Paint of Blood

5.6K 481 29
                                    

Hi!

Terima kasih semua atas dukungannya.

Karena sudah lama enggak posting, maka yang kali ini agak panjang.

Pssst... cerita ini sudah akan mendekati akhir looh.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

*some disturbing scenes ahead. Reader discretion is advised

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Berbeda dengan Ruang Musik yang terletak di sudut sekolah yang jarang didatangi, Ruang Kesenian berada di pusat sekolah. Sebagai kegiatan yang paling diminati oleh para siswi sekolah ini, Ruang Kesenian selalu terlihat paling ramai di jam kegiatan tambahan sekolah. Kegiatan kesenian diminati bukan karena para siswi itu mencintai seni atau menyukai kegiatan menggambar buah selama berjam-jam, tetapi kegiatan ini populer karena guru kesenian yang bernama Pak Hendy.

Apabila Pak Hendy berjalan di lorong sekolah, semua siswi menyapanya dengan senyuman manis, sementara para pria memandangnya dengan sinis. Guru kesenian ini memang terkenal sebagai guru paling tampan di sekolah, itu jika tidak dibilang cantik. Sosok Pak Hendy berkulit putih, dengan bulu mata yang lentik dan bentuk rahang yang sangat lembut untuk ukuran pria. Belum lagi badannya yang kurus namun terlihat kencang dan bahkan six pack-nya terlihat ketika ia berganti baju untuk mengikuti pesta olah raga di sekolah mereka. Perawakannya banyak membuat para siswi jatuh hati dan rela memberikan apa saja agar dapat menghabiskan waktu bersama dengan guru pria itu.

Guru tampan ini juga dikenal ramah kepada siapa saja, kecuali terhadap Ezky. Mungkin di antara murid pria, Ezky-lah yang paling terang-terangan mengakui ketidak sukaannya kepada guru ini. Ia tidak mau menyapa dan bahkan menolak untuk mengikuti kelasnya. Itu semua hanya karena Ezky pernah melihatnya merayu Lena. Tetapi, bukan hanya di situ masalahnya karena Ezky berhasil menyelamatkan Lena tepat pada waktunya. Hal yang selanjutnya ia lihatlah yang memicu ketidaksukaan berlebihan kepada Pak Hendy.

Di hari yang sama Ezky memergokinya sedang merayu Lena, ia juga melihat Pak Hendy sedang bersama dengan seorang murid pria, yang sayangnya tidak bisa ia lihat wajahnya. Kejadian itu memang tidak disengaja karena jendela Ruang Kesenian saat itu sedang terbuka dan ia sedang bersantai di gudang belakang sekolah. Tetapi yang dilihatnya saat itu benar-benar tidak bisa diterima akal sehatnya dan memicu kemarahannya. Berani-beraninya ia merayu semua gadis-gadis itu untuk membuka kakinya, tetapi nyatanya ia tidak punya perasaan apa-apa!

Ezky memang tidak punya kesempatan untuk mengetahui siapa murid pria itu, tetapi segelintir orang sudah tahu siapa murid pria yang punya hubungan rahasia dengan Pak Hendy yang tampan. Segelintir orang itu termasuk Mortis yang sekarang memanfaatkan guru itu untuk bermain-main dengan korban berikutnya.

***

Setelah membiarkan Bobby terkurung di dalam Ruang Kesenian dan tersenyum lebar saat mendengarkan suara putus asa pria itu, Mortis pergi ke ruang kelas yang ada di sebelah Ruang Kesenian. Kemudian, ia mengeluarkan micropone kecil yang disambungkan dengan sebuah kotak hitam kecil di ujungnya. Setelahnya ia mengeluarkan komputer tablet dan melihat Bobby yang sedang panik di layarnya. Ia lalu menggeser layarnya dan menemukan Gaby sedang berlari entah kemana. Sementara Ezky, Lena dan Sinta masih berkutat di lorong yang ada di seberangnya.

Ia akan berurusan dengan mereka nanti. Mainan yang ada di ruang sebelah tampaknya sudah tak sabar untuk bermain. Ia terkekeh dan kembali mengutak-atik komputer tabletnya, mengatur agar speaker hanya terdengar di Ruang Kesenian. Raut wajahnya sudah menunjukkan rasa tidak sabar.

School Game (M.O.D, #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang