

"Kau bisa melewatinya, Be. Percayalah." Audrey meyakinkan Phebe.

Phebe menunduk, memperhatikan jari-jarinya yang ia taruh di pangkuannya. Pikirannya terbang melayang.

Ditinggalkan oleh kedua orang tuanya sejak duduk di bangku sekolah menengah atas sudah cukup membuatnya terpuruk. Ditambah lagi hidup sebatang kara, jelas membuatnya tidak bersemangat menjalani hidupnya yang hampa. Tetapi semuanya berubah setelah bertemu dengan Niall. Ia kembali menjadi sosok yang periang sama seperti saat kedua orang tuanya masih hidup di dunia.

Dimulai dari sekarang, ia harus memulai hidupnya yang baru tanpa penyemangat hidupnya yang biasanya selalu ada buatnya. Ini pasti lebih sulit daripada ujian akhir di kampusnya yang akan ia tempuh beberapa minggu lagi.

"If two people are meant to be together, eventually they will find their way back." Ucap Audrey lembut, membuyarkan Phebe dari lamunannya.

"Look at me, Be. True love will always find its way to come back."

*****

So, YAY or NAY FOR THIS SS?

VOTES and 15++ COMMENTS FOR CHAPT 1

Lots of love, avissa


Find You | Niall HoranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang