"TAA-DAA!" ujar louis sembari memperlihatkan sebuah dinding dengan coretan gravity pada harry.
"Lou! It isn't funny!" balas harry yang kesal padanya. Harry pun memberikannya tatapan tajam.
"Oh C'mon harry!" louis pun mengambil sebuah kain bendera di dekatnya dan menyambit (Fuck! Gue butuh waktu lama cuma buat mikirin katanya ini) harry dengan bendera tersebut.
"Stop it!" ujar harry sembari menghindar.
"C'mon!" louis kembali menyambit harry dengan bendera itu.
"C'mon my little hazzy."
"Stop it- hahahaha!" ujar harry sembari tertawa karena louis terus menggodanya.
Rasa takut harry pun lama-kelamaan hilang. Louis pun mengajak harry berlarian di dalam gedung tersebut. Mereka pun berlarian sembari kadang memecahkan jendela untuk meramaikan suasana. Siapa yang peduli dengan bagunan tua itu? Bukankah bagunan tersebut akan lebih berharga ketika membuat orang tertawa dan bahagia?
"Harry!" teriak louis saat mereka memasuki sebuah ruangan. Harry pun mendekatinya dan mendorongnya hingga louis terjatuh, ia kemudian duduk di atas tubuhnya dan mulai menggelitikinya.
"Stop it! Stop it!" pinta louis sembari diselingi tawa. Harry pun memegang tangannya dan menahannya di atas kepala louis.
Louis terus memberontak hingga akhirnya ia terdiam dan menatap harry bingung. Harry tidak lagi menggelitiki louis, yang ia lakukan hanya menatapnya, menatap orang yang sangat di sukainya.
Ingin harry menciumnya, melihat tatapan louis yang mengarah padanya hanya membuatnya semakin yakin untuk menciumnya.Harry pun mencium louis sesaat. Ia takut dengan reaksi yang akan louis berikan, ia pun menatap louis lagi. Tatapan binggung dan perasaan jijiklah yang terpancar dari wajah louis. Harry tau louis straight, ia tahu louis hanya tertarik pada perempuan. Tapi apakah ia bisa merubah semua kenyataan itu?
Harry pun kembali menciumnya, kali ini ia mencium pipi louis. Ia pun kembali melihat ke arah wajah louis, di lihatnya louis yang menatapnya tajam. Harry pun mencium pipi louis yang lain dan mulai menciumi leher dan dada atas louis.
Mata louis pun terpejam, ia mulai merasakan sesuatu yang aneh. Semua anggota tubuhnya tidak bisa ia kendalikan, rasa jijik pada harry pun sudah terlupakan, yang ia inginkan saat itu hanyalah memiliki harry.
Harry pun melepaskan tangan louis dan mulai membelai rambut louis. Sementara tangan louis mulai bergerak memegang paha harry. Harry pun kembali mencium bibir louis, kali ini louis menerima ciuman itu, ia bahkan menggigit bibir bagian bawah milik harry.
"Ah.. harry take off your clothes." Harry pun mulai melepaskan bajunya, ia juga membantu louis untuk melepaskan baju miliknya.
Harry kembali menciumi dada dan dan perut louis, semakin turun hingga ia mencapai batas celana louis. Harry pun mulai membuka celana louis dan menggesekkan tangannya ke boxer yang sedang louis pakai.
"Semi- eh?" goda harry sebelum melepaskan boxer louis dan menghembuskan nafas hangatnya tepat di private area milik louis.
"Haz, just suck it!" perintah louis. Harry pun mulai memasukkan setengah milik louis kedalam mulutnya. Ia pun menghisapnya pelan, membuat louis stress dengan kenikmatan yang di berikannya.
"Haz.. hazz- uh.. uh..harry!" desah louis ketika harry mulai memainkan milik louis di mulutnya. Entah siapa yang mengajarinya, ia terlihat sangat ahli dalam melakukan hal tersebut.
"Harry! I'm close! Harry! Uh.. uh uh." Louis pun mulai mendekati klimaks nya. Harry pun kembali menghisap milik louis hingga akhirnya louis mencapai klimaksnya.
"FUCK!" teriaknya sembari memejamkan mata.
Harry pun melepaskan milik louis. Ia melihat kearah louis yang masih terpejam. Lelah, tentu louis merasa lelah. Ini adalah kali pertamanya ia mencapai klimaks sejak seminggu yang lalu. Harry pun duduk di samping louis sembari memperhatikannya terlelap. Harry tidak mau membangunkannya, tentu saja ia tidak tega dan lebih lagi ia takut ketika louis tersadar ia akan membenci harry selamanya.
Setelah menunggu beberapa jam, louis pun terbangun. Di kepalanya hanya rasa pusing dan kemarahan yang ia rasakan. Bagaimana bisa harry melakukan hal tersebut padanya? Louis pun langsung membenarkan celananya dan memakai bajunya. Di liatnya harry yang sedang duduk di sampingnya dengan kaki di tekuk dan kepala di sandarkan pada lututnya.
"Hi, lou." Sapa harry pelan. Louis pun tidak mendengarkannya, ia hanya berdiri dan langsung berjalan keluar meninggalkan harry.
Harry tahu louis pasti membencinya. Louis pasti tidak akan pernah mau melihat wajahnya lagi. Ia tahu bahwa tidak akan ada lagi louis yang selalu datang ke rumahnya setiap siang. Tidak akan ada lagi panggilan my little hazzy. Tidak akan ada lagi yang akan seperti louis.
"Louis!" panggil harry yang mengikutinya. Louis hanya mempercepat langkahnya mencari jalan keluar dari gedung tersebut.
"Lou!"
"Fuck!" umpat louis ketika mereka menemui jalan buntu. Louis pun memutar badannya tanpa menghiraukan harry.
"Louis!" panggil harry lagi ketika ia akhirnya bisa memegang pundak louis. Louis pun diam.
"Louis I'm so so-"
"SHUT UP!" sebuah tonjokkan pun berhasil mendarat di pipi harry, membuatnya terjatuh di atas pecahan jendela yang tajam.
"I hate you!" ujar louis yang kemudian langsung meninggalkan harry.
Harry hanya terdiam di tempatnya. Pahanya kini penuh dengan darah. Ia tidak tahu lagi harus bagaimana. Louis tidak akan membantunya. Kini ia sendirian. Di sebuah bangunan tua dengan luka menganga di pahanya. Ia pun menangis. Bukan hanya karena luka di pahanya, tetapi juga karena louis sudah tidak ada lagi di sisinya.
-Mr_Blackpants
KAMU SEDANG MEMBACA
Larry one-shot
FanfictionWell, gue mager bikin cerita panjang-panjang lagi karena ngga selesai mulu. Jadi gue bikin one-shot aja.. Isinya random yang jelas Larry HAHAHAHAHAHHAHAA