Fourth Letter

448 141 31
                                    

Yang baru baca, baca dari Prolog, ya.

  

×××

Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, pun Liam bergegas segera pulang ke rumah, tapi, ia urungkan niatannya saat ia melihat Zayn yang baru saja keluar dari kelas Biologi. Sedikit berlari, Liam tepuk pundak Zayn, pria bernama tengah Javadd itupun terlonjak kaget.

“Liam? Bisa kau untuk memanggilku terlebih dahulu nanti? Itu cukup mengagetkan,” tukas Zayn seraya berbalik berhadapan dengan pria yang kini menyeringai padanya.

“Oke, maaf, tapi, aku hanya ingin bertanya, boleh?” pun Zayn dengan cepat mengangguk, “tadi pagi, kau bertemu dengan siapa? Maksudku, seorang gadis,” Zayn mengangkatkan sebelah alisnya tak mengerti, “engh—yang namanya berawalan Z, kau ingat?”

Zayn angkat sudut kiri bibirnya, tidak, tidak tersenyum, dia berpikir—mengingat, “hm,” gumamnya, “ya,” lanjutnya.

Pun Liam tersenyum, “siapa? Beri tahu aku, siapa?”

Zayn menarik napasnya, “Ziudith, Zee, Zura, Zyuri, Zesse, Zaq, engh—sebentar, um, Zchmidht, ya, kurasa hanya itu, aku lupa,”

“Oh, tak ada yang kukenal,”

“Memangnya ada apa?”

“Seseorang berinisial Z, tapi, di huruf Z-nya itu ada sebuah huruf V kecil, namanya unik, selalu mengirimiku surat dan alfabet, setiap hari akhir-akhir ini,”

“Alfabet?”

“Ya. Alfabet yang sudah kukumpulkan ada tiga, Zayn, huruf O, G, dan S, aneh, bukan?”

“Ya, dan—menarik, apa kau tidak mencari seseorang itu?”

“Louis pernah menyarankannya, tapi aku tidak mau,”

“Huh? Kenapa? Padahal akupun ingin ikut mencari tahu, ini benar-benar menarik, Liam,”

“Aku hanya ingin tahu, seberapa lama dia akan terus mengirimiku surat misterius yang hanya meninggalkan satu alfabet perharinya, bukankah itu jauh lebih menarik?”

“Boleh juga,”

“Oke, aku hanya menanyakan akan hal itu, terima kasih, Zayn, bye,”

Bye, Liam,”

•••

19 Agustus 2014

Shit! Kau banyak bicara, Black!’ batin Liam selama Mr. Black terus berbicara di depan tanpa jeda, dan itulah caranya menyampaikan materi, dan ini pulalah yang selalu Liam gerutukan dalam hati.

“Oke, kalian paham?”

Paham? Cih. Kau bercerita, Black, bukan memberiku materi,’ “ya, paham,”

Pun Mr. Black selaku dosen Biologinya itu pergi meninggalkan kelas, disusul oleh para mahasiswa serta gerutuan mereka.

Gerutuan Liam hilang seketika ia membuka lokernya dan menemukan surat beramplop hitam di urutan—tumpukan paling atas, pasti itu surat dari Ž, pikirnya, pun ia raih seluruhnya, dan kembali meminta Louis untuk membantunya, dan segera, ia pergi ke cafétaria terdekat.

“Sekarang huruf ‘E’, eh? Dengan koma di depannya? Jadi, ‘E,’? Duh—ini rumit, Liam, bisa kau bacakan suratnya?” pinta Louis setelah Liam mengeluarkan alfabet selanjutnya dari dalam surat beramplop hitam itu, dan—ya, Liam benar, amplop hitam itu dari Ž.

“‘Hi. Pasti kau bingung dengan munculnya alfabet yang diikuti koma setelahnya, itu berarti, kalimat yang akan kau susun nanti akan—um, kau lihat saja nanti susunannya, ok? Jadi, huruf apa saja yang sudah kuberi? O, G, S, dan E [dengan koma di depannya]. Kuharap kau cepat berpikir isi dari kalimatnya nanti. Bye. Sincerely, Ž.’, kau tahu, Louis? Ini benar-benar misterius, aku benar-benar ingin melihat akhirnya,”

Well, akupun sama. Kau ingin tahu reaksi Michelle saat kuberitahu soal jawabanmu itu?” Liam mengangguk, “tak menjawab, hanya saja—menjerit. Kurasa, dia benar-benar menyukaimu, Liam,”

Liam terkekeh pahit, “bagaimana mungkin? Dia bisa sebegitu melupakan Zayn, kau tahu sendiri ‘kan Zayn itu siapa? Dan sosoknya seperti apa? Aku kalah jauh dengan Pria Beralis Tebal itu,”

“Ha–ha, kau terlalu merendah, Bodoh,” pun Liam menyimpan kembali seluruh suratnya ke dalam tas, “ada lagi?” Liam menggeleng mantap, “oke, aku ada janji dengan Revhelle—kakak Michelle—,”

“Pergilah, kau berhutang cerita padaku setelah ini,” ucap Liam seraya tersenyum—cabul?

“Keparat, aku tidak akan menidurinya,”

Tawa Liam meledak, “ha–ha, santai, Kawan,”

 
 
 
×××

Jeez, gue greget banget pengen cepet-cepet cerita ini beres, soalnya, kata ade gue, endingnya seru, dan gue juga pengen liat reaksi kalian nanti pas baca endingnya, HA–HA. So, vote, sama comment yang banyak, biar semangat bikin ceritanya, yow.

Btw, gue baru nonton Fifty Shades of Grey siah. :(

Fourteen ≠ ljpWhere stories live. Discover now