16. Meet Me

1.9K 302 45
                                    

"Apa sih?"

Melihat Phebe menerima telfon, Ashton kembali duduk di kursinya semula.

"Ya Tuhan. Kau mencari aku di kantor tadi siang."

"Lalu kenapa?"

"Jangan salahkan aku nantinya atas kecerobohanmu itu." Phebe masih tidak mengerti maksud Harry.

"Kau yang meminta aku menutup identitas aslimu padanya, tapi kau juga yang mencoba untuk membukanya sendiri." Oceh Harry tidak habis-habisnya.

"Tunggu apa aku ada salah berbicara?"

"Tentu ada!" Balas Harry.

Phebe mencoba untuk mengolah semua ucapan Harry, tapi ia belum terlalu mengerti dengan maksud Harry.

"Phebe Wilson, apakah ia tahu bahwa kau mengenaliku sebelumnya? Apakah kau pernah menceritakan tentang aku sebelumnya pada Niall?" Selembut mungkin Harry berbicara pada Phebe agar ia mengerti.

"Tidak? Kami jarang berinteraksi. Paling tidak, hanya berbincang tentang pakaian pengantin—ya seperti itu."

Ashton yang mendengarnya, ikut penasaran apa yang Phebe bicarakan dengan si penelfon, yang tentu Ashton tahu siapa karena ia mendengar kata Styles sebelumnya.

"Okay. Dan kemarin kau menanyakan padanya tentang ada tidaknya aku di kantor untuk mengantarmu pulang. Apa itu benar?"

"I—iya. Ja—di?" Phebe baru saja mengerti dengan perkataan Harry. Ternyata ia jadi linglung diperlakukan bak sang ratu oleh Ashton.

"Temui aku besok siang di butikmu setelah aku rapat. Akan aku ceritakan semuanya. Bye, goodnight."

Panggilan pun berakhir.

Phebe meletakkan kembali handphonenya, lalu duduk di kursinya dengan raut wajah bingungnya.

"Harry?"

"Iya."

"Oh." Phebe hanya menganggukkan kepalanya.

Ashton ingin sekali Phebe terbuka tentang topik pembicaraannya dengan Harry, tapi apa daya? Ia segan untuk menanyakannya secara langsung.

***

Brigitta sudah berada di London.

Gadis itu datang ke kantor secara diam-diam, tanpa Niall mengetahuinya. 

Sampai-sampai, ia menyewa hotel demi itu. Padahal Niall pernah menyuruhnya untuk tinggal di rumahnya saja apabila Brigitta berada di London.

Sekarang Brigitta baru saja menyelesaikan rapat bersama Harry dan rekan-rekan lainnya di ruang rapat.

Saat semua ingin kembali ke ruangan masing-masing, Brigitta memanggil Harry.

"Harry."

Harry menolehkan kepalanya ke arah sumber suara dan menemukan Brigitta-lah yang memanggilnya.

"Ya, Bri?"

"Kau sibuk siang ini? Bisakah kita mengobrol sambil makan siang?"

Harry agak sedikit terkejut dengan pertanyaan Brigitta. Dia sedikit merasa percaya diri karena ia pikir gadis dihadapannya ini tertarik padanya.

"O—okay? Siang ini?"

"Iya. Apakah kau keberatan?"

"Oh tidak kok." Harry menggeleng dengan antusias.

"Baiklah. Kita bertemu di restoran langsung saja ya? Nanti aku kirimkan alamatnya dimana."

"Baik."

"Sampai jumpa, Styles."

Harry hanya melambaikan tangannya sembari memperhatikan Brigitta keluar dari ruang rapat tersebut.

"Tak ku sangka, ada juga yang tertarik padaku."

Malangnya Harry, ia tidak tahu siapa Brigitta sebenarnya.

***

"Thankyou." Brigitta mengucapkan terimakasih kepada pelayan yang mengantarkan pesanannya dan Harry. Mereka pun memakan makanan mereka terlebih dahulu.

"Jadi kau sudah berapa lama kerja di Horan Company yang berada di New York?" Tanya Harry.

"Ya, 3 atau 4 tahun. Eh, kira-kira sudah 3 tahun lebih. Bagaimana denganmu?"

"Sudah lama. Mungkin sudah menginjak 6-7 tahun." Brigitta mengangguk.

"Oh ya, aku mau bertanya padamu, Har." Brigitta menyuapkan makanannya ke dalam mulutnya untuk suapan terakhir.

"Kau kenal dengan gadis ini tidak?"

Harry mengangkat salah satu alisnya saat Brigitta mengotak-atik handphonenya, lalu ia memberikan handphonenya pada Harry untuk ia tunjukkan sesuatu.

Terpampang foto Phebe yang sudah di-crop sehingga menampilkan wajah Phebe saja pada layar handphone Brigitta.

DEG

"Wha—what?!" Gumam Harry sembari mengambil handphonenya di saku celana. Brigitta yang terkejut pun memperhatikan Harry dengan bingung. "Maaf, aku lupa sesuatu."

Brigitta hanya mengangguk sembari memperhatikan Harry dengan tatapan bingung.

Harry mengirimkan pesan pada Phebe cepat-cepat.

Melihat Harry memegang handphonenya, Brigitta juga ikut memegang handphonenya kembali.

To: Phebe Oneng

Be! Jangan tunggu aku. Aku masih ada urusan. Kau makan siang duluan saja. Nanti aku temui kau malam hari saja xx

"Aku kenal baik, dia sahabatku. By the way, mengapa kau bertanya tentangnya?" Tanya Harry setelah menyimpan kembali handphone miliknya.

"Ya, aku ingin bertanya seputar tentangnya." Kedua alis Harry bertaut, sedangkan Brigitta mengambil teh hangat di atas meja untuk ia minum.

"Apa gadis itu dan Niall punya suatu hubungan sebelumnya?"

*****

a/n: janji, bakal update cepet buat next chap:-)

thankyou guys for u who read this story. thankyouu guys for ur votes & comments. thankyouuu for u who has added this story to ur libr, pokoknya thankyou! I love u guys!

love, avissa xx

Find You | Niall HoranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang