Louis sedang memainkan bassnya, ia tidak bisa tidur semalaman ini memikirkan harry. Kejadian kemarin membuat louis terus memikirkannya. Ia terus memikirkan tentang cara harry membuatnya menjadi tenang, caranya membuat louis nyaman berada di dekatnya.
"Ugh!" louis pun mematikan lampu kamarnya dan menyelimuti tubuhnya. Baru saja ia memejamkan matanya, terdengar ketukan dari pintu rumahnya.
Louis pun melihat keluar lewat jendela, di lihatnya tidak ada siapa pun di luar hingga akhirnya ia melihat harry sedang berdiri di kejauhan. Louis pun langsung keluar dan melesat mengejar harry.
"Hello." Sapa louis yang membuat harry terkejut hingga terjatuh. Sebuah bingkisan yang harry bawa pun ikut terjatuh.
"Lou- louis?"
"Well, aku mendengar ketukan di pintu rumahku." Wajah harry pun memerah. Betapa memalukannya ia terjatuh di depan louis.
"Need help?" ujar louis sembari mengulurkan tangannya. Harry pun menerima tangan louis dan berdiri.
"You have some mud on your face." Harry pun mencoba mengelap wajahnya.
"You can clean yourself in my house." Tawar louis pada harry.
"Please." Harry pun menikuti louis melewati beberapa genangan lumpur untuk menuju rumahnya.
"Oh, louis. ini, kau meninggalkannya kemarin. I hope you dont mind I washed it." Ujar harry sembari melepaskan syalnya. Louis pun membuka bikisan itu dan mencium bau hoodie nya, strawberry.
"Um.. Harry about the other night-"
"No- no. I'm sorry, I just not ready yet. We moving so fast and-"
"Are you afraid?" tanya louis, harry pun mengangguk.
"Well, I'm sorry too. I shouldn't leave like that."
"Its okay. By the way, where is the bathroom?" tanya harry.
"There. C'mon, we need to clean you- I mean you can clean yourself. You dont need my help." Ujar louis membuat harry tetawa kecil.
Harry pun mulai membersihkan tubuhnya dengan air. Tentu saja ia tidak akan menemukan sabun strawberry atau hal-hal berbau manis seperti yang ia miliki di kerajaan. Louis sepertinya jarang membersihkan tubuhnya, pikir harry. Harry pun mengeringkan tubuhnya dan memakai pakaiannya sebelum keluar dari kamar mandi. Di lihat nya louis telah menunggunya sembari membawa satu stel pakaian.
"Um.. Harry, bajumu kotor, kau mungkin mau memakai milikku?" tanya louis. louis benar, bajunya kotor tapi apa tidak apa ia memakai baju milik louis.
"So? Do you want to wear it?" harry pun mengganguk pelan, ia pikir percuma jika ia memakai baju yang telah kotor.Harry pun kembali masuk kedalam kamar mandi untuk mengganti bajunya.
Setelah harry merasa dirinya bersih ia pun kembali memakai syalnya. Louis tahu ini berarti harry akan pulang. Ia ingin bersama harry, ia ingin lebih lama bersama harry. Bodoh, apa yang telah merasuki dirinya. Bagaimana bisa ia mau berlama-lama dengan harry orang paling menyebalkan di seluruh kerajaan.
"Louis, aku pulang dulu." Ekspresi louis pun menjadi sedih. Tapi apa yang bisa ia lakukan, ia sendiri bahkan tidak tahu bagaimana perasaan harry terhadap dirinya.
"Be careful, harry." Louis pun melihat harry yang lama-kelamaan menghilang dari pandangannya.
Harry tengah asyik mengerjakan soal-soal yang ada di bukunya, ia memang suka mengasah otaknya dengan mengerjakan berbagai macam soal termasuk memecahkan sandi-sandi. Harry yang tengah asyik pun mulai terganggu ketika seseorang mengetuk jendelanya.
"Huh, tidak bisa kah orang-orang memakai pintu?" gumamnya sebelum membukakan jendelanya.
"Hi Harry!" sapa fionna dan cake yang masuk kedalam kamarnya.
"Sejak kapan kau mengunci jendela mu?"
"Kau tahu, semenjak kejadian Ice Queen waktu itu." Bisik harry pada fionna. Semua tahu kalau Ice queen memang mengincar para pangeran, terlebih lagi harry yang terkenal dengan ketampanan dan kepintarannya.
"by the way, kenapa kau tidak menggunakan pintu?" tanya harry.
"Oh aku kesini ingin mengajakmu nonton konser ini." ujar fionna sembari memberikan harry selebaran famflet konser.
"Rock. Aku tidak tertarik." Ujar harry sembari melihat selebaran tersebut.
"Well, louis sudah mengatakan kau pasti akan mengucapkan hal itu."
"Louis?" tanya harry, fionna hanya mengangguk. Harry pun membalik selebaran itu, terlihat tulisan louis yang mengatakan, 'Kau harus datang, tidak ada penolakan -Louis' harry pun menghela nafasnya dan segera berganti pakaian.
"Jadi kau ikut?" tanya cake, harry hanya mengangguk entah apa yang membuatnya menuruti perkataan louis.
Cake kemudian berubah menjadi besar, fionna pun mengajak harry untuk naik ke atasnya. Sepanjang perjalanan fiona terus memperhatikan harry yang terlihat gelisah. Ia pun menjadi penasaran pertama, mengapa louis mau mengajak harry? Ia tahu mereka berdua selalu bermusuhan jika berada di satu tempat bersamaan. Kedua, mengapa harry mau menerima ajakan louis?
"Harry, you wanna tell me something?"
"Well, Um.. I dunno."
"Oh. C'mon! You can tell me anything."
"We- we kissed." Mendengar itu fionna kaget. Bagaimana bisa dua orang yang di kenalnya bermusuhan bisa berciuman.
"Thats good right?" ujar fionna mencoba melihat dari sisi positifnya.
"I guess." Ujar harry sembari merebahkan tibuhnya di atas cake.
"Hey guys!" sapa louis.
"Louis what are you doing in here? What about your concert?" tanya fionna.
"Konsernya di undur. Entah apa yang terjadi." Ujar louis santai sebelum duduk di dekat harry.
"Louis!" teriak fionna.
"What?"
"Get back to your concert!"
"No! And this boy is mine." Louis pun langsung berubah menjadi kelelawar besar dan membawa harry menjauh.
"Good bye, girls!" teriak louis dari kejauhan.
"Louis, where are we going?" tanya harry. Sebenarnya louis sendiri tidak tahu kemana ia ingin membawa harry, yang ia inginkan hanyalah berdua dengan harry.
"Um.. there!" ujar louis saat ia melihat dark forest. Louis pun menaikkan harry ke punggungnya.
"Pegangan- kita akan naik." Louis pun langsung melesat naik membuat harry harus mencengkram bulunya supaya ia tidak jatuh. Ia pun bisa melihat konser louis yang sedang berlangsung, para fans sudah banyak berdatangan. Aneh, bukankah tadi louis bilang konser di tunda?
"LOUIS!" dan dengan teriakan harry itu ia kembali melesat turun. Harry pun terlepas dari tubuh louis, sementara itu louis kembali merubah tubuhnya. Harry pun semakin ketakutan ia semakin dekat dengan tanah. Louis pun meraih tangannya membuat harry menengok ke arahnya. Louis pun langsung mencium harry dan memeluknya. Mereka terus berpelukan hingga akhirnya mereka terjatuh, louis menggunakan dirinya sebagai alas harry. Beruntung bagi louis yang memang bisa menyembuhkan dirinya secara cepat, namun tidak bagi harry, ia merasakan kaki kirinya seperti hancur.
"Louis, kau bilang konsermu di tunda?"
"Well, aku malas. Hari ini aku hanya ingin bersamamu." Balas louis sembari tersenyum ke arah harry yang masih ada di dalam dekapannya. Mendengar jawaban itu harry melepaskan pelukan louis dan mencoba untuk berdiri.
"Kau punya tanggung jawab louis, dan tega sekali kau meninggalkan orang-orang yang suda bersusah payah ingin melihatmu." Ujar harry.
"Memangnya kenapa, huh? Itu adalah caraku. Aku tahu kau memang sangat penting di kerajaan ini. semua orang selalu memandangmu, tuan yang bertanggung jawab." Balas louis sinis.
"Fine, I'm leaving." Harry pun meninggalkan louis dan masuk menuju dark forest. Sebenarnya ia tahu itu keputusan bodoh, terlebih lagi dengan kakinya yang terluka. Louis pun memadangi harry yang jalan tertatih-tatih kedalam hutan dengan tatapan sinis.-Mr_Blackpants
KAMU SEDANG MEMBACA
Larry one-shot
FanficWell, gue mager bikin cerita panjang-panjang lagi karena ngga selesai mulu. Jadi gue bikin one-shot aja.. Isinya random yang jelas Larry HAHAHAHAHAHHAHAA